Selasa, 14 Februari 2012

Redaksi Yth

Catatan: rasanya saya sudah lama tidak memuat rubrik redaksi Yth. Ini adalah email yang saya peroleh dari pembaca blog saya yang menanyakan sesuatu, dan juga apa jawaban saya. Saya muat di sini, siapa tau berguna bagi pembaca yang lain. Tentu saja identitas pengirim dirahasiakan.

Tanya: Perkenalkan pak, nama saya A, saat ini saya sedang bertugas di departmen B. Begini pak saya suka baca blog bapak, dan kebetulan saya baru saja gagal mendapatkan beasiswa ADS untuk master bidang C, gagal di tahap interview. Kalo berkenan, mungkin pak Budi bisa meberikan pencerahan buat saya, sebenernya interview yg seperti apa siy yg kira-kira bisa tembus ADS....

Terima kasih banyak pak Budi

Jawab: Selamat sudah melalui tahap interview, InsyaAllah tahun depan bisa tembus. Tenang aja, saya dulu jga pernah gagal interview.

Secara singkat, karena kita PNS, maka poin yang utama ditanyakan adalah 'apa sumbangsih yang dapat kita berikan setelah lulus'. Oya mungkin perlu saya sampaikan bahwa wawancara adalah kepanjangan tangan dari formulir tertulis yang pernah kita isi. Jadi waktu ngisi formulir pendaftaran ya harus cermat, ntar kalo wawancara baru kita berpanjang lebar, jangan keluar dari apa yg kita tulis.

Kedua, kalo S2 kita akan riset (saya gak jelas apa njenengan ada risetnya), maka proposal riset juga harus jelas mengenai tujuan riset, metode yg akan dipakai, data yang akan diolah, cara ngolah, hipotesis, dsb.)

Kalo course work, ya kira-kira alasan apa kita ngambil jurusan itu, tentu paralel dengan poin 'sumbangsih' kita di atas tadi. Di sini kita hrs sdh mempelajari dulu kelas-kelas apa yang akan kita ambil dan mengapa penting. Jangan 'blank'.

Terus tentu saja mengenai kondisi department B tempat mbak kerja sekarang, permasalahan apa, kira-kira 5-10 tahun lagi tantangannya apa, dan apa yg bisa kita lakukan saat itu.

Terus, career plan njenengan gimana, sepuluh tahun lagi mau jadi apa kalo sdh selesai sekolah.

Terus juga sedikit pengetahuan umum mengenai Australi dan universitas tujuan kita juga akan menunjang.

Kira-kira begitu dulu, kalo belum jelas bisa nyambung lagi. Trims.

---
Tanya: Bagaimana kabarnya pak Budi? semoga pak Budi dan keluarga senantiasa dalam keadaan sehat wal afiat. aamiin ya robbal alamiin. Langsung aja ya pak, saya mau konsultasi nih. Alhamdulillah, saya termasuk diantara 3 orang pegawai department C yang dipercaya melanjutkan studi ke jenjang S 3 dengan pembiayaan dari suatu lembaga internasional. Seleksinya dimulai dari bulan Juni, dan pengumumannya baru aja diupload tadi siang..

Bagi peserta program S 3, boleh milih negara mana saja yaitu Amerika, Eropa, Australia dan Asia. Saya pribadi tertarik untuk memilih Australia karena sedikitnya 2 alasan berikut:
1. Organisasi di Australia yang serupa dengan tempat saya bekerja sekarang sudah maju, sehingga saya ingin punya kesempatan belajar juga ke sana (mudah-mudahan memungkinkan ya pak)
2. Saya melihat di Australia banyak sekolah yang menawarkan program Professional Doctorate. Program ini sepertinya lebih cocok bagi saya ketimbang program PhD yang "berat". Salah satunya adalah program Professional Doctorate in D di University of E.

Itu pandangan saya lho,pak. Dalam kesempatan ini saya ingin minta pendapat pak Budi mengenai pandangan saya tersebut. Atau seandainya pak Budi punya saran lain untuk saya, saya akan sangat berterima kasih.Saya juga suka berkunjung ke blog pak Budi. Banyak hal yang bisa saya peroleh dari sana. Banyak pengalaman yang lucu-lucu juga ya.

Sementara demikian dulu dari saya, pak. Mohon kesediaan pak Budi untuk berkenan "diganggu" oleh saya.

Jawab: Wah mantaps, selamat ya!

Kalau saya jelas gak akan pilih negara Asia, lha ngapain, kita kan negara Asia juga. Kalau Amerika kan jauh buanget (kalau keluarga mau datang atau kitanya mau nengok keluarga di Indo). Kalau Eropa agak mendingan jauhnya, tapi pengalaman bisa banyak berkunjung ke banyak negara Eropa (kan dekat-dekat). Kalau Australia, deket sama Indo, enak buat temen/keluarga kalo mau main. Mengapa ini penting, karena sekolah S3 ini lama, pasti banyak teman/keluarga yang mau dateng atau kitanya yang mau nengok mereka di Indo.

Sekarang akademisnya: Amerika adalah mbahnya ilmu pengetahuan, jadi pasti canggih lah kalo bisa lulus dari sana! Saya terus terang mungkin gak mampu. Eropa juga mantap dalam bidang yang sampeyan incer. Asia gak usah diomongin lah, ngapain. Australia ada yang sangat bagus, misalnya F atau G.

Demikian pandangan saya, sepanjang yang saya tau. Hope this helps.

---
Tanya: Salam kenal Pak Budi, saya H, Saya menulis surat ini dalam rangka berupaya mencari bantuan pak, maaf saya langsung ke pokok masalah ya pak. Saat ini saya sedang menyiapkan diri untuk mendaftar program beasiswa dari ADS, tapi saya terkendala oleh salah satu syarat yang ditentukan khusus bagi peserta yang mendaftar untuk jenjang S3, yaitu keharusan di form aplikasi disebutkan highly recommended untuk melampirkan paling tidak bukti korespondensi dengan calon pembimbing kita nanti di Universitas yang akan dituju di Australia. Ya, saya akui saya sebelumnya tidak mencari tahu terlebih dahulu kalau bagi pelamar program yang memakai riset harus dapat menyerahkan nama calon pembimbingnya. disinilah kesalahan saya.

Namun demikian, saya tetap berusaha untuk memenuhinya pak karena untuk sampai ke tahap boleh mendaftar program ADS ini, sudah melampaui proses seleksi internal di kantor saya.Saya sangat berharap bapak dapat membantu saya, paling tidak bapak dapat memberikan arahan yang bisa saya lakukan.

Terima kasih banyak atas perhatian Bapak

Jawab: Wa'alaikum salam Mbak H,

Langsung pada pokok masalah: Kalau belum sama sekali punya kontak dengan calon supervisor, berarti Mbak harus mencarinya. Caranya? Ya lewat internet. Pertama-tama, Mbak kan pasti udah punya riset proposal tentang suatu topik. Nah, kemudian buka website universitas yang diminati. Kalau belum tahu universitas yang diminati, buka aja website universitas sebanyak-banyaknya di Australia, cari di mana yang mempunyai program yang njenengan incer. Biasanya di situ akan ada nama-nama profesornya, sekalian dengan riset-riset yang telah dilakukan. Nah, Mbak bisa lihat apakah ada kesamaan ropik antara proposal Mbak dengan keahlian profesor ybs. Kalau ada, silakan email si prof tsb nanya apakah beliau bersedia jadi supv kalau Mbak diterima ADS. Tentunya di email Mbak harus dilampiri dengan proposal riset, CV, dan riset-riset yg pernah dilakukan (kalau ada).

Untuk lebih gampang cari mana universitas Australia yang ada program inceran, mungkin pakai google lebih cepat, daripada nyari satu-satu. Misalnya kata kuncinya: "university australia X (nama) program"

Kalau bisa sih kirim sebanyak-banyaknya ke calon spv, siapa tahu ada yang nyangkut.

Kira-kira begitu dulu. Mudah-mudahan membantu. Kalau ada pertanyaan lanjutan, silakan, saya siap bantu.