Minggu, 05 Desember 2010

Pengamen Terorganisir

Siang tadi habis makan siang di city (sebenarnya bukan makan siang tapi cemolan berupa salad udang makaroni salmon yang sangat maknyus!), keluar dari foodcourt lamat-lamat terdengar petikan gitar lagu Stairway to Heaven. Wah, mantap nih, udah lama saya gak mendengar music live (terus terang sejak menikah sampai dengan punya anak, saya jadi jarang nonton musik live, kecuali kayaknya 2 kali nonton Jak-Jazz dan beberapa kali nonton Jajan Jazz di BSD. Waktu bujangan dulu, minimal sebulan sekali saya ke Ancol nonton Friday Jazz Nite yang gratis tapi keren itu!).

Sampai di luar, betapa terkejutnya saya, karena yang main gitar tadi adalah seorang anak kecil bule yang kira-kira baru berumur 11 tahun! Wah, keren deh! Ini gambarnya:


Selesai memainkan lagu itu, dia mainkan lagu berikutnya: Smoke on the Water! Wah, tambah keren nih. Tentu saja sehabis dia memainkan lagu itu banyak penonton (termasuk saya tentunya, karena prinsip saya adalah kalo saya terhibur, saya harus ikut menyumbang duit!) pada menyemplungkan dolarnya ke kotak amal yang tersedia....

Pada kesempatan lain, ada pula pengamen bapak-bapak dengan pianonya:


Bapak ini juga lagu-lagunya enak, sejenis lagu piano yang lembut macam Fur Elise atau instrumen model-model David Clayderman gitu. Paling cocok didengerin kalo suasana hati lagi adem (misalnya sehabis terima transferan allowance dari ADS!)

Sebenernya yang lebih patut diberi kredit adalah tentang bagaimana the City of Perth (ini nama resminya), bisa memenej kegiatan seperti itu. Pemusik atau penampil bisa dengan tenang mengeluarkan kemampuan terbaiknya (tentunya dengan aturan yang jelas, termasuk berapa sewa tempatnya). Penonton juga senang bisa mendapatkan hiburan dari penampil yang keren, tidak tatoan, badannya bersih, dan berwajah tidak sangar!

Sebuah contoh bagaimana mewujudkan the win-win-win situation!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar