Minggu, 26 Januari 2014

Edisi Sok Tahu: Pengalaman (+Tips) Liburan di Australia

Sesuai janji saya, maka biar Anda jadi kepingin, saya akan membuat review mengenai liburan saya baru-baru ini. Kalo diibaratkan menulis disertasi, maka tahapan ini adalah bab pembahasan, setelah semua bab-bab individual ditulis. Bab-bab individual, misalnya satu bagian menulis mengenai Sydney, kemudian bab berikutnya menulis Gold Coast dan seterusnya. Kalo menulis bab pembahasan di disertasi sulit, maka menulis review jalan-jalan ini pastinya gampang.

Mengapa saya menulis ini? Karena saya ternyata sudah hampir tamat mengelilingi Australia. Tepatnya saya sudah menunjungi Perth (malah sudah hampir empat tahun tinggal di sini), Melbourne (lima hari), Sydney (enam hari), Gold Coast (empat hari), dan Brisbane (empat hari). Kota besar di Australia yang belum saya kunjungi; Adelaide (South Australia), Hobart (Tasmania), dan Darwin (Northern Territory). Tapi saya denger, kota-kota tadi kurang begitu top untuk daerah tujuan wisata, jadi ya gapapa gak saya kunjungi. Oya saya bahkan sudah menyeberang ke Selandia Baru sana, tepatnya di Auckland (empat hari).

Ini kesan yang saya tangkap selama kunjungan singkat tadi lho ya, sebagai turis dan bukan penduduk asli, jadi kalo ada yang berbeda dengan Anda yang barangkali tinggal di kota-kota tersebut atau mengunjunginya, ya harap dimaklumi. Terutama ini ditujukan buat Anda yang belum pernah ke Australia (atau ke luar negeri lainnya).

Nah, kira-kira poin apa sih yang menarik? Saya akan berturut-turut membahasnya secara berurutan, dimulai dari perencanaan, hotel, objek wisata, supaya kalo Anda akan jalan-jalan sudah tau apa yang akan Anda hadapi.

Oya, entri ini akan panjang banget, jadi ada baiknya Anda siapkan segelas kopi dan singkong goreng (bener, jangan sepelekan singkong goreng, karena kalo Anda udah lama tinggal di luar negeri, makanan Indonesia apapun akan jadi lezat sekali!).

Pertama-tama: internet adalah teman Anda yang paling top. Ini bisa dimulai sejak sebelum berangkat. Pada setiap perencanaan, setelah menentukan DTW-nya, tentunya Anda beli tiket. Nah, tinggal buka internet, cari tiket yang paling murah yang sesuai dengan waktu yang Anda rencanakan, beli tiket online. Habis beli tiket, tentunya sewa hotel, lewat internet juga. Biasanya saya pakai hotels.com atau booking.com. Berkat internet ini saya pernah dapat tiket pesawat murah banget yaitu jurusan Sydney-Gold Coast yang cuma $39 saja! Juga hotel saya di Melbourne, fisik bagus, letak di tengah CBD, cuma $70 semalem! Internet juga penting kalo Anda sudah nyampe di tujuan, tinggal liat Google map semua beres.

Oya sebelumnya (saya kelupaan), kalau Anda belum pernah ke Australi, kota manakah yang sebaiknya dituju? Berdasarkan pengalaman saya, yang paling top tentu saja Sydney! Soalnya ikon Australi adalah Opera House yang ada di situ (dan juga kanguru tapi kan mahluk ini ada di mana-mana!). Kalo anda belum berfoto di Opera House ntar temen-temen Anda gak yakin kalo Anda sudah ke sana! Berikutnya, adalah Gold Coast, tapi dengan catatan, yaitu Anda suka atraksi heboh (roller coaster dsb.) dan kalo punya anak, pastikan anak-anak udah agak besar (lebih dari 110cm atau 120 cm tingginya), karena untuk naik di wahana-wahana di Gold Coast syarat fisiknya itu. Kalo anak-anak masih kecil di bawah 10 tahun katakanlah  begitu, maka sangat mungkin malah bengong aja di Gold Coast kecuali liat pantai Surfers Paradise yang top itu. Ingat Gold Coast menyebut diri sebagai the Capital City of Theme Parks in Australia lho!

Kota berikutnya adalah Melbourne, kotanya lebih cantik daripada Sydney, dan tidak sebesar dan sesemrawut Sydney. Urutan berikutnya: Brisbane dan Perth, sama-sama gak menarik. Kesannya cuman satu: 'yah sudahlah yang penting sudah ke sana dan foto-foto'. Tidak ada yang wah banget. Bonus: Auckland di NZ ya sami mawon, kurang bagus. Pernah waktu saya di Auckland, saya cari di internet daerah mana yang wajib dikunjungi, disebutkan Mission Bay. Saya capek-capek cari rute bis ke sana, dan ternyata itu adalah pantai yang biasa banget, malah Pantai Ayah di Kebumen sana barangkali lebih bagus!

Selasa, 07 Januari 2014

Diteriakin Orang Sekampung

Ini cerita lama, tapi anak saya Aby seneng banget kalo saya ceritain hal ini:

Pada suatu hari Minggu saya lagi kumat rajinnya (baca: ada deadline), sehingga saya harus ke kampus. Nah, kampus (biasa saya sebut kantor) saya ini letaknya bukan di kampus utama, melainkan agak keluar dikit, nyatu sama kantor swasta lainnya. Letaknya di jalan melingkar berbentuk kotak gitu (kotak kok melingkar, bingung). Maksudnya kalo saya lewat depan kantor saya itu, maka kalo diterusin jalannya melingkar ke kantor itu lagi, dengan ada jalan keluarnya.

Tanpa perasaan bersalah saya masukilah jalan itu. Ternyata belok kiri ditutup, jadi saya belok kanan dengan niat memuterin kotakan itu, toh akhirnya bisa juga nyampai di kantor. Habis belokan pertama saya curiga nih, kok jalan sepi amat, terus banyak orang nongkrong di pinggir jalan. Orang-orang itu pada teriak: hoi, mau kemana kamu? Saya buka jendela, saya jawab: itu lho mau ke kantor saya di depan, muter dikit!

Saya bingung kenapa gak ada mobil lain dan kenapa orang di pinggir jalan makin banyak.  Terus orang-orang tambah neriakin saya: Hei, jalanan ditutup! Gak boleh ada mobil lewat! Teriakan bertambah kencang. Saya tetap bingung, sambil buka tangan dengan gesture 'saya gak tau ada apa'. saya tetep jalan pelan-pelan. Orang-orang tambah ramai, dan saya tambah diteriakan orang banyak: hei balik kamu, cepat!!! Ada yang bilang: bego kamu lewat sini! Lha saya tambah bingung wong gak ada larangan. Malah ada yang teriak kenceng banget; What the f**k are you doing here?? Saya udah jengkel mau saya jawab: What's the problem? I didn't see any sign!!

Baru mau mangap, segera saya sadari bahwa jalan memutar tadi lagi dibuat lintasan balap sepeda. Pantesan banyak yang nonton! Tepat saat itu lewatlah puluhan sepeda yang sedang berlomba kenceng-kencengan nyalip saya yang terbengong-bengong. Saya kontan mengkeret di pinggir jalan, rasanya seperti orang paling tolol sedunia diliatin orang sekampung yang misuh-misuh!

Lha siapa yang tau coba, gak ada tanda, gak ada polisi, tau-tau kantor saya jadi lintasan balap sepeda!

Susahnya Mencari Dollar

Ceritanya Aby di sini ngikut kegiatan karate di sebuah dojo di sini. Bayarnya lumayan mahal lho, $150 sebulan. Saya dulu ngikut karate di Bulungan sana bayaranya cuman Rp2.500 sebulan, murah ya? Nah singkat cerita ternyata ada satu orang temennya orang Indo yang tertarik juga mau ikut, bahkan adiknya juga mau gabung.

Pada hari yang disepakati, Aby beserta ibunya sama anak itu dengan ibunya juga bersama adiknya datenglah ke dojo itu buat ngedaftar. Singkat cerita, abis pendaftaran, si embak bagian admin bilang: wah lumayan nih kamu dapet bonus 'member get member' selama sebulan. Waktu itu si bos karate namanya si M lagi ke luar kota, jadi gak bisa ketemu dia. Demi mendengar berita itu langsung kami tersenyum-senyum senang, soalnya kami tidak menduga akan dapet bonus $300, kan dua anak.

Itu kejadian kira-kira bulan Agustus, kita dengan sabar menunggu si duit itu, kok gak ada kabar beritanya? Dua minggu setelah itu, istri saya nanyain ke mbaknya: lho mana mbak kok duitnya belum ada? Si mbaknya bilang: ada kok, lagi disiapin, katanya. Oke deh orang sabar kekasih Tuhan, begitu hibur saya.

Tapi tunggu punya tunggu, udah sebulan kok duit belum hadir juga. Walaupun tadinya tidak mengharapkan tapi karena udah dijanjiin ya jadinya ngebet. Istri saya mau nanya ke mbaknya lagi, eh dianya sudah gak kerja di situ. Dalam hati bertanya-tanya, apa dia  sudah dipecat gara-gara ngejanjiin bonus itu?

Waduh mesti gimana nih, apa saya perlu turun tangan? Nah suatu sore saya berkesempatan nganter si Aby karate (ya sekali-kali lah bapaknya nganter). Nah, mumpung saya di situ, saya mau nagih ke si M bos karate itu. Habis parkir saya niatin ketemu dia. Wah tapi dia lagi sibuk dan setelah saya lihat nih orang badannya kok gede banget, mana kepalanya botak lagi. Nanti kalo saya tanya terus dia bilang gini gimana: lho siapa mau kasih duit, emang kalo saya gak kasih kenapa? (ini cuman bayangan saya saja).

Wah ngomong langsung saya gak berani, saya putar otak gimana caranya. Nah ketemu, lewat facebook! Saya hampir yakin bahwa pasti dojo ini punya akun FB. Benar juga saya ketemu. Saya kirim pesan ke dianya. Waktu mau kirim pesan, saya mikir, apa mau bergaya memelas atau serius nih. Ntar kalo memelas malah gak dikasih... Terpaksa saya seriusin aja.

Begini message saya tanggal 24 Oktober 2013

Hi M (nama lengkap ada di redaksi),

My name is Budi Susila, the father of Habibie, one of your students in the kids class. When you were away a while ago (to Bali?), I brought in two new members to your class: Dimas and his little sister. I noticed from your brochure that "member get member" will be entitled to one month of free tuition. I believe that I deserve this (two months because of two new members), but until now we haven't heard from you. Could you please confirm this? Thank you.

Abis kirim begitu, saya lega, yang penting udah usaha, kalo gagal ya apa boleh buat, badan dia gede, kepala botak, udah sabuk item Dan VII lagi.

Eh, sorenya langsung dia bales message saya di FB tadi. Begini bunyinya:

thank you for your message.

yes it is 2 months free training.
i certainly have not forgotten or not realised.
i am holding this and a couple others off for a matter of timing for promotional reasons that will be clear very soon.
please accept my apology for any confusion.
at the start of next month you will receive my gift of thanks.  

Nah lho, ternyata walau badan gede, pala botak, Dan VII, ternyata dia orangnya tepat janji. Syukurlah!   Saya tunggu lagi ceknya. Eh, kok gak dateng-dateng juga. Sementara itu saya tetep gak berani nganter Aby karate, takutnya gak enak sama si M.  

Tunggu punya tunggu akhirnya tanggal 5 Desember baru si cek dikasih ke istri saya. Hm, lega...  Beginilah penampakannya:




Waduh, akhirnya setelah empat bulan perjuangan duit sebesar $300 akhirnya nyampai di tangan juga. Empat bulan sodara-sodara! Susahnya cari rejeki di negeri orang, hehehehe...

Epilog: segera cek itu besoknya saya kliring ke bank. Dengan semangat, istri saya langsung belanja ke city, soalnya dia kan yang nganter karate Aby dua minggu sekali, jadi bonusnya buat dia aja. Pulang-pulang dia pamerin hasil belanjanya yaitu sebuah tas Gucci. Harganya? $350 saja. Kesimpulan: saya tekor $50!

Senin, 06 Januari 2014

Mas dari Indonesa ya?

Ingat jalan-jalan, saya ingat peristiwa tahun lalu saat mau berangkat ke Auckland. Pagi-pagi jam 8 saya nelpon taksi buat ke bandara. Catatan: di sini gak musim taksi lewat langsung kita stop; taksi harus pesen lewat telpon.

Nah, tidak sampai dua menit kemudian si taksi sudah nongol di depan apartemen. Segera saya masuk ke taksi (di sini penumpang taksi duduk di samping pak supir yang sedang bekerja, bukan di jok belakang). Segera saya perintahkan si supir: ke airport bang!

Eh, abis saya order begitu si supir bilang: 'are you from Indonesia?' Waduh, kaget saya lha kok tau-taunya dia, apa saya ini sudah sedemikian ngetopnya? Segera saya tanya:'lho kok sampeyan tau?' (tentunya dalam bahasa enggres). Terus apa jawabnya: iya, tadi saya dengar situ pesen taksi lewat telpon, logatnya Indonesa banget!'

Asemm.. jadi selama bertahun-tahun di sini kalo ngomong coro enggres saya masih medok bahasa Indonesia, wah cilaka nih. Padahal waktu telpon pesen taksi tadi sudah saya mencong-mencongkan niru orang bule: 'can I order a taxi puhleeeasee...'. Bikin malu aja nih supir Turki!

Catatan: selidik punya selidik rupanya kenapa dia tau logat Indonesia, karena dia sudah pernah tinggal tiga bulan di Depok sana, jadi udah akrab dengan logat Indonesia, pantesan...

Minggu, 05 Januari 2014

Libur Telah Tiba...

Sadarkah Anda bahwa saya sangat jarang menulis pengalaman jalan-jalan selama di sini? Padahal gak sombong, hampir semua tempat di deket Perth sini sudah saya jelajahi lho. Buktinya kemarin dulu saya dapet buku petunjuk wisata Perth dan sekitarnya, ternyata hampir semua sudah pernah saya kunjungi, cuman belum saya tulis aja. Mengapa belum saya tulis? Pertama waktunya gak cukup banyak. Kedua, ntar kalo kebanyakan nulis mengenai jalan-jalan, dikira hidup kok enak banget, jalan-jalan melulu. Padahal sebenarnya hidup di sini penuh dengan darah, keringat, dan air mata (halah!)

Okelah, mulai sekarang saya mau nulis yang seneng-seneng aja. Ceritanya, saya mau konferensi (lagi), kali ini di Brisbane. Topiknya gak penting, yang pasti saya sudah melamar jadi pembicara, dan diterima dan sudah membayar segala biaya yang diperlukan, persis kayak konferensi pertama dulu.

Berhubung saya di sini sudah mau selesai, mengapa gak sekalian jalan-jalan aja keliling Australi? Melbourne udah pernah saya kunjungi waktu konferensi yang lalu (yang belum saya tulis juga di blog ini). Makanya saya rapel aja kunjungan berikutnya: ke Sydney dulu, nyambung ke Gold Coast, terus ke Brsibane. Berangkat 9 Januari pulang 24 Januari, lama kan?

Tiket Perth-Sydney-Gold Coast-Brisbane-Perth lagi sudah dibayar, termasuk hotelnya sudah dibuking, termasuk segala tiket masuk: Sydney (Sydney Aquarium, Sydney Wildlife, Sydney Eye (gedung tertinggi), Manly Sanctuary, Museum Madame Tussaud, Blue Mountain Tour), terus di Gold Coast (Movie World, Sea World, Wet 'n Wild). Di Brisbane belum tau mau ngapain.

Nanti akan saya tulis satu-satu deh, biar Anda semua pada ngiler...

Kemarin sudah mulai packing, lumayan lho banyaknya, maklumlah tiga orang (saya+nyonya+Aby). Tapi tahukan Anda barang apa yang mutlak harus dibawa?

Ini dia barangnya yang dengan susah payah saya masukin ke koper:


Ditambah tentu saja ini:



Gunanya tentu Anda tau kan? Walau sudah melalangbuana kemana-mana (termasuk waktu camping kemarin), kedua barang ini sifatnya wajib ain, soalnya --ini rahasia jangan bilang siapa-siapa--seumur-umur saya belum pernah pakai toilet paper!

Jadi? Hidup ember dan gayung! Yihaaa!!!!