Kamis, 30 Desember 2010

Sebuah Penurunan

Pembawa acara kondang Tantowi Yahya pernah bilang: Life is not Christmas everyday. Maksudnya ya kurang lebih hidup itu kadang-kadang susah, kadang-kadang seneng. Atau kalo menurut candaan temen saya yang arek Malang: di dunia, ada dua jenis makanan: yang enak, dan yang enak banget (eh, beda, ya?). Ya pokoknya gitu deh. Dalam kasus saya pepatah ini artinya adalah: kadang-kadang saya punya mobil tua, kadang-kadang punya mobil yang tua banget!

Saya yang seumur-umur belum pernah beli mobil baru, minggu kemarin akhirnya beli mobil second di sini (itu juga setelah menjual mobil yang dulunya juga beli second di Jakarta!). Mobil yang terbeli ini merknya Hyunday Accent tahun 1997. Sudah tua bangka bukan? Ini ibaratnya dua buah penurunan: biasanya saya pakainya merk Toyota (termasuk mobil dinas juga dulu Kijang, juga mobil di Amrik dulu yakni sebuah Corolla Twin Cam!), kali ini cukup mobil negeri ginseng aja. Penurunan kedua, ini mobil usianya udah 13 tahun! Waktu di Amrik tahun 2001, saya beli mobil tahun 1991 (usia sepuluh tahun!). Yah sudahlah, yang penting bisa nglundung! Harganya $1.750 dapet dari temen sesama Indonesia. Pajak dan balik nama $65. Memang harga mobil bekas di sini lebih murah dari di Indonesia. Dengan harga segitu, dapetnya sebuah mobil yang sedikit ada lecet-lecetnya, plus kalo distart terdengar suara menjerit (kayaknya di dinamo starter) yang membuat orang selapangan parkir nengok semua. Sampai sekarang belum sempat dibetulin.



Beli mobil di sini gampang (tentu saja kalo ada duitnya!). Tinggal si penjual dan pembeli mengisi formulir jual beli, pembeli membayar, kemudian si penjual mengirim formulir tersebut ke Samsat sini, seminggu kemudian saya dapet tagihan balik nama dan pajaknya lewat pos. Tinggak bayar pajak tadi lewat internet, udah sah deh mobil jadi hak milik. Sesudah dibayar, tentu STNK akan dikirim lewat pos juga ke rumah. Tidak pakai esek-esek nomor rangka dan nomor mesin, dan tidak usah pakai calo buat ngurus balik namanya! Bahkan ini lebih canggih dari Amrik dulu yang tetap harus ke Samsat buat ngurus balik nama dan dapet plat baru. Kalo di sini, plat nomernya tetap yang lama. Di Amrik, plat nomoer melekat di orang, kalo di sini plat nomer melekat di mobil. Pokoknya, ibaratnya kalo kata pos kota, itu mobil sudah siap luar kota. Yang sayangnya, dalam kasus saya: belum siap luar kota karena starter yang menjerit tadi!

Jumat, 24 Desember 2010

Giliran Anaknya yang Sekolah

Setelah Aby nyampai di sini, tentunya selain jalan-jalan, juga dia wajib sekolah. Sesuai petunjuk dari Curtin, saya harus lapor dulu ke International Officenya Curtin untuk dapet surat pengantar. Segera kami meluncur ke kampus ketemu Chris, nenek-nenek baik hati yang ngurusin masalah itu. Setelah basa basi sejenak, dia segera menelpon SD negeri terdekat dengan tempat tinggal. Rupanya sekolah di sini juga mengenal rayonisasi, artinya kalau saya tinggal di daerah X ya sekolahnya harus di SD deket situ. Makanya si Chris segera menelpon Victoria Park Primary School dan nanyain apa ada kursi kosong. Ternyata masih ada kursi kosong buat si Aby. Setelah menunggu 15 menit surat pengantar sudah di tangan untuk dibawa ke sekolah baru tersebut. Cepet juga ngurusnya..

Besoknya, dengan menumpang bis, kami tiba di SD tersebut. Setelah menunjukkan surat pengantar, lalu mengisi beberapa formulir. Anak penerima beasiswa ADS statusnya disamakan dengan penduduk asli, sehingga Aby gak usah bayar uang sekolah. Lumayan juga ya? Hanya perlu membayar sumbangan sukarela saja (kayak di Indonesia!) sebanyak $45, sama dua setel seragam yang harus dipakai setiap hari. Baju kaos biru muda satunya $18, sama dua buah celana pendek sedengkul yang satunya $22, sama topi $10, walaupun mungkin baju dan celana yang sama bisa dibeli di Pasar Senen seharga 50rb rupiah saja. Buku pelajaran dan alat tulis beli sendiri. Ya gak apa-apa lah, mau gimana lagi.

Segala urusan kelar dalam waktu satu jam, dan si Aby udah resmi jadi murid di situ, dan mulai masuk 2 Februari nanti! Oya, dia juga nanti masuknya di kelas empat, padahal di Indo dia baru kelas tiga. Karena tahun ajaran dimulai Januari, maka lumayan si Aby loncat kelas setangah tahun!


Wow Factors (yang tidak terlalu wow...)

Setelah menunggu hampir selama enam bulan (yang merupakan enam bulan terpanjang dalam hidup saya) akhirnya anak dan istri saya menyusul juga ke negeri kanguru! Kalo istri saya mah udah pernah tinggal di LN jadi ya pasti gak ada masalah! Tapi buat anak saya si Aby tentu lain lagi! Ceritanya dia mulai heran sejak pesawat transit di Bali, karena penumpang berikutnya ke Perth sebagian besar bule! Pasti ini bule terbanyak yang dia lihat dalam hidupnya, walaupun dia lahir dan menghabikan 1 tahun pertamanya di Amrik pasti dia tidak ingat bahwa dia pernah hidup di negara yang bulenya jauh lebih banyak!



Nah, pertanyaannya gimana dia enjoy sama Perth? Kalo kata temen saya yang motivator, untuk mengatasi hal itu jangan dilupakan 'wow factor'. Maksudnya, tunjukkan pada anak hal-hal yang hebat di sini, supaya si anak takjub dan berikutnya terkesan sehingga betah. Makanya, saya tunjukkan aja hal-hal 'hebat' di sini yang sesungguhnya biasa aja: tinggal di apartemen di atas (kan biasanya rumah ada di atas tanah), pakai vacum cleaner untuk bersih-bersih (kalo di rumah kan ada si mbak!), pakai mesin laundri dan pengering yang nyalainnya harus pakai koin, lihat truk pemotong dan penghancur pohon, nonton truk sampah yang punya lengan pengangkat tong sampah, nyebrang jalan yang harus mencet bel dulu, masuk kompleks apartemen yang pakai kunci magnetik, sama kotak pos yang pakai kunci!

Ternyata sejauh ini semuanya berjalan lancar dengan 'wow factor' yang sebenarnya tidak terlalu 'wow' itu!

Saya Disidang!

Seminggu sebelum candidacy, pak prof bilang saya harus menyelidiki tempat presentasi candidacy saya, karena tempatnya baru, bukan tempat biasa ngumpul di business school yang kebetulan sedang direnovasi. Walah, harus belajar ngeset peralatan di tempat yang baru nih! Pasalnya minggu itu saya sudah latihan presentasi di boardroom business school (di depan sekitar 6 profesor dan beberapa student di CBS), sudah tau di mana nyari notbuk sama proyektornya sekalian.

Hari H minus satu, saya meluncur ke tampat baru. Setelah nanya ke mbak resepsionis bule di situ, saya segera ditunjukin tempat yang baru. Wah, ternyata malah lebih enak, sudah ada computer, proyektor, dan layarnya sekalian terpasang, jadi tinggal masukin USB doang. Kalo di tempat lama, harus nggotong-gotong notbuk, proyektor, dan tanpa layar karena langsung nyorot ke tembok. Setelah mencoba di tempat baru ternyata lancar, tidak lupa saya nanya ke mbaknya di mana letak toiletnya! Ini penting lho, siapa tau saya mendadak kebelet tepat sebelum presentasi! Bahkan, saya punya temen pengajar public speaking, dia juga bilang bahwa hal pertama yang harus ditanyakan ke penyelenggara seminar adalah di mana letak toiletnya, karena dia sendiri walaupun sudah melanglang Indonesia, tetap harus pipis dulu lima menit sebelum ngomong!

Akhirnya hari H telah tiba. Bangun tepat jam lima, habis mandi saya ganti baju. Enaknya baju yang gimana ya? Apa pakai jas terus dasi sekalian, tapi kok saya liat professor di sini tidak ada yang berdasi, bahkan bersepatu kanvas sama baju lengan pendek. Apa saya pakai baju tangan pendek juga? Tapi takut kedinginan, nanti malah gampang kebelet! Akhirnya saya putuskan pakai jaket eselon dua saya. Bukan karena saya sudah eselon dua, tapi itu adalah jaket item pakai resleting di depan yang ngetren dipakai para pejabat eselon dua kalo lagi rapat di kantor dulu! Oke kayaknya mantap nih!

Acara dijadwalkan jam 10, saya udah di TKP jam 9. Setelah mengetes computer ternyata semua berjalan lancar, saya lihat meja di deket dinding, banyak plakat dari universitas di luar negeri yang terpajang di sana, rupanya Curtin banyak dikunjungi universitas luar negeri, terbanyak dari Cina. Ada pula dari Singapure, Malaysia, Hong Kong, India, dan tidak ketinggalan ada dari Unissula dan UNS! Lumayan, ada wakilnya dari Indonesia!

Pukul 9.30 ada mahasiswa datang bersama satu temennya, rupanya sesudah saya candidacy, giliran dia berikutnya. Pukul 9.50 profesor pembimbing saya dan pembimbing dia juga datang. Lah, mana yang lain? Katanya setiap candidacy biasanya ada sekitar 6-8 profesor penguji yang datang plus sekitar 5-6 mahasiswa yang mau nonton. Lha ini kok cuma ada satu profesor pembimbing saya sama satu pembimbing dia, terus satu student temen saya dan satu student temennya presenter berikutnya! Jangan-jangan kekurangan orang terus dibatalin nih, padahal persiapan sudah matang! Pukul 10, professor saya nelpon ketua tim penguji. Masya Allah ternyata dia lupa kalo hari itu harus datang! Wah, gimana nih, mosok ketuanya lupa. Pak ketua berjanji akan segera melucur dari rumah ke TKP, kan rumahnya deket. Jadilah acara ditunda sampai jam 10.30. Setelah pak ketua datang, acara segera dimulai dengan peserta hanya tiga professor plus dua student penonton. Profesor penguji yang lain tidak nampak batang hidungnya! Apa mereka juga pada lupa? Alamak, ini serius apa gimana?

Mulailah saya presentasi! Ternyata saya tidak berkeringat dingin seperti yang saya bayangkan, karena ternyata para profesornya tidak bertampang serius malah pasang muka santai. Juga mereka nanyanya juga bukan mau ngejatuhin, cuman nanya biasa doang! Wah, cuman begini doang tho candidacy itu! Habis presentasi sekitar setengah jam plus 20 menitan tanya jawab, saya disuruh keluar sebentar, mereka mau diskusiin vonisnya! Lima menit kemudian saya disuruh masuk kembali dan ternyata candidacy saya gak ada masalah, tidak ada yang harus diubah barang satu huruf pun! Cihuy! Berarti gelar saya nambah jadi PhD candidate nih! Hehehe..

Saya denger-denger ada juga beberapa candidacy yang hasilnya mengharuskan perubahan proposal, entah metodenya, entah landasan teori, entah latar belakangnya, baik sedikit ataupun banyak! Berarti saya beruntung nih, tidak harus mengubah satu kata pun di proposal, dapet professor yang gak reseh, sama penguji yang baik-baik, plus banyak penguji yang tidak datang di acara itu! Memang bener juga pepatah yang mengatakan: orang bodoh kalah sama orang pinter, tapi orang pinter kalah sama orang yang beruntung!

Minggu, 05 Desember 2010

Pengamen Terorganisir

Siang tadi habis makan siang di city (sebenarnya bukan makan siang tapi cemolan berupa salad udang makaroni salmon yang sangat maknyus!), keluar dari foodcourt lamat-lamat terdengar petikan gitar lagu Stairway to Heaven. Wah, mantap nih, udah lama saya gak mendengar music live (terus terang sejak menikah sampai dengan punya anak, saya jadi jarang nonton musik live, kecuali kayaknya 2 kali nonton Jak-Jazz dan beberapa kali nonton Jajan Jazz di BSD. Waktu bujangan dulu, minimal sebulan sekali saya ke Ancol nonton Friday Jazz Nite yang gratis tapi keren itu!).

Sampai di luar, betapa terkejutnya saya, karena yang main gitar tadi adalah seorang anak kecil bule yang kira-kira baru berumur 11 tahun! Wah, keren deh! Ini gambarnya:


Selesai memainkan lagu itu, dia mainkan lagu berikutnya: Smoke on the Water! Wah, tambah keren nih. Tentu saja sehabis dia memainkan lagu itu banyak penonton (termasuk saya tentunya, karena prinsip saya adalah kalo saya terhibur, saya harus ikut menyumbang duit!) pada menyemplungkan dolarnya ke kotak amal yang tersedia....

Pada kesempatan lain, ada pula pengamen bapak-bapak dengan pianonya:


Bapak ini juga lagu-lagunya enak, sejenis lagu piano yang lembut macam Fur Elise atau instrumen model-model David Clayderman gitu. Paling cocok didengerin kalo suasana hati lagi adem (misalnya sehabis terima transferan allowance dari ADS!)

Sebenernya yang lebih patut diberi kredit adalah tentang bagaimana the City of Perth (ini nama resminya), bisa memenej kegiatan seperti itu. Pemusik atau penampil bisa dengan tenang mengeluarkan kemampuan terbaiknya (tentunya dengan aturan yang jelas, termasuk berapa sewa tempatnya). Penonton juga senang bisa mendapatkan hiburan dari penampil yang keren, tidak tatoan, badannya bersih, dan berwajah tidak sangar!

Sebuah contoh bagaimana mewujudkan the win-win-win situation!

Rabu, 01 Desember 2010

Ternyata Bukan Hanya Orang Indonesia Yang Suka Barang Bekas

Seperti yang pernah saya bilang, salah satu cara mendapatkan barang murah adalah kalo lagi ada pasar barang bekas. Di Perth, setiap 3 bulan ada pasar kayak gini, di aula yang gede banget, namanya Selby.

Lihat gambar berikut:


Itu adalah suasana antrian di pintu masuk pasar tersebut. Ternyata bukan hanya orang Indonesia yang gemar, melainkan mayoritas pengunjungnya juga para bule yang tanpa sungkan-sungkan mencari barang second!

Kesimpulannya: di negeri orang gak usah malu-malu!

Rabu, 24 November 2010

Tepat Waktu

Hari ini saya ada janjian ketemu si prof jam 10.30. Karena lagi gak ada kerjaan saya datang lebih awal dan mengetuk pintu kantornya jam 10.23. Terus pintu dibuka dan saya disuruh masuk. Dia bilang: Wah, kamu kecepetan tujuh menit. Saya ngopi dulu ya di bawah, kamu baca-baca aja buku-buku di ruangan saya ini, nanti jam 10.30 pas saya balik lagi kesini...

Ya ampun, mau ketemu aja harus pas bener jam 10.30, gak bisa dicepetin dikit...

Minggu, 21 November 2010

Macam-macam Pasar

Kali ini cerita tentang pasar, karena kegiatan akademis dan jalan-jalan lagi sepi. Ini khusus buat Anda yang belum pernah ke luar negeri...

Yang pertama tentu saja pasar swalayan, ya semacam Giant atau Carrefour, ada yang besar dan kecil mirip-mirip Alfamart atau Indomart. Tidak ada yang istimewa di sini, cuman aneh aja ternyata swayalan di Perth sini ada jual indomie goreng maupun kuah, serasa di Indonesia saja.

Yang kedua, pasar oriental alias Asian market, ada yang besar ada yang kecil. Mungkin di Perth sini ada sekitar 10. Kalo di tempat gini semua bumbu lengkap, termasuk bumbu instan produk indofood atau bambu atau kokita. Juga ada tempe, krupuk ikan, tahu, bandeng presto, sayur asem/lodeh/lontong sayur/sambel goreng dalam kaleng, pete, baso, somai, onde-onde, marning, teh kotak, kacang panjang, toge, duren, lapis mariza, krupuk kampung, peyek kacang, dan lain-lain yang kalau di Indonesia biasa aja di sini lezat banget.

Terus ada Sunday Market alias pasar minggu, tempat orang menjual barang bekas. Segala rupa ada dari alat dapur, pakaian, mobil, alat listrik, alat mancing, dekorasi. Kalau di BSD seperti flohmak, yang sekarang katanya udah punah. Saya belum pernah membeli apapun di tempat ini walaupun sudah pernah liat. Soalnya barangnya jelek-jelek.

Ada lagi garage sale, tempat jual barang orang yang mau pindah alamat. Biasanya adanya di hari Sabtu atau Minggu. Untung-untungan aja kalau pas lewat dan barang masih banyak kita bisa beli barang murah. Yang dijual biasanya barang rumah tangga, furnitur, buku, alat elektronik, mainan, segala rupa tergantung orang yang mau pindah. Saya pernah membeli TV 21 inci seharga $20.

Nah, ada lagi farmers' market, isinya pasar yang gede banget menjual barang hasil bumi dengan harga grosir tapi belinya mesti banyak. Misalnya sekarung apel harganya $10, atau sekeranjang kol harganya $25. Buah-buahan satu kotak karton cuma $15, wortel satu ember $20. Mungkin yang beli kebanyakan pemilik warung, atau yang mau nyetok selama sebulan.

Satu lagi yang saya seneng adalah pasar ikan. Yang dijual ikan-ikan segede gaban, misalnya ikan salmon segede bayi gajah, atau kakap segede bantal. Bayangin kalo beli, bisa dimakan berapa bulan tuh? Saya cuman seneng aja liatnya, belum pernah beli. Biasanya temn-temen patungan beli ikan raksasa itu lalu dibagi rata, soalnya harga jauh lebih murah dibanding swalayan.

Demikian laporan pandangan mata mengenai pasar. Lain kali akan saya post mengenai macam-macam warung makan...

Kamis, 18 November 2010

Kebanggaan Almamater (?)

Salah satu indikator kebanggaan civitas akademika (halah!) terhadap universitasnya adalah dengan menjawab pertanyaan apakah Anda melihat banyak orang memakai kaos universitas (tidak peduli apakah universitas itu di dalam atau di luar negeri). Kalau Anda melihat banyak orang wira-wiri dengan baju/kaos bertuliskan nama universitas tempat dia belajar, maka dipastikan bahwa si pemakai bangga dengan kampus tempat mereka belajar. Kalau sebaliknya, ya berarti sebaliknya. Demikian pengamatan saya yang belum tentu ilmiah ini (kalau ilmiah, blog ini sudah menjadi disertasi namanya!)

Contohnya, saya bandingkan Curtin dengan Duke (catatan: ada salah seorang pembaca blog ini yang chatting dengan saya, menyebut saya sebagai 'ahlinya ilmu perbandingan' soalnya banyak tulisan saya yang katanya banyak memperbandingkan sesuatu dengan yang lain. Betul juga ya?). Di kampus maupun di sekitar kampus dulu saya banyak sekali melihat orang memakai kaos seperti ini dengan segala variannya:


Sebaliknya selama saya satu semester di sini sangat sedikit saya melihat orang di kampus (apalagi di luar kampus) memakai kaos seperti ini, tentu dengan segala variannya:


Gejala apa ini? Dengan sangat menyesal (dan tidak ilmiah), maka saya duga para student di Curtin tidak begitu bangga dengan Curtin-nya. Sebabnya bisa bermacam-macam, kemungkinan besar karena Curtin hanya menduduki peringkat kesekian di antara universitas di seluruh Australia ini. Maklumlah ini adalah universitas negeri yang dananya dari pemerintah, yang bayar kuliahnya gak begitu mahal...

Sebaliknya dengan Duke dulu, dia adalah anggota top ten universitas terbaik di Amrik sana, swasta yang bayarnya mahal (bahkan mungkin banyak yang bangga lho bisa sekolah di universitas mahal! Untung dulu saya gratis!), terus punya prestasi olahraga yang membanggakan, yakni juara basket antarperguruan tinggi (NCAA) Amrik selama 4 kali! Nah, tahu kan sebabnya mengapa banyak orang berseliweran pakai kaos Duke?

Moral of the story? Kalau Anda ingin kuliah di tempat yang bergengsi (entah dari segi apapun), cari aja kampus yang banyak orang pakai kaos almamater!

Selasa, 16 November 2010

Pengumuman Penting Dengar Hai Dengar

Akhirnya hari H-nya telah tiba! Saat sangkakala kecil ditiup oleh para petinggi Curtin untuk menentukan apakah saya berhak menyandang 'PhD Candidate'. Pada hari itulah saya harus mempertahankan proposal saya di depan 9 orang penguji yang bergelar profesor semua! Hi....serem...

Berikut adalah pengumumannya dari Business School:

Orang Jawa Naik Bis

Tadi siang sehabis saya belanja di City, saya naik bis pulangnya. Di halte depan, ada tiga orang naik, satu bapak-bapak sekitar 50 tahun, satu ibu-ibu berkerudung, dan satu cewek yang keliatannya anaknya. Dari penampakannya mereka tampaknya orang Jawa. Eh, ternyata mereka duduk di depan saya. Ibu dan anak tepat di depan saya dan bapaknya ada di kursi depan mereka. Mereke lalu ngobrol. Berhubung si bapak ada di kursi depan, maka mereka ngobrolnya rada keras, dan gak sadar terdengar orang lain. Saya yang ada di belakangnya senyum-senyum sendiri, karena ternyata mereka ngobrol pakai bahasa Jawa! Begini kira-kira transkripnya:

Ibu (I): wah, larang yo kaose kuwi mau , mosok regane $12
Bapak (B): Iyo, wong larang ngono kok dituku..
Anak (A): Iyo ibuk piye sih, wong kaos ngono kok yo dituku..
I: Lha wis piye meneh, wong nggo anak lanang. Piye jal..
A: Eh, kae lho buk, hotel sing aku nginep pas tekan kene pertama!
B: O kuwi yo..
I: Lho kok fotone mbiyen ketoke ning ngarep Sangrila...
A: Iyo kuwi mbiyen sengojo, padahal Sangrila kuwi neng jejere.. aku yo hotel sing cilik kuwi sing murah..
I: O alaah..
I: Piye, sesuk sido nang Fremantle?
B: Yo sido no..
A: Iya, tapi ojo tuku kaos sing larang-larang yo..

Demikianlah, mereka ngobrol dengan santainya, gak peduli bahasa asing mereka didengar para bule yang terbengong-bengong. Mungkin para bule itu mikir: "What the hell are they talking about?"

Sementara saya mikir: ini Perth apa Pasar Klewer?

Rabu, 10 November 2010

Serasa Nonton Tukul Arwana..

Kalau saya berangkat ke kampus siang (kan PhD student datang ke kampus suka-suka!), saya di rumah suka nonton dulu acara jam 12 siang di Channel 9. Nama acaranya Ellen Degeneres Show (kayaknya gak ada di Indovision), bentuknya talk show dengan bintang tamu yang berbeda-beda. Ini acara impor dari Amrik, bukan buatan Australia. Yang membuat saya tertarik adalah penyajian acaranya kayak acara (Bukan) Empat Mata ala Trans7 yang dulu saya gemari. Pembukaannya biasanya si Ellen pembawa acara dance dulu, mirip Tukul dengan jogednya Diobok-obok(Joshua). Terus ada juga si DJ yang lucu, namanya Tony yang berkulit hitam--ini mirip sama temennya Tukul yang jenggotnya dikepang, saya lupa namanya (Pepen ya?)-- yang juga suka dibecandain si Ellen. Ellen ini juga lucu banget, Tukul kan juga lucu walaupun suka menyerempet-nyerempet!


Bedanya kalau si Tukul bergaya bloon dengan membaca pertanyaan di komputer, kalau Ellen langsung nanya. Ada juga nyanyinya, kuis yang hadiahnya lumayan, terus foto-foto lucu. Saya curiga jangan-jangan ini nyontek Empat Mata (atau kebalik?)...

Selidik punya selidik, ternyata si Ellen ini termasuk wanita berpenghasilan tertinggi di Hollywood sana dan bertengger di urutan 7 dengan penghasilan setahun 56 juta dolar (gak tau berapa rupiah tuh!). Kayaknya si Tukul dulu juga termasuk artis berpenghasilan tertinggi ya?

Yang sangat berbeda lagi adalah Ellen ini walaupun wanita ternyata dia ini pecinta wanita juga! Bahkan pernah salah satu tokoh yang diwawancara adalah 'istri'nya sendiri, seorang pengarang buku. Dengan tidak sungkan-sungkan, waktu dia memperkenalkan tamunya, dia bilang: sekarang sambutlah istri saya, si A... (namanya say gak inget). Maklumlah kan mereka tinggal di California yang undang-undangnya membolehkan perkawinan sesama jenis, dan rupanya mereka sudah disahkan sama penghulu sana.

Nggilani...

Selasa, 09 November 2010

Sekilas Info

Berbarengan dengan kedatangan Presiden Barrack Obama (ini kan presidennya anak saya, karena Aby lahir di Amrik yang sekaligus menjadi warga negara Amrik) ke Jakarta, maka istri saya kemarin mengambil visa dari Kedubes Australia. Setelah melalui pengujian kesehatan sebanyak 5 kali (dan ngabisin duit), maka sahlah sudah keluarga saya akan menyusul ke sini. Memang, Australia termasuk negara yang agak sulit dimasuki karena syarat kesehatan yang rumit. Tapi ya biarpun ngomel panjang pendek, mereka juga yang membiayai pendidikan saya di sini, jadi ya take it or leave it deh...

Jadi nanti blog saya bukan hanya cerita mengenai saya doang (udah pada bosen kan?), tapi juga mengenai kehidupan kami sekeluarga di sini, misalnya caranya ndaftarin sekolah anak, suka duka hidup berkeluarga di sini dengan duit yang terus terang rada mefet, terus mengenai jalan-jalan (kalo ada duit lebih!). Tunggu berita berikutnya ya?

Rabu, 03 November 2010

Didatengin Polisi Pagi-pagi

Tadi pagi sekitar jam 7 waktu saya lagi asyik-asyiknya nonton tivi siaran ulang Chelsea vs Spartak Moscow di Liga Champions, tiba-tiba saya dikejutkan suara orang mengetuk pintu, eh, tepatnya orang menggedor pintu "dog!dog!" kenceng banget (Catatan: orang bule memang kalo mengetuk pintu kenceng banget. Istri saya dulu waktu di amrik suka terkaget-kaget kalo ada Fedex atau piza delivery datang ngetuk pintu apartemen!).

Segera saya buka, dan di luar terlihat dua bule berdasi sambil megang map. Dia lalu ngomong 'saya polisi' sambil memperlihatkan badge-nya. Saya kontan terkaget-kaget, salah saya apa? Apa gara-gara saya gak pake toilet paper saya ditangkep polisi? (hint: saya pakai ember plus gayung, hehehe!). Dia lalu njelasin bahwa ada perampokan minggu lalu deket tempat saya tinggal, apakah saya melihat hal-hal yang mencurigakan? Wah, kontan saya bilang 'ampun, nggak, pak pol, saya orang baik-baik'. Oke, dia bilang, trims. Saya jawab 'no worries, mate!' (niru orang ostrali nih!). Segera kedua polisi melanjutkan mengetuk, eh, menggedor pintu-pintu apartemen sebelah.

Bikin deg-degan aja pagi-pagi...

Selasa, 02 November 2010

Kenapa Namanya Jadi 'Bembeng' Ya?

Berhubung PM Australia Julia Gillard lagi berkunjung ke Indonesia, maka tivi-tivi di sini pada sibuk memberitahukan pertemuannya dengan Presiden SBY di Jakarta. Beritanya sih sebenarnya biasa-biasa saja, tapi yang bikin saya ketawa adalah cara mereka mengucapkan nama presiden kita. Mereka bilangnya [Susilo Bembeng Yudhoyono]. Ngucapin Susilo sama Yudhoyono-nya udah bener, tapi masak Bambang dibaca Bembeng (itu lo bacanya pakai 'e' coret seperti 'e' dalam kata 'beng-beng' makanan anak-anak!). Tiap kali denger itu saya pingin ketawa!

Gak tau ini salah siapa, apa produsernya, apa pembaca beritanya, apa Deplu yang gak ngasihtau lafal yang benar?

Senin, 01 November 2010

Tuh kan Bener, Menulis Itu Susah...

Ceritanya proposal saya yang sebanyak 10 halaman itu sudah selesai, dan siap untuk candidacy, artinya disidang, tanggal 9 Desember nanti. Sementara ini sudah lolos dari pak profesor pembimbing saya yang baik hati dan tidak sombong itu. Pesan beliau cuma dua: kamu harus gladi resik presentasi tanggal 17 November dengan power point, dan bahasa enggres di proposalmua harus di-polish (ngerti ora maksude, son?!)

Perintah yang pertama mah gampang, kan waktunya masih lama sampai dengan 17 November. Nah yang kedua itu yang saya harus membuat jadwal konsultasi sama pembimbing bahasa di the Learning Center. Segera saya email proposal 10 halaman saya tersebut kepada Dr. John, nyuruh dia ngeliatin sama minta waktu buat konsultasi.

Email saya kirim Jumat pagi, eh, Senen pagi jawaban dari dia sudah nongol! Cepet juga ni bule, gak ada kerjaan apa?! Setelah saya buka email ternyata bukan jadwal ketemu yang ditentukan, malah dia sekaligus sudah mengedit proposal saya sesuai ejaan enggres yang baik dan benar! Cihuy, gak usah repot-repot nih! Biasa, di email dia memuji karya saya sebagai yang sudah excellent. Ternyata yang eks celeng, eh salah excellent tadi, masih banyak banget kesalahannya!

Bayangin, saya dulu yang juara pertama TOEFL seangkatan waktu pre-departure menjelang ke amrik dulu, ternyata masih buanyak banget kesalahannya! Baru di bagian pertama, yaitu abstract-nya (buat para pembaca yang belum pernah bikin paper ilmiah di luar negeri, tak kasitau ya bahwa bagian pertama tulisan ilmiah adalah ringkasan atau abstraknya, bukan 'pendahuluan' ala paper mahasiswa Indonesa!), terdapat sebanyak 22 kesalahan, padahal si abstrak ini panjangnya cuma satu paragraf!

Saya terusin baca editan dia sampai selesai, ternyata dari 10 halaman ada sebanyak 316 kesalahan! Lho kok bisa apa saya ini mendadak jadi bego? Gak tau ya, saya kan gak bisa menilai diri-sendiri! Yang pasti kesalahannya adalah: salah narok the atau a atau an, atau menggunakan on dan of yang gak tepat, atau menggunakan kata yang kurang canggih (yang ini sih presentasinya sedikit ), lalu kapan bentuknya present tense kapan past tense...pokoknya yang gitu-gitu deh...Untung gak jadi ketemu dia, lha wong udah dieditin sekalian, jadi gak usah malu!

Karena itulah dua tiga hari ini saya sibuk metani proposal saya, cari-cari mana yang belum tepat lagi! Jangan sampai pertemuan berikut dengan pak prof dibilang suruh memoles bahasa lagi!

Selasa, 26 Oktober 2010

Nyekolahin Anak di Australia? Siapa (Nggak) Takut...

Kemarin waktu barbeque saya ketemu dengan seorang mahasiswa S1 yang sekolah di Curtin dengan biaya sendiri. Ternyata kalo bayar sendiri rada mahal juga ya? Jenjang S1 di Australia untungnya cuma 3 tahun saja, bukan empat tahun kayak di Indonesia. Gelarnya BA, entah singkatannya apa. Biaya kuliah satu semester kira-kira $10,000. Biaya hidup sekitar $1,000 per bulan (termasuk kos seminggu kira-kira $150), satu semesternya 5 bulan kuliah berarti $5,000 per semester. Total biaya per semester $15,000. Dikali 6 semester berarti $90,000, dikali kurs Rp9,000...silakan hitung sendiri biaya ngirim sekolah anak di Australia untuk S1.

Silakan bandingkan dengan biaya kuliah di universitas-universitas mahal di Indonesia semacam UPH (Uang Papa Habis, eh Universitas Pelita Harapan ding!), Paramadina, SGU (Swiss German University di Serpong sana), atau Universitas Multimedia Nusantara (yang ini mahal gak sih?)...

Buat Yang Penasaran: Harga Beli Apartemen/Rumah di Perth

Ini janji saya mengenai harga kalau misalnya Anda mau beli rumah atau apartemen di Perth dan sekitarnya.

Harga apartemen di Perth:
- Apartemen satu kamar $350,000-400,000
- Apartemen dua kamar $400,000-500,000
- Apartemen tiga kamar dst. di atas $600,000

Tentu saja harga tergantung lokasi, fasilitas (laundri, parkir mobil dsb), finishing

Harga rumah di Perth:

Harga rumah sangat bervariasi tergantung luas, bantuk, dan lokasi:
- Rumah dua kamar sekitar $650,000 ke atas
- Rumah tiga kamar sekitar $750,000 ke atas
- Rumah empat kamar sekitar $800,000 ke atas

untuk melihat harga jual/sewa properti di Australia silakan lihat di www.realestate.com.au. Sebuah situs yang lengkap: Anda tinggal memasukkan mau beli atau sewa, rumah atau apartemen, lokasi yang diinginkan, dan jumlah kamar yang dimaui. Silakan coba sendiri!

Minggu, 24 Oktober 2010

Senengnya Ngeledekin...

Kalo Anda menetap di luar negeri, apakah sebentar apakah lama, pasti suatu saat (atau malah setiap saat) Anda pasti membandingkan keadaan di negeri asing tadi dengan keadaan di Indonesia, dan kebanyakan lagi keadaan di Indonesia jadi terasa serba salah, gak modern, wagu, dsb...

Contohnya tadi siang, saya beserta segerombolan students Indo, sekitar 6 keluarga, mengadakan barbeque di taman Belmont. Tamannya luas banget, mungkin segede taman kota di BSD, masuk gak bayar, parkir gratis, mainan anak banyak banget, ada danaunya lagi. Yang paling enak adalah ada tempat memanggang gratis, termasuk gasnya. Jadi rombongan tinggal membawa bahan bakunya: daging sapi, kambing, bumbu saos, sosis, ayam, sak maunya sendiri. Tinggal ditaroh di panggangan, nyalain gasnya, dibolak-balik, dan langsung deh makan di kursi-kursi yang sudah disediakan. Rupanya banyak juga bule-bule yang melakukan hal serupa pada family gathering masing-masing dengan anak-anak yang bule juga yang jago banget bahasa ingrisnya (ya iyalah), sampai nangispun pake bahasa inggris!

Habis makan diisi dengan ngobrol-ngobrol (dilarang merokok di taman itu). Dan obrolannya gak lain ya itu tadi bandingin Australia vs Indonesia. Beberapa komentar:
- wah, kalo di Indo, masuk ke tempat gini minimal bayar 10 ribu nih..
- kalo di Indo, pasti orang-orang pada klepas-klepus ngrokok!
- Pasti kalo di Indo sudah ada yang narikin parkir dengan modal sempritan
- Pasti kalo di Jakarta, udah jadi tempat pacaran nih (maklum banyak pohon gede dan semak-semak)
- Pasti kalo di Indo, pada gak mau ngantre main flying fox gratis kayak gini, pasti pada rebutan, gontok-gontokan..
- (Yang paling jahat lagi):pasti kalo di Indonesia, tempat panggangan dicolong orang, terus tabung gasnya dijual!

Tapi percayalah Saudara-sauadara, para komentator tadi (termasuk saya), sebenarnya dalam hati kalo boleh milih tetep milih tinggal di Indonesia: makan mi ayam semangkok sama teh botol cuman 10ribu (cuman sedolar lebih dikit!), beli bakso cuman goceng udah kenyang, makan ayam pop di warung padang sederhana cuman 15ribu, rokok sebungkus cuman 10ribu (di sini 15 dolar!), terus banyak acara sunatan, slametan, kondangan, reuni, halal-bihalal, gathering kantor, dsb..dsb..

Jadi kesimpulannya: hujan emas di negeri sendiri tetap enak. Hidup Indonesaa!!

Sabtu, 23 Oktober 2010

Jadi Anda Pingin Bangun Rumah di Perth?

Anda penasaran, bapaknya temen Anda punya rumah di Perth, dan ingin tau harganya berapa? Jangan khawatir, di koran sini banyak iklan yang menawarkan bangun rumah. Bentuk iklannya beda dengan di Indonesia. Selain iklan oleh developer yang membangun perumahan, banyak juga iklan yang dipasang oleh pemborong bangunan. Yang terakhir ini jarang di Indonesia karena biasanya pemborong gak punya duit buat masang iklan besar-besar. Kalau di sini pemborongnya perusahaan gede-gede, jadi iklannya juga gede-gede. Mereka akan membangun rumah sesuai pesanan Anda, tapi kebanyakan adalah disainnya sudah ada bermacam-macam, dan Anda tinggal pilih sesuai selera Anda, dan tentunya juga sesuai dengan luas tanah dan luas dompet yang Anda miliki!

Di iklan mereka disebutkan nama tipenya, berapa luas rumahnya, harga, dan spesifikasinya sekalian, sehingga si calon konsumen bisa membandingkan satu pemborong dengan pemborong yang lainnya. Oya, di sini juga ada Undang-undang yang mengharuskan si pemborong memberikan garansi fisik minimal 6 tahun, sehingga kalo di bawah 6 tahun ada sesuatu yang rusak, misalnya gentengnya bocor, si konsumen bisa mengklaim. Lumayan, kan?

Oke, dengan tidak berlama-lama lagi inilah beberapa tipe yang mereka tawarkan, buat perbandingan Anda yang ingin bangun rumah di Perth. Catatan: harga tidak termasuk tanah. Kurs dolar Australi=Rp.8.700.

- tipe Boardwalk, luas 306m2 harga $229.307: 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, garasi, ruang studi, theatre, living, dining, games, alfresco (beranda belakang), kitchen, laundry, activity

- tipe Jefferson, luas 300m2, harga $239.996: 4 bedroom, living/dining, study, alfresco, activity, garage

- tipe Plaza, luas 295m2, harga $251.117: 4 bedroom
- tipe Shangri-La, luas 285m2, harga $349.990: 4 bedroom
- tipe Inspiration, luas 239m2, harga $169.990: 4 bedroom

Demikian sekilas harga borongan rumah, silakan dipikir-pikir dulu. Lain kali akan saya infokan harga apartmen di sini....

Kamis, 21 Oktober 2010

Ngomong-ngomong Tentang Angkutan Umum

Inilah dulu rutin harian saya kalo lagi pakai angkutan umum buat ke kantor: jalan kaki sekitar 500m menuju pangkalan angkot, naik angkot sekitar 10 menit ke stasiun kereta Rp2.000, naik kereta AC Sudirman ke Tanah Abang, Rp8.000 selama 25 menit, nyambung bis kopaja 15 menit Rp2.000 lagi, terakhir jalan kaki 400m ke pintu kantor. Masalah yang dihadapi: kadang-kadang tidak punya uang pas dua ribu buat naik angkot pagi hari dan supir pun tidak punya kembalian karena masih terlalu pagi; kadang-kadang di kereta bisa duduk tapi kebanyakan berdiri; naik kopaja pasti berdiri; dan kadang-kadang kereta jamnya gak pas sehingga untuk mengejar waktu harus naik ojek..

Nah, sekarang seandainya hal tersebut terjadi di Perth: saya gak perlu mencari uang pas buat naik angkot karena bayar angkutan umum pakai kartu prabayar seperti flash BCA itu. Si kartu ini setelah diisi jumlah tertentu tinggal digesek waktu naik dan turun, sehingga ketahuan berapa ongkos yang kita bayarkan (ongkos tergantung jarak, bukan 'jauh dekat tarifnya sama'). Kalau nyambung bis lain yang jaraknya pendek kadang-kadang malah gak di-charge lagi. Kemudian waktu pindah angkutan, misalnya dari bis ke kereta, kartu yang dipakai tetap sama, tidak perlu pakai cash juga. Ini kartu juga bisa dipakai buat naik fery (saya belum pernah). Oya, naik angkutan umum dengan kartu lebih murah 25% dibanding pakai cash!

Naik bisnya juga 90% bisa dapet tempat duduk; kalo naik kereta 80% berdiri kayak kereta Sudirman tapi dengan jadwal dateng dan perginya jauh lebih tepat waktu. Yang paling saya salut adalah bis kotanya bisa miring ke kiri (bukan seperti lagu bis kota di Surabaya yang panas yang miring ke kiri karena kebanyakan penumpang!), tapi miring ke kiri kalo lagi ada penumpang yang kesulitan turun naik (misalnya nenek-nenek atau ada orang yang mendorong kereta bayi) sehingga tidak terlalu tingi. Juga dari pintunya bisa keluar menjulur landasan buat kereta bayi atau kursi roda. Kalo si kereta bayi atau nenek-nenek tadi udah naik/turun, si landasan mendelep lagi (mendelep bahasa Indonesianya apa ya?), dan si bis kembali rata tidak miring ke kiri lagi!

Yang enak juga kalo naik kereta dan tiba di stasiun terlihat pengumuman kereta yang kita tuju nanti akan nongol berapa menit lagi, seperti jadwal kedatangan pesawat di bandara. Jadinya kita bisa memutuskan untuk menunggu di stasiun apa jalan-jalan dulu di sekitar stasiun.

Si pengelola angkutan umum ini adalah transperth yang sekaligus menguasai transport bis, kereta, dan feri. Nah, si transperh ini punya website yang cihui menurut saya. Misalnya seperti kasus saya ke kantor tadi. Kalau misalnya saya tidak tau bagaimana caranya saya naik angkutan umum dari rumah menuju kantor, maka saya tinggal masukkan alamat rumah saya dan alamat tujuan/kantor saya tadi. Maka saya tinggal masukkan jam berapa mau berangkat, dan tadaa..keluarlah rutenya dan berapa lama waktu yang diperlukan, misalnya saya harus jalan dulu 500 meter menuju halte nomor sekian dan menunggu sekian menit, kemudian naik bis nomor sekian selama sekian menit, terus nyambung bis lain nomer tertentu selama sekian menit, terus nyambung kereta ke tujuan tertentu, dan terakhir tinggal jalan kaki misalnya 900m. Semuanya terinci!

Contohnya waktu saya mau halabihalal di rumahnya pak Konjen, dengan petunjuk website tersebut saya nyampai dengan selamat padahal saya juga belum pernah ke tempat itu. Bayangin misalnya ada bule di Serpong mau menuju Kramat Sentiong sana dengan angkutan umum, bagaimana caranya menerangkan coba biar si bule tidak nyasar!

Enaknya lagi, di angkutan umum tidak ada orang merokok dan tidak ada yang ngamen! Tidak seperti naik metro mini yang pengamennya asal bunyi dengan mengucapkan kata-kata manis: bapak ibu sekalian maaf saya mengganggu perjalanan bapak ibu, saya mau menyanyi mohon partisipasinya, daripada saya dipenjara karena merampok...

Satu-satunya di Dunia...

Sepanjang sejarah perjalanan keliling dunia saya (halah!), saya baru menyadari bahwa bandara di Indonesia adalah yang terunik di dunia, yaitu satu-satunya yang pakai bayar airport tax! Kalo di bandara Soekarno Hatta lokal 40ribu, internasional 150ribu rupiah. Kalo di Semarang cukup 25ribu saja..

Yang sudah saya alami di 4 benua: Asia (Singapore, Osaka, Madinah, Jeddah), Amerika (Chicago, Raleigh/Durham, San Fransisco, LA, Las Vegas, Houston, Minnesota/ Minneapolis, New York, Ottawa), Eropa (Frankfurt, Istanbul, Ankara), dan Australia (Perth) sini, tidak satu sen dolar pun saya bayar! Aneh gak sih Indonesia ini? Mungkin di Afrika, yang saya belum pernah, ada kali semacam airport tax ini saya gak tau..

Kayaknya di negara-negara tersebut, airport taxnya langsung masuk di harga tiket dan nanti pihak maskapai yang menyetor ke pengelola bandaranya sesuai jumlah penumpang yang diangkut. Mengapa Angkasa Pura tidak bisa menagih ke maskapai, malah suruh penumpang bayar langsung, yang jadi merepotkan? Apa tidak takut risiko duitnya pada 'bocor' di tengah jalan? Atau malah justru 'kebocoran' itu yang diharapkan?

Akhirnya Main Bola Juga...

Setiap saya jalan-jalan keliling Perth, saya selalu kemecer liat lapangan bola yang mulus-mulus di kanan kiri jalan. Pokoknya di sini taman banyak banget, dan tiap taman ada lapangan bolanya lengkap dengan gawangnya. Udah gitu gratis, dan jarang orang yang main ...kalo di Indonesia lapangan bolanya sebanyak di sini tentunya PSSI gak akan dipecundangi Uruguay 1-7!

Tersebutlah ada salah satu klub bola di sini yang namanya klub Manning, anggotanya banyakan orang Indonesia, tapi beberapa orang bule juga ada. Nah, si Manning ini kebetulan mau bertanding sama kesebelasan Konsulat. Nah, giliran si PS Konsulat kekurangan orang, makanya saya di-bond buat main. Saya emang sebelumnya udah beli sepatu bola lengkap dengan kaos kaki panjang dan dekkernya, adidas, total harganya $74 (biasanya saya pakai nike tapi kebetulan lagi gak ada korting di sini!)

Sabtu kemarin kami meluncur ke lapangan bola kampus, wah bener-bener rumputnya mantap dan lapangannya rata! Kalo cuma lapangan Sumantri di Kuningan yang sewanya 600ribu sekali main ataupun lapangan Simpruk yang 450rb sekali main mah agak ada apa-apanya...apalagi lapangan Blok S yang tiga perempat gundul itu..di kampus Curtin ada sekitar 5 lapangan bola jadi tinggal pilih semua gratis, tis!

Ternyata saya yang udah lama gak main, jadi gampang capek! Baru 10 menit udah ngos-ngosan, kayaknya udaranya lebih tipis dibanding Indonesia deh (alasan!). Terpaksa keluar masuk gantian, kan boleh, namanya juga sepakbola amatir! Alhasil PS Konsulat kalah 2-5. Gapapa deh yang penting udah ngerasain main bola di negeri orang! Tapi itu juga bukan yang pertama. Dulu waktu di Amrik juga saya main, cuman waktu itu mainnya di lapangan karpet jadi gak seru karena taku cidera...

Demikian laporan dari gelanggang ke gelanggang..

Buat Yang Penasaran: Harga Kebutuhan Pokok

Buat yang penasaran apakah harga di Perth lebih murah atau lebih mahal, berikut kutipan dari struk belanja saya hari ini. Catatan: harga dalam dolar Australi, kurs sekarang AUS$1=Rp. 8.700, silakan konversi sendiri:

sandal jepit buatan China (ternyata bahasa enggresnya sandal jepit=thongs, aneh ya?) $1.99, brokoli satu bonggol $0.91, tomat dua biji $1.96, kol setengah bulet $1.74, seledri satu iket $0.94, telor 6 butir $4.29, sup ayam instan tinggal tuang air panas isi 2 sachet $1.83, bawang bombai satu buah segede bola tenis $1.04, daging sapi 0.6kg $7.48, ayam drumstick 0.6kg $6.55, jus jeruk dua liter temen sarapan $4.99, susu coklat seliter $3.57, sup ayam sekaleng 535 gram $2.79, salad udang seporsi $6.99, energy bar mars satu biji $0.99, powerade energy drink $2.94, indomi kuah/goreng $0.5, bumbu instan indofood $0.99, peyek kacang udah mateng sebungkus $4.5

Demikian laporan dari pasar induk cipinang...

Selasa, 05 Oktober 2010

Pura-pura Jadi Bule

Saya kadang-kadang suka heran kenapa bule-bule pada seneng berjemur, seperti gambar berikut ini:

Bahkan pernah di siang bolong jam 12, ada sesi foto bersama seperti di bawah ini, mungkin sedang perpisahan:


Karena penasaran apa sih enaknya berjemur, pada suatu siang yang panas banget, dengan semangat 'masuk kandang kerbau melenguh, masuk kandang kambing mengembik' saya sengaja mengembik, eh salah, berjemur diri. Dengan ditemani fish and chips (ya iyalah masak berjemur sambil makan sayur lodeh, kan gak mungkin!) dan segelas coca-cola, serta pakai kaca mata item, saya mencoba menikmati makan siang dengan duduk di rerumputan di bawah terangnya sinar matahari langsung.

Hm, memang enak...sambil comak-camik menikmati hidangan makan siang seharga $9.3 tadi. Teringat jaman dulu di desa kalo lagi panen padi, makan siang di gubuk di tengah sawah dengan nasi bungkus, botok tempe dan teri, dan minum teh dengan teko alumunium, nikmatnya tak terkira. Singkat kata satu dua menit enak, anget-anget gimana gitu...Eh, setelah lima menit dan seterusnya ternyata rasanya panas banget! Menyengat, gitu kira-kira,dan juga kepala rada pusing nyut-nyutan, maklum rambut udah mulai menipis. Mau pergi rasanya gengsi dong, masak kalah sama bule! Tapi ditahan-tahan kok lama-lama tambah panas.Wah, akhirnya setelah 8.5 menit saya gak tahan! Langsung pindah ke bawah bayang-bayang pohon. Lumayan. Herannya kok bule-bule itu masih betah aja ya? Padahal pakaian mereka lebih minim lho dari baju saya....

Gagal deh saya menyamar jadi bule pada hari itu! Dan saya masih heran kok mereka pada kuat-kuat ya?

Senin, 04 Oktober 2010

Kisah Sebuah Proposal

Masih ingat kan tahap pertama jadi PhD? Yak betul, bikin proposal, atau kalo di tempat saya namanya candidacy. Jatuh temponya 6 bulan sejak terdaftar sebagai student PhD. Bentuknya ya paper proposal penelitian, panjang maksimal 10 halaman tidak termasuk referensi. Jumlah referensi tidak ditentukan, kata teman saya sih 30 buku/jurnal sudah cukup.

Nah, entah bagaimana, si prof bilang pokoknya kamu awal november harus kelar ya candidacy! Wah, gaswat nih, itu kan berarti hampir dua bulan lebih cepat dari jadwal yang 31 Desember! Makanya saya gulung koming jungkir balik menyelesaikannya. Kamis dua minggu kemarin proposal riset kasar saya serahin ke si prof, dengan referensi 55 buku/jurnal. Dengan semangat mengharapkan 'wah, kamu cepet banget bikinnya', saya serahkan si proposal itu. Tapi apa reaksi si prof? Dia tidak melihat isi proposal saya, tapi langsung lihat referensi, terus dengan tenangnya bilang: kayaknya referensimu kurang nih, coba bandingin dengan si Anu (mahasiswa bimbingan dia yang lain), dia lebih banyak tuh!

Kapokmu kapan?! Wah, 55 ternyata kurang, lagian jumlah halaman kebanyakan...Jadi minggu ini saya ngerjain dua hal sekaligus: menambah bacaan sekitar 20 buku/jurnal lagi plus memendekin si proposal. Cari tambahan buku susah, apalagi mendekin proposal, kalo dipendekin berarti daftar buku berkurang, padahal malah suruh nambah!

Jadilah minggu kemarin saya lagi-lagi tersesat di dunia maya, mencari database jurnal dsb yang berhubungan dengan topik. Terus ternyata memendekin proposal susah banget lho dengan mengingat isi yang gak boleh berubah. Lumayan mumet...

Untunglah Senin ini semuanya sudah mendekati selesai, tinggal dikit lagi proposal saya sudah mengkeret menjadi 10 halaman, dengan daftar pustaka yang memanjang menjadi 77 buku!

Awas ya pak prof kalo dinilang kurang lagi...

Jalan-jalan Lagi

Minggu kemarin, acara saya penuh dengan jalan-jalan bersama rombongan orang Indo di sini (3 mobil), maklum cuaca lagi bagus. Pertama ke PRJ-nya Perth, namanya Perth Royal Show. Kedua, pergi ke Mandurah, sekitar 60km dari Perth.

Perth Royal Show persis sama dengan PRJ, lamanya sebulan, banyak mainan, banyak barang dijual. Cuman bedanya ada atraksi ketangkasan motor trail, bukan seperti tong setan, tapi seperti yang di ESPN itu, motor jungkir balik di angkasa, terus terang belum pernah saya lihat di Indonesia, dan memang bagus. Lalu ada pesta kembang api yang lumayan bagus. Seingat saya sepanjang hidup, inilah kembang api terbagus nomor 2 yang pernah saya lihat. Yang terbagus pertama dulu ada di Monas waktu perayaan 50 tahun Indonesia merdeka. Itu lho yang besoknya Benyamin S meninggal dunia karena kecapean!



Hari minggunya ke Mandurah, kota pantai seperti Freemantle tapi lebih besar dan bagus. Habis ke pantai ke desa miniatur, seperti kota apa gitu di Belanda yang semua bangunannya dibuat miniatur. Lumayan, ada maze segala, cocok buat anak-anak.




Yang Saya Gak Paham: Toilet (Lagi)

Bukannya kurang kerjaan kalo saya ambil gambar toilet berikut ini:



Gambar kayak gitu hampir selalu ada di toliet umum. Saya rada heran maksudnya: ini nyuruh toilet jadi tempat suntik narkoba atau bagaimana ya?

Jumat, 24 September 2010

Tenis China Open

Sesuai rencana, Jumat kemarin saya gabung Curtin Tennis Club. Saya udah mendaftar lewat email ke ketuanya, namanya Nicholas. Sebelum berangkat, saya udah membayangkan pasti akan ketemu nih bule-bule jagoan Curtin,jangan-jangan mereka sejago Leyton Hewitt cowoknya atau Samantha Stosur ceweknya! Waktu datang ke lapangan, ternyata sepi banget! Terdapat empat lapangan dan beberapa orang sedang memasang netnya. Saya masuk ke lapangan, ditegur sama orang yang masang net tersebut: hai, kamu mau main? Nama saya Nicholas. Masya Allah, ternyata Nicholas ini adalah seorang Cina, kirain bule! Sesudah memperkenalkan diri, beberapa orang anggota mulai datang dan ternyata semuanya Cina! Ada yang Cina Malaysia, Singapore, Hong Kong, Taiwan, sampai Cina dari Cina beneran! Walah, di Ausralia main tenis bukannya melawan bule malah ketemu para jagoan Mandarin! Tapi sebenarnya mereka gak jago-jago amat sih, rata-rata lah mainnya sama kayak saya...

Yang mengejutkan lagi, ternyata sebelum main harus pasang net dulu, termasuk gotong-gotong tiangnya karena lapangan tenisnya merangkap lapangan netball. Jadi cabut dulu tiang netball, pasang tiang tenis, lalu pasang netnya. Tidak ada mas-mas yang bantu, jadi pemain merangkap pemasang net. Juga, pemain merangkap ball-boy karena tidak ada ball-boy! Padahal bayarnya sekali datang 7 dolar! Lebih enak main di BSD, tiga bulan bayar 250 ribu, sudah termasuk bola, ball-boy, dan net yang terpasang!

Habis tenis pulang jam 20.30. Di terminal lagi nungguin bis malah liat sepasang kekasih lagi berpangku-pangkuan di halte! Lha ini dua student bukannya bikin PR malah bikin kegiatan gak jelas di tempat umum!

Selasa, 21 September 2010

Spring Telah Tiba..Spring Telah Tiba...Hore...

Dengan bahagia kami sampaikan bahwa spring sudah tiba! Resminya sih musim semi berawal dari tanggal 1 September, tapi cuaca yang bener-bener spring baru mulai minggu ini. Suhu malem paling dingin 10 derajad, siang mencapai 25. Mantap kan? Bandingin waktu winter kemarin suhu 1-18 derajad. Sekarang keluar rumah udah gak perlu pakai jaket lagi, badan jadi terasa lebih enteng. Kaos kaki juga bisa ditinggal di rumah, sandal gunung reebok (bekas naik haji tahun 2006 yang sampai sekarang masih bagus) yang udah lama nganggur bisa dipakai lagi. Sayang koleksi t-shirt saya yang bagus-bagus masih ketinggalan di Jakarta, dulu gak dibawa karena takut excess baggage.

Di kampus juga pemandangan udah berubah, dari biasanya lihat orang-orang berjaket dan sepatu boot beserta syal, sekarang berubah menjadi sendal jepit, kaos, dan celana pendek (dari yang agak sedengkul sampai yang pendek banget!).

Untuk menyambut spring, saya beserta rombongan hari Minggu kemarin main-main ke pantai. Nama pantainya Cottslowe. Enaknya pantainya deket kota cuman 30 menit naik bis dari rumah, pantainya gak bayar, bagus lagi! Kalo cuman Ancol mah lewat, yah agak seperti Anyer lah (minus pedagang asongannya!). Makanan juga lezat-lezat, seperti biasa banyak fish and chips, burger, dan kebab...

Bahkan Kamis ini saya udah mau gabung club tenis Curtin..



Kamis, 16 September 2010

Seperti Kuburan

Masih inget kan lebaran hari kesekian saya ke Konjen untuk menghadiri pengajian? Nah, pulangnya kan jam 8 malem. Menurut jadwal, bis yang ke arah apartemen saya adalah jam 20.12. Saya udah di halte jam 20.05, nungguin di tengah udara dingin kira-kira 15 derajat. Itu halte terletak di jalan protokol--St George Terrace namanya--di ibukota negara bagian Western Australia, Perth. Nah, yang sangat saya herankan adalah baru jam segitu jalan udah sepi nyenyet!

Sangat sedikit mobil yang lewat, mungkin semenit cuman dua. Memang sih menurut peraturan sini, semua toko, termasuk di city tempat halte tersebut berada, harus tutup jam 17 kalo hari Minggu. Di halte bis gak ada orang sama sekali, bahkan selama kurang lebih 10 menit di situ saya hanya melihat mungkin 7 orang yang lalu lalang di pinggir di jalan, sama kira-kira 12 mobil yang lewat! Sekali lagi, itu jalan protokol di ibukota propinsi! Gedung-gedung tinggi juga cuman ada sedikit lampu yang nyala sebagai tanda-tanda kehidupan!

Terus terang saya ngeri banget. Mana sendirian lagi! Lha kalo saya dirampok bagaimana? Terus kalo mau teriak minta tolong, misalnya saya dijambret, ngomongnya gimana? Kan harus mikir dulu bahasa enggresnya 'jambret' itu apa. Apa iya misalnya teriak gini: Heeelpp!! Somebody njambret, eh ngembat, eh..sorry, somebody took my...eh..I mean eh...Keburu kabur deh..

Saya gak bisa bayangin di Indonesia, misalnya jalan Pemuda di Semarang (kan ibukota propinsi juga) jam 20 pasti masih rame banget, dan di situ jam 12 malem pun rasanya tenang-tenang aja, pasti gak ada penjahatnya. Lha ini..

Untunglah bisnya datang tepat waktu, jadi saya bisa segera terbebas dari kesenyapan ibukota...

Selasa, 14 September 2010

Lebaran di Perth

Sebelum lebaran tiba, saya sudah meniatkan bahwa selama lebaran saya:

- Tidak akan mengerjakan pekerjaan rumah tangga (masak, nyuci piring, bersihin rumah)
- Tidak akan makan nasi, harus lontong
- Tidak mikirin kerjaan alias proposal riset
- Tidak akan ngomong bahsa Inggris, alias harus sebanyak-banyaknya ngomong bahasa Indonesia

Coba, kira-kira tercapai gak niatan saya tersebut? Oke, mulai malam lebaran saya udah gak masak. Ingat dong, bahwa saya udah dendam banget pingin makan bigmac karena sebulan tidak mencicipi makanan tersebut. Makanya hari terakhir puasa saya bela-belain beli burger terbesar dalam hidup saya. Bukan sekedar bigmac lagi, tapi angus beef burger! (nah, gak ada kan di Indonesia yang kayak gini?), berikut kentang dan minuman kebangsaan amrik alias coca cola. Rupanya nikmat juga buka pakai si angus tadi, tentu saja didahului kolak pisang sisa kemarin! Foto si angus ada di bawah.


Lebaran pertama hari Jumat. Saya nebeng si Inge (siapa lagi kalo bukan dia) menuju tempat sholat ied. Ternyata kedutaan sini hebat, bikin sholat ied sendiri, nyewa aula. Mereka semua yang ngurusin. Bahkan kutbahnya juga bahasa Indonesia, serasa di kampung halaman. Habis salam-salaman sesama Indonesia, acara dilanjut di rumah Inge sampai makan siang. Target tercapai, karena makannya lontong, sate ayam, tongseng. Pulang dibawain lontong lagi sama ayam kecap. Tidak ngomong enggres sepatah katapun. Ketemu dengan teman-teman baru..

Hari kedua, acara makan siang di rumah dinas Konjen. Sarapan: roti pisang. Makan siang di sana menunya: lontong lagi, baso, gule kambing, opor ayam. Ketemu banyak temen, tidak ada enggres sepatah katapun. Pulang menjelang sore, karena gak dibekelin, terpaksa mampir ke city beli burger subway yang sepanjang pentungan (kan lagi puasa makan nasi!). Wah, sialnya waktu mau pulang, di halte ketemu Luis sama Christ yang orang Filipina, terpaksa ngobrol enggres deh, batal lebaran saya!

Hari ketiga, sarapan pake indomi (batal deh rencana saya gak nyalain komor), lalu nyuci pakaian (batal lagi karena niatnya gak mengerjakan pekerjaan rumah tangga), makan siang beli ayam di KFC pakai kentang (masih jotakan sama nasi). Sorenya ke gedung Konjen ada pengajian sama ketua NU Pak Slamet Efendy Yusuf. Ceramahnya penting gak penting, yang penting makannya: nasi, tempe goreng, lodeh, ayam bakar. Terpaksa makan nasi karena gak ada lontong! Pulang malam langsung tidur..

Begitulah lebaran ala Perth. Silaturahmi lewat telepon sama keluarga gak usah diceritain karena ya tidak penting buat Anda (tapi penting buat saya!). Demikianlah..hari Senen sudah bukan lebaran lagi, masuk seperti biasa…

Selasa, 07 September 2010

Intermeso: Bahasa Inggris Baru (humor bajakan...)

These are some good signs that English has been used widely in Indonesia and merged within local native languages.

Jakarte English is marked by the 'sih', 'deh', 'dong', 'nih', etc
- That book is very good, deh.
- Can you speak English?... yeah, a little sih I can!
- Use my money first nih..
- Give me more dong..
- How sih? Little little angry..

Sundanglish is also available,embedded with 'atuh', 'euy', 'mah'
- Well, if that kind, it pretty so-so atuh
- It can't be that way euy..
- I am mah, not like that... anything else?

Javelish.. The typical Javanese language: 'lho', 'lha', 'tho', 'kok', 'ki', etc
- Lho, I already bought that book!
- Kok, buying again?
- I told you many times 'tho' !
- Lha, I didn't know tho yo... how ki !?
- Don't be like that, no....!?

Other exclamation words of Java:
'wo_', 'wah', 'wé_', 'jian', and 'jé_'
- Wé_ lha this book is mine jé...!
- Wo_, only like that tho!
- Wah, expensive, tho?
- Jian, Vera is beautiful tenan!

We may also use "Jan", pronounce it with longer vowel sound to make it more dramatic, like "jaaan" or "jiaaaan"

Surobenglish is marked by 'tah' and the famous word is 'dianc**' (lho? kok using this word tho? This is bad word jé..)
-Do you feel sick, tah ?
-Dianc**... he took my money, rek !

There are also abundant 'sound effect' or onomatopoeia in Javanese language that are commonly used:
- Suddenly, mak bedhengus Curtis appeared
- My head feels pain, mak cleng !
- Mak tlepok, and just like that I got a manggo !
- My chicken is suddenly died, mak cekengkeng !
- Mak gedebug, Mas Oji fell down.
- Mak jegagik....my boss appeared, I was so surprsed ngantek my papers fell down ngono kae..

Menyambut Lebaran

Hari ini kurang dua hari lagi lebaran. Saya meneruskan membuat candidacy sambil memantau kemacetan arus mudik, yang menjadi hiburan tersendiri, diselingi juga membaca status temen-temen di facebook tentang perjalanan mereka..Besok rencana ketemu pak profesor sambil menyerahkan tugas yang sudah saya geluti tiga minggu terakhir, dan kebetulan sudah nyaris saya selesaikan. Rencananya habis ketemu mau belanja buat keperluan lebaran (halah!). Untung ketemu profesor gak hari Jumat pas lebaran!

Acara lebaran apa ya? Kemarin udah keluar keputusan dari Konjen sini: jumat pagi sholat ied, Sabtu siang ada open house di Rumah Indonesia, Minggu sore ada pengajian di kantor Konjen di city. Yah, lumayanlah daripada gak ada acara! Kebetulan pas weekend semua. Pas!

Rencananya selama lebaran tiga hari saya gak akan masak apapun! Ya iyalah, masa lebaran mau nyalain kompor. Tak usyah ya! Berhubung puasa di sini laper banget, maka rencana balas dendam saya yang pertama adalah makan bigmac! Enggak tau kelanjutannya makan apa. Btw, kemarin saya sudah nggoreng krupuk udang satu kaleng (daripada bengong!)buat persediaan..

Ya begitulah nasib bujangan lokal.. minal aidzin wal faidzin..

Selasa, 31 Agustus 2010

Menulis Itu (Tidak) Gampang

Jaman dulu banget, Arswendo Atmowiloto (itu lo pengarang hebat yang pernah masuk penjara!) pernah mempunyai slogan yang sangat terkenal yaitu 'mengarang itu gampang' dan menuangkannya dalam majalah 'hai' sebagai serial untuk menyemangati agar anak-anak muda suka menulis. Saya termasuk salah satu penggemar rubrik ini walaupun tidak satu biji buku atau novel pun yang pernah saya tulis.

Beberapa hari yang lalu, dalam salah satu status facebook temen saya yang lagi S3 di ANU, dia rada mengeluh mengenai sulitnya merangkai tulisan sehingga koheren, nyambung, dan jelas. Saya juga merasakan hal yang sama dan mengomentari statusnya bahwa seharian itu saya cuma berhasil menyelesaikan dua halaman.

Eh, gak taunya temen saya yang lain di La Trobbe gantian mengomentari saya, bahwa sehari bisa dua halaman itu udah bagus banget. Pendapat ini didukung pula oleh penulis pertama tadi dari ANU tadi. Tentunya dalam hati diem-diem saya seneng atas 'keberhasilan dua halaman per hari' tadi!

Ternyata lagi saudara-saudara, setelah bangga dua halaman, besoknya saya hanya bisa menyelesaikan satu paragraf doang, boro-boro satu halaman! Itu juga setelah membolak-balik tujuh buah buku dan tiga jurnal!

Nah, terbukti kan bahwa menulis itu tidak gampang...terbukti juga bahwa Arswendo salah! Hehehe...

Senin, 30 Agustus 2010

Redaksi Yth.

Pengantar: Ternyata ada beberapa pembaca blog yang mengemail saya menanyakan beberapa hal tentang sekolah di Australia. Barangkali jawaban saya berguna bagi pembaca yang lain (walaupun saya bukan ahlinya!), makanya email pertanyaan dan jawaban saya masukkan di blog ini. Jangan khawatir, walaupun emailnya nyata, tapi identitas pengirim saya hilangkan:


Tanya:

Bagaimana kabarnya di Australia pak? Mudah-mudahan selalu dalam keadaan sehat dan selalu lancar studinya. Saya dapat alamat email pak Budi dari pak O. Saya mau minta saran pak Budi mengenai Beasiswa ADS yang saat ini sudah mulai membuka pendaftaran. Saya tertarik utk mencoba, walaupun mungkin kans saya sangat kecil.

Pertama, kira-kira apa tips khusus dari pak Budi bagi saya yang mau apply program S3? Kedua, jurusan yang saya ingin pilih adalah A. Pak Budi ada saran kira2 universitas mana yang sebaiknya saya tuju? (mengingat S2 saya bukan dari LN). Atau, barangkali menurut pak Budi sebaiknya saya pilih jurusan lain yg mungkin bisa memperbesar kans saya?

Ditunggu jawabannya pak. Terima kasih atas perhatiannya dan mohon maaf jika mengganggu. Semoga sukses.

S

Jawab:

Kabar saya di Australia baik-baik saja. Sekarang lagi musim dingin, suhu berkisar 5 derajat (malem) sampai 15 derajat (siang).

Oke, mengenai kans, jangan berkecil hati dulu sebelum mencoba. Saya saja mungkin mencoba sudah 3 kali baru nembus, so kalo pertama kali gagal, masih ada kesempatan, sampeyan kan masih muda:-)

Pertama, bahasa Inggris harus bagus dulu karena itu adalah syarat pertama. Bukan hanya untuk mendaftar di kantor sampeyan (penanya dari salah satu instansi pemerintah) tapi juga untuk saringan pertama di ADS. Kalo belum mencapai 550 (TOEFL internasional), ada baiknya memperdalam dulu atau mencoba tesnya berkali-kali.

Setelah itu, proposal riset. Tidak penting nanti sekolah di jurusan apa, yang penting proposal harus unik, belum pernah dilakukan orang lain (terutama di Indonesia), dan berkontribusi untuk kantor Anda.

Jurusan apa dan sekolah di mana tidak penting, yang penting proposal kita disetujui oleh salah satu profesor di Australia untuk dia supervisi. Cara mencari supervisor, Anda harus punya proposal yang bagus dulu, baru kirim ke profesor di manapun sesuai keinginan, tentunya sesuai dengan keahlian si profesor. Kalo belum mendapat profesor, peluangnya lebih kecil. Cari di internet universtas di Australia dan nama-nama profesor beserta keahliannya di situs universitas tersebut.

Cara/template membuat proposal ada di situs ADS, tapi yang dikirim ke profesor harus berbentuk essay, bukan poin-poin seperti di template ADS. Itu hanya poin pengingat saja.

Oke, segitu aja.

Demikain mudah-mudahan membantu


Tanya:

Halo mas, apa kabar ? Aku N, kerja di instansi G. O iya, aku udah tau kabar mas Budi via blognya. Aku mau ikut daftar ADS ngambil S3 seperti mas Budi. Tanyanya mulai dari mana ya? Topik risetnya apa yang bagus? Aku ada pikiran mau ngambil topic Y khususnya mengenai X. Tapi blm tau mau nulisnya gimana? Kata mas Budi di blognya, risetnya harus jelas tujuannya sehingga membuat pewawancara bisa nangkap maksudnya. Nah kalo topik saya itu kira-kira bisa ga? Gimana nyari supervisor dan universitasnya ? Aku hanya tau Mr. J dan M yang pernah ngajar aku dulu. Memang masih panjang prosesnya. Sekarang baru mau masukin pendaftaran. Tapi mesti mempersiapkan universitas dan supervisor sebelum diwawancara nanti.

Mohon pencerahannya. Mungkin nanti2 bakalan banyak pertanyaan. Boleh kan?

Jawab:

Dear N,

Wah hebat mau daftar S3. Sip dah! Pertama bikin proposal dulu yang punya manfaat buat Indonesia. bisa segala macam. Jangan lupa daftar pustaka minimal 10 buku. Baru browsing ke universitas, cari profesor. Profesor setuju baru apply.

Gitu dulu kali ya?


Tanya: Ini sambungannya yang di atas:

Dear Mas Budi,

Terima kasih atas email balasan. Aku minta info Universitas yg ga terlalu neko-neko sama toefl dan ielts. Kalo monash dan unsw, minta ieltsnya tinggi bgt 7, toefl, 577 (bagi aku tinggi...hehehe) dan ada writing dan speaking segala (TWE). Toefl aku cuma 533 kalo digenjot lagi plg2 550, itupun ga pake TWE. Gimana kira2 ada ga universitas yg minta toefl/ielts ga terlalu tinggi spy aku sanggup nggenjotnya ( becak kalee..).

Gitu dulu kali ya
Many thanks.


Jawab:

Tetap semangat, jangan nyerah sama TOEFL. Kayaknya kalo gak salah semua uni di sini mengharuskan IELTS deh, dan IELTS pasti ada writing dan speaking, sedangkan kalo TOEFL yang sekarang kayaknya juga pakai itu (aku gak yakin mengenai TOEFL, karena pakainya IELTS).

Kalo mau skor yang agak rendahan, mungkin universitasnya yang rada ranking bawah kali ya? Sebenarnya ranking gak masalah yg penting kan lulusan luar!
Mengenai ranking uni di Australia, udah aku post di blog-ku mungkin tiga hari yang lalu. Cari aja di situ, ketemu nama uninya, tinggal browsing!

Oke, gitu dulu, kalo ada apa-apa lagi, email aja jangan ragu-ragu.

Budi

Tanya: ini masih yang tadi, nyambung lagi:

Dear Pak Budi,
Pa Kabar? Pasti lagi melototin artikel. Tanya dong mas. Apa beda Postgraduate Coursework dengan Postgraduate Research? Trus, yang harus diambil untuk beasiswa ADS hanya postgraduate research aja atau boleh yang coursework. Kalo coursework itu kursus aja atau S3 juga? Yang diambil mas Budi coursework atau research ? Aku udah coba email dengan melampirkan research proposal ke the University of Sydney dibales sama dia seperti email di bawah ini. Kalau diklik link Entry requirement, persyaratannya harus Master LLM (research). Padahal aku mau ngambil topic Y. Di fakultas hukum dia, ada dua jurusan hukum itu sendiri dan Y. Kira-kira aku masuk persyaratan ga? S2 aku dari T (dalam negeri), kuliah 2 tahun ( 4 semester), pake karya akhir atau thesis. Apakah itu bisa dikatakan Master Research?
Tolong kasih masukan kalo ada waktu.

Jawab:
Dear N,

S3 yang ADS harus research. Bedanya adalah kalo coursework ya berarti kuliah, kalo research berarti riset murni (kuliah diambil kalo ada yang perlu (biasanya pembimbing yg nyuruh), kalo campuran ya campuran. kalau s3 australi jangan ngambil yang law karena susah banget, mending yg lain aja.

Proposal jangan dikirim ke universitas, tapi ke profesor tertentu di unversitas tsb, cari datanya di website uni ybs.Jjangan khawatir, kalo salah kirim ke profesor yg bukan ahlinya biasanya dia akan forward ke profesor lain yg ahli dalam bidang tersebut. Biasanya kalo di S2nya ada tugas akhir tesis, bisa dikatakan s2 research. Aku juga dulu s2 biasa, bukan reserach, tapi krn tugas akhir ada papernya diangap research juga.

Mungkin gtu dulu ya
salam,

Sabtu, 28 Agustus 2010

Nonton Avatar (Lagi)

Sabtu siang, sambil belanja mingguan saya bermaksud menonton Avatar 3D versi panjang di city. Saya penasaran juga, karena baru kali inilah saya nonton film di luar negeri. Nama bioskopnya Picadilly, seperti nama tempat hiburan malam di Inggris sana. Harga karcis $18 dolar, mahal ya?

Pas sudah jam yang ditentukan, saya segera masuk studionya. Eh, gak tahunya diundur seperempat jam. Gara-garanya sepele, studio sedang dipakai foto-foto pre-wedding. Ada-ada saja.. rupanya pasangan penganten pengemar bioskop kali, satu studio disewa sebentar, terus foto-foto dengan kacamata 3 dimensi! Rada unik juga, walaupun mengorbankan penonton beneran!

Bioskopnya sepi banget, penonton avatar 3D cuman 6 orang! Merupakan jumlah penonton tersedikit sepanjang hidup saya! Filmnya sendiri tetep bagus seperti Avatar 3D versi sebelumnya yang sudah saya tonton di BSD sana (ya iyalah!), dengan penambahan adegan kira-kira 8 menit apa 18 menit saya lupa, kalau kata internet. Penambahannya di mana ya saya tidak hapal tentunya. Yang pasti nontonnya tetep semingunen dan gringgingen kalo pas jagoannya ada di ketinggian. Tidak habis heran saya ngeliat kecanggihan si James Cameron. Gile bener itu detailnya,daun-daunnya, makhluk bercahaya yang berkilauan, terus hutannya dan hewan-hewannya yang ajaib, bener-bener membuat Steven Spielberg tidak ada apa-apanya!

Pulang nonton, langsung buka puasa sama fish&chips (dari fastfood RedRooster, $8.50) yang tumben kali ini kurang enak!

Rabu, 25 Agustus 2010

Pasti Nggak Akan Laku di Indonesia....

Barusan saya menemukan sebuah website yang membuat saya ngakak. Iseng-iseng saya browsing mencari alat-alat masak, maklum panci saya kurang satu lagi untuk membuat kolak, saya ketemu sebuah merk alat masak yang rupanya sangat terkenal di dunia, dan juga di Australia sini. Barangnya buatan Jerman..

Mereknya apa, lihat aja sendiri di bawah ini (saya gak tega nyebutnya) yang dikemas dalam sebuah website yang menarik! Untung barang ini gak dijual di Indonesia, karena pasti gak laku!!

Buat masak gitu loo...


Senin, 23 Agustus 2010

Sepakbola Gadungan

Waktu di Amrik selama dua tahun saya gak bisa memahami satu olahraga yang disebut football sama orang sana. Lapangannya bergaris-garis menunjukkan meter. Pemainnya mengenakan segala macam pelindung, dari helm cakil, pelindung dada, pelindung pundak, lutut, kaki (mirip lagu anak-anak: kepala pundak lutut kaki..kepala…). Semuanya deh! Pemainnya entah berapa tapi banyak lebih dari 10, bolanya lonjong.

Walaupun namanya football tapi bolanya bukan ditendang ataupun digiring, melainkan dibawa ke depan ataupun dioper ke temennya yang lain pakai tangan. Bola ditendang kalo mau mencetak gol aja, dengan gawangnya yang setinggi genter. Tujuan permainan bukan mengegolkan (karena skornya lebih kecil), melainkan membawa lari bola dan menyentuhkan bola itu ke tanah (disebut touchdown). Nah, tentunya lawan mempunyai tujuan yang sama. Caranya bukan dengan merebut bola (karena bolanya lonjong jadi didekap sama pembawanya), tapi dengan menjatuhkan si pembawa bola siapa tau bolanya mencelat; atau dengan memotong lemparan umpan biar gak nyampe ke tangan temen si pelempar. Segala cara digunakan untuk itu: menghadang lari, memegang badan lawan, menabrak, menubruk (sama gak menabrak sama menubruk?), pokoknya segala macam deh… makanya di Amrik, semua bagian badan pakai pelindung.

Kira-kira beginilah gambarnya. Saya tetep belum ngerti kenapa namanya football. Untuk membedakannya orang Amrik menyebut sepakbola kita sebagai ‘soccer’, dan dia tetap membajak nama football untuk olahraga aneh itu; kadang-kadang disebut ‘American football’ untuk orang bule di luar Amrik.



Eh, gak tahunya di Australia sini, saya ketemu lagi dengan yang namanya ‘football’ . Nah, yang ini jauh banget pengertiannya dengan American football yang tadi. Namaya di sini disingkat jadi ‘footie’ atau ‘Australian-ruled football’ untuk membedakannya dengan ‘American football’. Yang ini juga aneh: bolanya sama-sama lonjong, tapi lapangannya berbentuk lingkaran. Aneh, ada lapangan olahraga berbentuk lingkaran! Tujuannya bukan touchdown, tapi tetep bikin gol. Gawangnya juga setingi genter.

Bolanya bukan disentuhkan ke tanah atau dilempar ke gawang, tapi ditendang (nah, rada cocok nih dengan pengertian football!). Bolanya tidak bisa digiring (kan lonjong!), melainkan diumpan dengan tangan (seperti pemain voli ibu-ibu mau servis!) ke pemain lain, ataupun ditendang biar ditangkap temennya. Di sini pemain boleh ditabrak atau ditubruk tapi tidak begitu brutal seperti Amrik. Seperti halnya football di Amrik, football yang ini juga cabang olahraga paling popular di negeri kangguru. Kira-kira beginilah gambarnya. Pemain tidak pakai pelindung.




Nah, anehnya, yang disebut sebagai football di Amrik, di Australi disebut sebagai rugby. Ini olahraga terpopuler nomer dua di sini setelah football yang tadi. Peraturannya hampir sama dengan Amrik, sama-sama lapangannya kotak bergaris-garis, dan membuat touchdown! Hanya di sini pemainnya gak pakai pelindung. Jadi lebih banyak yang berdarah-darah, tulang patah, atau muka bonyok! Inilah gambarnya!




Terus, sepakbola kita alias soccer? Ya ada, di sini namanya soccer juga, termasuk agak popular lah, buktinya Australia barusan masuk Piala Dunia walaupun gak nyampe ke putaran dua!

Rabu, 18 Agustus 2010

Sebuah Rekor yang Aneh

Saya tadinya tidak menyadari bahwa saya sudah menciptakan sebuah rekor yang aneh, yaitu tidak bercakap-cakap dengan orang selama tiga hari berturut-turut!

Saya terakhir menelpon keluarga malam Minggu lalu. Terus hari Minggunya saya di rumah saja, karena cuaca dingin banget, kalo keluar rumah jadi gampang laper!

Hari Senin dan Selasa saya ke kampus, ngerjain proposal dari jam 9an pagi sampai jam 16an. Tahu sendiri dong kerja di perpus berarti ngetik di cubicle (itu lho sekat-sekat berbentuk kotak!) selama itu. Entah mengapa saya tidak ketemu dengan seorang temen pun di situ, juga tidak ke kantin (kan puasa!). Alhasil, saya tidak ngomong selama tiga hari lebih dari Minggu sampai Rabu sore tadi. Selama itu saya cuman ngobrol sama istri lewat YM aja! Palingan waktu naik bis bilang sama sopir 'good morning' aja atau 'good afternoon' waktu masuk bis. Selainnya diam...Nyampe rumah ya diam aja, abis ngomong sama siapa?

Sampai saya sadar bahwa saya sudah membuat rekor tidak ngomong itu tadi! Baru Rabu malem ini saya nelpon ponakan di BSD buat ngucapin selamat ulang tahun, dan ngobrol sama orang-orang yang lagi pesta ultah di situ..!

Aneh gak sih?

Sabtu, 14 Agustus 2010

Ngabuburit….

Ada yang menanyakan gimana rasanya puasa di Perth? Ya sama aja ternyata, lapar dan haus! Enaknya imsak di sini jam setengah enam pagi, magribnya jam enam kurang seprapat, jadi ngirit satu jam. Gak enaknya, udara dingin jadi gampang laper, terus di sini sorangan wae alias harus buat kolak sendiri (saya ternyata bisa lho bikin kolak!), dan yang terakhir di sini gak ada acara tv yang paling ditunggu yaitu azan magrib! (Dulu favorit saya azan magrib di RCTI, bukan karena muazinnya bagus tapi karena dia azan paling cepat stasiun tv lain!).

Daripada bengong, tadi siang saya ngabuburit. Bukan sekedar ngabuburit, tapi sekaligus nempur alias beli beras! (kasian yak?). Tujuan ke mana lagi kalo bukan ke city, karena tempat itulah yang terdekat, naik bis cuman 15 menit (nunggunya yang lama karena lupa ngecek jadwalnya!). Sampai di city segera menuju ke bulevar yang mirip pasar baru itu. Rupanya banyak banget yang sama pikirannya dengan saya karena saya lihat segala rupa orang pada ngabuburit juga, apakah bule apakah turunan Cina yang banyak banget di sini apakah turunan bangsa-bangsa lain. Bedanya mereka pada ngabuburit sambil nongkrong di kafe makan minum ataupun makan sambil jalan…

Pertama saya liat di lapangan orang kok rame banget, seperti kampanye pemilihan Perdana Menteri. Ternyata benar, tapi bukan partai utama Labor Party maupun Liberal Party melainkan Australian Sex Party! Beneran, saya gak bohong. Warna kaosnya kuning seperti salah satu partai besar di Indonesia. Yang dikampanyekan adalah persamaan hak. Tapi bukan sembarang persamaan hak melainkan menuntut disahkannya perkawinan sesama jenis. Masya Allah! Rupanya dia mau meniru negara bagian California sana yang membolehkan kawin sesama jenis. Yang berkerumun di situ kebanyakan adalah anggota LBGT (itu lo singkatan dari Lesbian, Gay, Bisex, and Transgender, gak usah saya jelaskan masing-masing ya?). Ngeliat tingkah polah penontonnya saya senyam senyum sendiri!

Bayangin, udah pakaiannya sangat ngejreng, rambutnya warna warni, mereka pun tidak risih bergandengan tangan ataupun berciuman mulut di depan umum, padahal mereka sesama jenis lho… saya udah nyaris memotretnya, namun saya trauma dimarahin bule jadi motretnya dari jauh aja! Tidak lupa juga ada tarian sexy wanita (kayaknya mantan pria deh!) berpakaian minim yang seronok berlenggak-lenggok dengan dahsyatnya! Lihat foto di latar depan yang bergandengan tangan, itu dua-duanya cewek!




Yang kedua yang membuat saya terhibur adalah penampilan seorang penari jalanan.
Penonton sangat banyak membuat lingkaran berbentuk kotak (masak lingkaran berbentuk kotak?). Ya pokoknya gitu deh.. Penarinya bule sendirian, diiringi musik kayak breakdance jaman dulu. Segala rupa tarian dilakukan, kayak sidewalk dan moonwalk ala Michael Jackson, juga ada gaya pantomin segala ala Septian Dwicahyo (kemana orang ini sekarang ya?), juga ada melibatkan penonton wanita dan pria yang malu-malu kucing diliatin banyak orang. Music pengiringnya juga lagu-lagu yang sangat popular macam Billie Jean-nya MJ, lalu Enrique Iglesias dan semacamnya. Bener-bener jago!

Yang paling saya kagum adalah waktu dia seolah-olah lari cepat banget, padahal hanya lari di tempat..lalu disambung dengan slow motion larinya itu. Wah, asli mirip banget dengan slow-motion di tivi diiringi dengan music yang juga slow…ini baru bener-bener saya baru liat gaya nari kayak gitu. Pertunjukan berlangsung cukup lama, ada kali setengah jam, sampai dia gembrobyos! Terakhir waktu dia nutup pertunjukannya dia terus terang bilang bahwa dia penari professional yang hidup dari menari, maka diharapkan partisipasi penonton. Tidak diragukan lagi banyak penonton yang dengan sukarela mencemplungkan duitnya ke topi lebar yang dipegangnya. Saya pun tidak ragu menyumbang dua dolar saking terhiburnya!

Demikian laporan pandangan mata..