Selasa, 26 Oktober 2010

Nyekolahin Anak di Australia? Siapa (Nggak) Takut...

Kemarin waktu barbeque saya ketemu dengan seorang mahasiswa S1 yang sekolah di Curtin dengan biaya sendiri. Ternyata kalo bayar sendiri rada mahal juga ya? Jenjang S1 di Australia untungnya cuma 3 tahun saja, bukan empat tahun kayak di Indonesia. Gelarnya BA, entah singkatannya apa. Biaya kuliah satu semester kira-kira $10,000. Biaya hidup sekitar $1,000 per bulan (termasuk kos seminggu kira-kira $150), satu semesternya 5 bulan kuliah berarti $5,000 per semester. Total biaya per semester $15,000. Dikali 6 semester berarti $90,000, dikali kurs Rp9,000...silakan hitung sendiri biaya ngirim sekolah anak di Australia untuk S1.

Silakan bandingkan dengan biaya kuliah di universitas-universitas mahal di Indonesia semacam UPH (Uang Papa Habis, eh Universitas Pelita Harapan ding!), Paramadina, SGU (Swiss German University di Serpong sana), atau Universitas Multimedia Nusantara (yang ini mahal gak sih?)...

Buat Yang Penasaran: Harga Beli Apartemen/Rumah di Perth

Ini janji saya mengenai harga kalau misalnya Anda mau beli rumah atau apartemen di Perth dan sekitarnya.

Harga apartemen di Perth:
- Apartemen satu kamar $350,000-400,000
- Apartemen dua kamar $400,000-500,000
- Apartemen tiga kamar dst. di atas $600,000

Tentu saja harga tergantung lokasi, fasilitas (laundri, parkir mobil dsb), finishing

Harga rumah di Perth:

Harga rumah sangat bervariasi tergantung luas, bantuk, dan lokasi:
- Rumah dua kamar sekitar $650,000 ke atas
- Rumah tiga kamar sekitar $750,000 ke atas
- Rumah empat kamar sekitar $800,000 ke atas

untuk melihat harga jual/sewa properti di Australia silakan lihat di www.realestate.com.au. Sebuah situs yang lengkap: Anda tinggal memasukkan mau beli atau sewa, rumah atau apartemen, lokasi yang diinginkan, dan jumlah kamar yang dimaui. Silakan coba sendiri!

Minggu, 24 Oktober 2010

Senengnya Ngeledekin...

Kalo Anda menetap di luar negeri, apakah sebentar apakah lama, pasti suatu saat (atau malah setiap saat) Anda pasti membandingkan keadaan di negeri asing tadi dengan keadaan di Indonesia, dan kebanyakan lagi keadaan di Indonesia jadi terasa serba salah, gak modern, wagu, dsb...

Contohnya tadi siang, saya beserta segerombolan students Indo, sekitar 6 keluarga, mengadakan barbeque di taman Belmont. Tamannya luas banget, mungkin segede taman kota di BSD, masuk gak bayar, parkir gratis, mainan anak banyak banget, ada danaunya lagi. Yang paling enak adalah ada tempat memanggang gratis, termasuk gasnya. Jadi rombongan tinggal membawa bahan bakunya: daging sapi, kambing, bumbu saos, sosis, ayam, sak maunya sendiri. Tinggal ditaroh di panggangan, nyalain gasnya, dibolak-balik, dan langsung deh makan di kursi-kursi yang sudah disediakan. Rupanya banyak juga bule-bule yang melakukan hal serupa pada family gathering masing-masing dengan anak-anak yang bule juga yang jago banget bahasa ingrisnya (ya iyalah), sampai nangispun pake bahasa inggris!

Habis makan diisi dengan ngobrol-ngobrol (dilarang merokok di taman itu). Dan obrolannya gak lain ya itu tadi bandingin Australia vs Indonesia. Beberapa komentar:
- wah, kalo di Indo, masuk ke tempat gini minimal bayar 10 ribu nih..
- kalo di Indo, pasti orang-orang pada klepas-klepus ngrokok!
- Pasti kalo di Indo sudah ada yang narikin parkir dengan modal sempritan
- Pasti kalo di Jakarta, udah jadi tempat pacaran nih (maklum banyak pohon gede dan semak-semak)
- Pasti kalo di Indo, pada gak mau ngantre main flying fox gratis kayak gini, pasti pada rebutan, gontok-gontokan..
- (Yang paling jahat lagi):pasti kalo di Indonesia, tempat panggangan dicolong orang, terus tabung gasnya dijual!

Tapi percayalah Saudara-sauadara, para komentator tadi (termasuk saya), sebenarnya dalam hati kalo boleh milih tetep milih tinggal di Indonesia: makan mi ayam semangkok sama teh botol cuman 10ribu (cuman sedolar lebih dikit!), beli bakso cuman goceng udah kenyang, makan ayam pop di warung padang sederhana cuman 15ribu, rokok sebungkus cuman 10ribu (di sini 15 dolar!), terus banyak acara sunatan, slametan, kondangan, reuni, halal-bihalal, gathering kantor, dsb..dsb..

Jadi kesimpulannya: hujan emas di negeri sendiri tetap enak. Hidup Indonesaa!!

Sabtu, 23 Oktober 2010

Jadi Anda Pingin Bangun Rumah di Perth?

Anda penasaran, bapaknya temen Anda punya rumah di Perth, dan ingin tau harganya berapa? Jangan khawatir, di koran sini banyak iklan yang menawarkan bangun rumah. Bentuk iklannya beda dengan di Indonesia. Selain iklan oleh developer yang membangun perumahan, banyak juga iklan yang dipasang oleh pemborong bangunan. Yang terakhir ini jarang di Indonesia karena biasanya pemborong gak punya duit buat masang iklan besar-besar. Kalau di sini pemborongnya perusahaan gede-gede, jadi iklannya juga gede-gede. Mereka akan membangun rumah sesuai pesanan Anda, tapi kebanyakan adalah disainnya sudah ada bermacam-macam, dan Anda tinggal pilih sesuai selera Anda, dan tentunya juga sesuai dengan luas tanah dan luas dompet yang Anda miliki!

Di iklan mereka disebutkan nama tipenya, berapa luas rumahnya, harga, dan spesifikasinya sekalian, sehingga si calon konsumen bisa membandingkan satu pemborong dengan pemborong yang lainnya. Oya, di sini juga ada Undang-undang yang mengharuskan si pemborong memberikan garansi fisik minimal 6 tahun, sehingga kalo di bawah 6 tahun ada sesuatu yang rusak, misalnya gentengnya bocor, si konsumen bisa mengklaim. Lumayan, kan?

Oke, dengan tidak berlama-lama lagi inilah beberapa tipe yang mereka tawarkan, buat perbandingan Anda yang ingin bangun rumah di Perth. Catatan: harga tidak termasuk tanah. Kurs dolar Australi=Rp.8.700.

- tipe Boardwalk, luas 306m2 harga $229.307: 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, garasi, ruang studi, theatre, living, dining, games, alfresco (beranda belakang), kitchen, laundry, activity

- tipe Jefferson, luas 300m2, harga $239.996: 4 bedroom, living/dining, study, alfresco, activity, garage

- tipe Plaza, luas 295m2, harga $251.117: 4 bedroom
- tipe Shangri-La, luas 285m2, harga $349.990: 4 bedroom
- tipe Inspiration, luas 239m2, harga $169.990: 4 bedroom

Demikian sekilas harga borongan rumah, silakan dipikir-pikir dulu. Lain kali akan saya infokan harga apartmen di sini....

Kamis, 21 Oktober 2010

Ngomong-ngomong Tentang Angkutan Umum

Inilah dulu rutin harian saya kalo lagi pakai angkutan umum buat ke kantor: jalan kaki sekitar 500m menuju pangkalan angkot, naik angkot sekitar 10 menit ke stasiun kereta Rp2.000, naik kereta AC Sudirman ke Tanah Abang, Rp8.000 selama 25 menit, nyambung bis kopaja 15 menit Rp2.000 lagi, terakhir jalan kaki 400m ke pintu kantor. Masalah yang dihadapi: kadang-kadang tidak punya uang pas dua ribu buat naik angkot pagi hari dan supir pun tidak punya kembalian karena masih terlalu pagi; kadang-kadang di kereta bisa duduk tapi kebanyakan berdiri; naik kopaja pasti berdiri; dan kadang-kadang kereta jamnya gak pas sehingga untuk mengejar waktu harus naik ojek..

Nah, sekarang seandainya hal tersebut terjadi di Perth: saya gak perlu mencari uang pas buat naik angkot karena bayar angkutan umum pakai kartu prabayar seperti flash BCA itu. Si kartu ini setelah diisi jumlah tertentu tinggal digesek waktu naik dan turun, sehingga ketahuan berapa ongkos yang kita bayarkan (ongkos tergantung jarak, bukan 'jauh dekat tarifnya sama'). Kalau nyambung bis lain yang jaraknya pendek kadang-kadang malah gak di-charge lagi. Kemudian waktu pindah angkutan, misalnya dari bis ke kereta, kartu yang dipakai tetap sama, tidak perlu pakai cash juga. Ini kartu juga bisa dipakai buat naik fery (saya belum pernah). Oya, naik angkutan umum dengan kartu lebih murah 25% dibanding pakai cash!

Naik bisnya juga 90% bisa dapet tempat duduk; kalo naik kereta 80% berdiri kayak kereta Sudirman tapi dengan jadwal dateng dan perginya jauh lebih tepat waktu. Yang paling saya salut adalah bis kotanya bisa miring ke kiri (bukan seperti lagu bis kota di Surabaya yang panas yang miring ke kiri karena kebanyakan penumpang!), tapi miring ke kiri kalo lagi ada penumpang yang kesulitan turun naik (misalnya nenek-nenek atau ada orang yang mendorong kereta bayi) sehingga tidak terlalu tingi. Juga dari pintunya bisa keluar menjulur landasan buat kereta bayi atau kursi roda. Kalo si kereta bayi atau nenek-nenek tadi udah naik/turun, si landasan mendelep lagi (mendelep bahasa Indonesianya apa ya?), dan si bis kembali rata tidak miring ke kiri lagi!

Yang enak juga kalo naik kereta dan tiba di stasiun terlihat pengumuman kereta yang kita tuju nanti akan nongol berapa menit lagi, seperti jadwal kedatangan pesawat di bandara. Jadinya kita bisa memutuskan untuk menunggu di stasiun apa jalan-jalan dulu di sekitar stasiun.

Si pengelola angkutan umum ini adalah transperth yang sekaligus menguasai transport bis, kereta, dan feri. Nah, si transperh ini punya website yang cihui menurut saya. Misalnya seperti kasus saya ke kantor tadi. Kalau misalnya saya tidak tau bagaimana caranya saya naik angkutan umum dari rumah menuju kantor, maka saya tinggal masukkan alamat rumah saya dan alamat tujuan/kantor saya tadi. Maka saya tinggal masukkan jam berapa mau berangkat, dan tadaa..keluarlah rutenya dan berapa lama waktu yang diperlukan, misalnya saya harus jalan dulu 500 meter menuju halte nomor sekian dan menunggu sekian menit, kemudian naik bis nomor sekian selama sekian menit, terus nyambung bis lain nomer tertentu selama sekian menit, terus nyambung kereta ke tujuan tertentu, dan terakhir tinggal jalan kaki misalnya 900m. Semuanya terinci!

Contohnya waktu saya mau halabihalal di rumahnya pak Konjen, dengan petunjuk website tersebut saya nyampai dengan selamat padahal saya juga belum pernah ke tempat itu. Bayangin misalnya ada bule di Serpong mau menuju Kramat Sentiong sana dengan angkutan umum, bagaimana caranya menerangkan coba biar si bule tidak nyasar!

Enaknya lagi, di angkutan umum tidak ada orang merokok dan tidak ada yang ngamen! Tidak seperti naik metro mini yang pengamennya asal bunyi dengan mengucapkan kata-kata manis: bapak ibu sekalian maaf saya mengganggu perjalanan bapak ibu, saya mau menyanyi mohon partisipasinya, daripada saya dipenjara karena merampok...

Satu-satunya di Dunia...

Sepanjang sejarah perjalanan keliling dunia saya (halah!), saya baru menyadari bahwa bandara di Indonesia adalah yang terunik di dunia, yaitu satu-satunya yang pakai bayar airport tax! Kalo di bandara Soekarno Hatta lokal 40ribu, internasional 150ribu rupiah. Kalo di Semarang cukup 25ribu saja..

Yang sudah saya alami di 4 benua: Asia (Singapore, Osaka, Madinah, Jeddah), Amerika (Chicago, Raleigh/Durham, San Fransisco, LA, Las Vegas, Houston, Minnesota/ Minneapolis, New York, Ottawa), Eropa (Frankfurt, Istanbul, Ankara), dan Australia (Perth) sini, tidak satu sen dolar pun saya bayar! Aneh gak sih Indonesia ini? Mungkin di Afrika, yang saya belum pernah, ada kali semacam airport tax ini saya gak tau..

Kayaknya di negara-negara tersebut, airport taxnya langsung masuk di harga tiket dan nanti pihak maskapai yang menyetor ke pengelola bandaranya sesuai jumlah penumpang yang diangkut. Mengapa Angkasa Pura tidak bisa menagih ke maskapai, malah suruh penumpang bayar langsung, yang jadi merepotkan? Apa tidak takut risiko duitnya pada 'bocor' di tengah jalan? Atau malah justru 'kebocoran' itu yang diharapkan?

Akhirnya Main Bola Juga...

Setiap saya jalan-jalan keliling Perth, saya selalu kemecer liat lapangan bola yang mulus-mulus di kanan kiri jalan. Pokoknya di sini taman banyak banget, dan tiap taman ada lapangan bolanya lengkap dengan gawangnya. Udah gitu gratis, dan jarang orang yang main ...kalo di Indonesia lapangan bolanya sebanyak di sini tentunya PSSI gak akan dipecundangi Uruguay 1-7!

Tersebutlah ada salah satu klub bola di sini yang namanya klub Manning, anggotanya banyakan orang Indonesia, tapi beberapa orang bule juga ada. Nah, si Manning ini kebetulan mau bertanding sama kesebelasan Konsulat. Nah, giliran si PS Konsulat kekurangan orang, makanya saya di-bond buat main. Saya emang sebelumnya udah beli sepatu bola lengkap dengan kaos kaki panjang dan dekkernya, adidas, total harganya $74 (biasanya saya pakai nike tapi kebetulan lagi gak ada korting di sini!)

Sabtu kemarin kami meluncur ke lapangan bola kampus, wah bener-bener rumputnya mantap dan lapangannya rata! Kalo cuma lapangan Sumantri di Kuningan yang sewanya 600ribu sekali main ataupun lapangan Simpruk yang 450rb sekali main mah agak ada apa-apanya...apalagi lapangan Blok S yang tiga perempat gundul itu..di kampus Curtin ada sekitar 5 lapangan bola jadi tinggal pilih semua gratis, tis!

Ternyata saya yang udah lama gak main, jadi gampang capek! Baru 10 menit udah ngos-ngosan, kayaknya udaranya lebih tipis dibanding Indonesia deh (alasan!). Terpaksa keluar masuk gantian, kan boleh, namanya juga sepakbola amatir! Alhasil PS Konsulat kalah 2-5. Gapapa deh yang penting udah ngerasain main bola di negeri orang! Tapi itu juga bukan yang pertama. Dulu waktu di Amrik juga saya main, cuman waktu itu mainnya di lapangan karpet jadi gak seru karena taku cidera...

Demikian laporan dari gelanggang ke gelanggang..

Buat Yang Penasaran: Harga Kebutuhan Pokok

Buat yang penasaran apakah harga di Perth lebih murah atau lebih mahal, berikut kutipan dari struk belanja saya hari ini. Catatan: harga dalam dolar Australi, kurs sekarang AUS$1=Rp. 8.700, silakan konversi sendiri:

sandal jepit buatan China (ternyata bahasa enggresnya sandal jepit=thongs, aneh ya?) $1.99, brokoli satu bonggol $0.91, tomat dua biji $1.96, kol setengah bulet $1.74, seledri satu iket $0.94, telor 6 butir $4.29, sup ayam instan tinggal tuang air panas isi 2 sachet $1.83, bawang bombai satu buah segede bola tenis $1.04, daging sapi 0.6kg $7.48, ayam drumstick 0.6kg $6.55, jus jeruk dua liter temen sarapan $4.99, susu coklat seliter $3.57, sup ayam sekaleng 535 gram $2.79, salad udang seporsi $6.99, energy bar mars satu biji $0.99, powerade energy drink $2.94, indomi kuah/goreng $0.5, bumbu instan indofood $0.99, peyek kacang udah mateng sebungkus $4.5

Demikian laporan dari pasar induk cipinang...

Selasa, 05 Oktober 2010

Pura-pura Jadi Bule

Saya kadang-kadang suka heran kenapa bule-bule pada seneng berjemur, seperti gambar berikut ini:

Bahkan pernah di siang bolong jam 12, ada sesi foto bersama seperti di bawah ini, mungkin sedang perpisahan:


Karena penasaran apa sih enaknya berjemur, pada suatu siang yang panas banget, dengan semangat 'masuk kandang kerbau melenguh, masuk kandang kambing mengembik' saya sengaja mengembik, eh salah, berjemur diri. Dengan ditemani fish and chips (ya iyalah masak berjemur sambil makan sayur lodeh, kan gak mungkin!) dan segelas coca-cola, serta pakai kaca mata item, saya mencoba menikmati makan siang dengan duduk di rerumputan di bawah terangnya sinar matahari langsung.

Hm, memang enak...sambil comak-camik menikmati hidangan makan siang seharga $9.3 tadi. Teringat jaman dulu di desa kalo lagi panen padi, makan siang di gubuk di tengah sawah dengan nasi bungkus, botok tempe dan teri, dan minum teh dengan teko alumunium, nikmatnya tak terkira. Singkat kata satu dua menit enak, anget-anget gimana gitu...Eh, setelah lima menit dan seterusnya ternyata rasanya panas banget! Menyengat, gitu kira-kira,dan juga kepala rada pusing nyut-nyutan, maklum rambut udah mulai menipis. Mau pergi rasanya gengsi dong, masak kalah sama bule! Tapi ditahan-tahan kok lama-lama tambah panas.Wah, akhirnya setelah 8.5 menit saya gak tahan! Langsung pindah ke bawah bayang-bayang pohon. Lumayan. Herannya kok bule-bule itu masih betah aja ya? Padahal pakaian mereka lebih minim lho dari baju saya....

Gagal deh saya menyamar jadi bule pada hari itu! Dan saya masih heran kok mereka pada kuat-kuat ya?

Senin, 04 Oktober 2010

Kisah Sebuah Proposal

Masih ingat kan tahap pertama jadi PhD? Yak betul, bikin proposal, atau kalo di tempat saya namanya candidacy. Jatuh temponya 6 bulan sejak terdaftar sebagai student PhD. Bentuknya ya paper proposal penelitian, panjang maksimal 10 halaman tidak termasuk referensi. Jumlah referensi tidak ditentukan, kata teman saya sih 30 buku/jurnal sudah cukup.

Nah, entah bagaimana, si prof bilang pokoknya kamu awal november harus kelar ya candidacy! Wah, gaswat nih, itu kan berarti hampir dua bulan lebih cepat dari jadwal yang 31 Desember! Makanya saya gulung koming jungkir balik menyelesaikannya. Kamis dua minggu kemarin proposal riset kasar saya serahin ke si prof, dengan referensi 55 buku/jurnal. Dengan semangat mengharapkan 'wah, kamu cepet banget bikinnya', saya serahkan si proposal itu. Tapi apa reaksi si prof? Dia tidak melihat isi proposal saya, tapi langsung lihat referensi, terus dengan tenangnya bilang: kayaknya referensimu kurang nih, coba bandingin dengan si Anu (mahasiswa bimbingan dia yang lain), dia lebih banyak tuh!

Kapokmu kapan?! Wah, 55 ternyata kurang, lagian jumlah halaman kebanyakan...Jadi minggu ini saya ngerjain dua hal sekaligus: menambah bacaan sekitar 20 buku/jurnal lagi plus memendekin si proposal. Cari tambahan buku susah, apalagi mendekin proposal, kalo dipendekin berarti daftar buku berkurang, padahal malah suruh nambah!

Jadilah minggu kemarin saya lagi-lagi tersesat di dunia maya, mencari database jurnal dsb yang berhubungan dengan topik. Terus ternyata memendekin proposal susah banget lho dengan mengingat isi yang gak boleh berubah. Lumayan mumet...

Untunglah Senin ini semuanya sudah mendekati selesai, tinggal dikit lagi proposal saya sudah mengkeret menjadi 10 halaman, dengan daftar pustaka yang memanjang menjadi 77 buku!

Awas ya pak prof kalo dinilang kurang lagi...

Jalan-jalan Lagi

Minggu kemarin, acara saya penuh dengan jalan-jalan bersama rombongan orang Indo di sini (3 mobil), maklum cuaca lagi bagus. Pertama ke PRJ-nya Perth, namanya Perth Royal Show. Kedua, pergi ke Mandurah, sekitar 60km dari Perth.

Perth Royal Show persis sama dengan PRJ, lamanya sebulan, banyak mainan, banyak barang dijual. Cuman bedanya ada atraksi ketangkasan motor trail, bukan seperti tong setan, tapi seperti yang di ESPN itu, motor jungkir balik di angkasa, terus terang belum pernah saya lihat di Indonesia, dan memang bagus. Lalu ada pesta kembang api yang lumayan bagus. Seingat saya sepanjang hidup, inilah kembang api terbagus nomor 2 yang pernah saya lihat. Yang terbagus pertama dulu ada di Monas waktu perayaan 50 tahun Indonesia merdeka. Itu lho yang besoknya Benyamin S meninggal dunia karena kecapean!



Hari minggunya ke Mandurah, kota pantai seperti Freemantle tapi lebih besar dan bagus. Habis ke pantai ke desa miniatur, seperti kota apa gitu di Belanda yang semua bangunannya dibuat miniatur. Lumayan, ada maze segala, cocok buat anak-anak.




Yang Saya Gak Paham: Toilet (Lagi)

Bukannya kurang kerjaan kalo saya ambil gambar toilet berikut ini:



Gambar kayak gitu hampir selalu ada di toliet umum. Saya rada heran maksudnya: ini nyuruh toilet jadi tempat suntik narkoba atau bagaimana ya?