Rabu, 24 November 2010

Tepat Waktu

Hari ini saya ada janjian ketemu si prof jam 10.30. Karena lagi gak ada kerjaan saya datang lebih awal dan mengetuk pintu kantornya jam 10.23. Terus pintu dibuka dan saya disuruh masuk. Dia bilang: Wah, kamu kecepetan tujuh menit. Saya ngopi dulu ya di bawah, kamu baca-baca aja buku-buku di ruangan saya ini, nanti jam 10.30 pas saya balik lagi kesini...

Ya ampun, mau ketemu aja harus pas bener jam 10.30, gak bisa dicepetin dikit...

Minggu, 21 November 2010

Macam-macam Pasar

Kali ini cerita tentang pasar, karena kegiatan akademis dan jalan-jalan lagi sepi. Ini khusus buat Anda yang belum pernah ke luar negeri...

Yang pertama tentu saja pasar swalayan, ya semacam Giant atau Carrefour, ada yang besar dan kecil mirip-mirip Alfamart atau Indomart. Tidak ada yang istimewa di sini, cuman aneh aja ternyata swayalan di Perth sini ada jual indomie goreng maupun kuah, serasa di Indonesia saja.

Yang kedua, pasar oriental alias Asian market, ada yang besar ada yang kecil. Mungkin di Perth sini ada sekitar 10. Kalo di tempat gini semua bumbu lengkap, termasuk bumbu instan produk indofood atau bambu atau kokita. Juga ada tempe, krupuk ikan, tahu, bandeng presto, sayur asem/lodeh/lontong sayur/sambel goreng dalam kaleng, pete, baso, somai, onde-onde, marning, teh kotak, kacang panjang, toge, duren, lapis mariza, krupuk kampung, peyek kacang, dan lain-lain yang kalau di Indonesia biasa aja di sini lezat banget.

Terus ada Sunday Market alias pasar minggu, tempat orang menjual barang bekas. Segala rupa ada dari alat dapur, pakaian, mobil, alat listrik, alat mancing, dekorasi. Kalau di BSD seperti flohmak, yang sekarang katanya udah punah. Saya belum pernah membeli apapun di tempat ini walaupun sudah pernah liat. Soalnya barangnya jelek-jelek.

Ada lagi garage sale, tempat jual barang orang yang mau pindah alamat. Biasanya adanya di hari Sabtu atau Minggu. Untung-untungan aja kalau pas lewat dan barang masih banyak kita bisa beli barang murah. Yang dijual biasanya barang rumah tangga, furnitur, buku, alat elektronik, mainan, segala rupa tergantung orang yang mau pindah. Saya pernah membeli TV 21 inci seharga $20.

Nah, ada lagi farmers' market, isinya pasar yang gede banget menjual barang hasil bumi dengan harga grosir tapi belinya mesti banyak. Misalnya sekarung apel harganya $10, atau sekeranjang kol harganya $25. Buah-buahan satu kotak karton cuma $15, wortel satu ember $20. Mungkin yang beli kebanyakan pemilik warung, atau yang mau nyetok selama sebulan.

Satu lagi yang saya seneng adalah pasar ikan. Yang dijual ikan-ikan segede gaban, misalnya ikan salmon segede bayi gajah, atau kakap segede bantal. Bayangin kalo beli, bisa dimakan berapa bulan tuh? Saya cuman seneng aja liatnya, belum pernah beli. Biasanya temn-temen patungan beli ikan raksasa itu lalu dibagi rata, soalnya harga jauh lebih murah dibanding swalayan.

Demikian laporan pandangan mata mengenai pasar. Lain kali akan saya post mengenai macam-macam warung makan...

Kamis, 18 November 2010

Kebanggaan Almamater (?)

Salah satu indikator kebanggaan civitas akademika (halah!) terhadap universitasnya adalah dengan menjawab pertanyaan apakah Anda melihat banyak orang memakai kaos universitas (tidak peduli apakah universitas itu di dalam atau di luar negeri). Kalau Anda melihat banyak orang wira-wiri dengan baju/kaos bertuliskan nama universitas tempat dia belajar, maka dipastikan bahwa si pemakai bangga dengan kampus tempat mereka belajar. Kalau sebaliknya, ya berarti sebaliknya. Demikian pengamatan saya yang belum tentu ilmiah ini (kalau ilmiah, blog ini sudah menjadi disertasi namanya!)

Contohnya, saya bandingkan Curtin dengan Duke (catatan: ada salah seorang pembaca blog ini yang chatting dengan saya, menyebut saya sebagai 'ahlinya ilmu perbandingan' soalnya banyak tulisan saya yang katanya banyak memperbandingkan sesuatu dengan yang lain. Betul juga ya?). Di kampus maupun di sekitar kampus dulu saya banyak sekali melihat orang memakai kaos seperti ini dengan segala variannya:


Sebaliknya selama saya satu semester di sini sangat sedikit saya melihat orang di kampus (apalagi di luar kampus) memakai kaos seperti ini, tentu dengan segala variannya:


Gejala apa ini? Dengan sangat menyesal (dan tidak ilmiah), maka saya duga para student di Curtin tidak begitu bangga dengan Curtin-nya. Sebabnya bisa bermacam-macam, kemungkinan besar karena Curtin hanya menduduki peringkat kesekian di antara universitas di seluruh Australia ini. Maklumlah ini adalah universitas negeri yang dananya dari pemerintah, yang bayar kuliahnya gak begitu mahal...

Sebaliknya dengan Duke dulu, dia adalah anggota top ten universitas terbaik di Amrik sana, swasta yang bayarnya mahal (bahkan mungkin banyak yang bangga lho bisa sekolah di universitas mahal! Untung dulu saya gratis!), terus punya prestasi olahraga yang membanggakan, yakni juara basket antarperguruan tinggi (NCAA) Amrik selama 4 kali! Nah, tahu kan sebabnya mengapa banyak orang berseliweran pakai kaos Duke?

Moral of the story? Kalau Anda ingin kuliah di tempat yang bergengsi (entah dari segi apapun), cari aja kampus yang banyak orang pakai kaos almamater!

Selasa, 16 November 2010

Pengumuman Penting Dengar Hai Dengar

Akhirnya hari H-nya telah tiba! Saat sangkakala kecil ditiup oleh para petinggi Curtin untuk menentukan apakah saya berhak menyandang 'PhD Candidate'. Pada hari itulah saya harus mempertahankan proposal saya di depan 9 orang penguji yang bergelar profesor semua! Hi....serem...

Berikut adalah pengumumannya dari Business School:

Orang Jawa Naik Bis

Tadi siang sehabis saya belanja di City, saya naik bis pulangnya. Di halte depan, ada tiga orang naik, satu bapak-bapak sekitar 50 tahun, satu ibu-ibu berkerudung, dan satu cewek yang keliatannya anaknya. Dari penampakannya mereka tampaknya orang Jawa. Eh, ternyata mereka duduk di depan saya. Ibu dan anak tepat di depan saya dan bapaknya ada di kursi depan mereka. Mereke lalu ngobrol. Berhubung si bapak ada di kursi depan, maka mereka ngobrolnya rada keras, dan gak sadar terdengar orang lain. Saya yang ada di belakangnya senyum-senyum sendiri, karena ternyata mereka ngobrol pakai bahasa Jawa! Begini kira-kira transkripnya:

Ibu (I): wah, larang yo kaose kuwi mau , mosok regane $12
Bapak (B): Iyo, wong larang ngono kok dituku..
Anak (A): Iyo ibuk piye sih, wong kaos ngono kok yo dituku..
I: Lha wis piye meneh, wong nggo anak lanang. Piye jal..
A: Eh, kae lho buk, hotel sing aku nginep pas tekan kene pertama!
B: O kuwi yo..
I: Lho kok fotone mbiyen ketoke ning ngarep Sangrila...
A: Iyo kuwi mbiyen sengojo, padahal Sangrila kuwi neng jejere.. aku yo hotel sing cilik kuwi sing murah..
I: O alaah..
I: Piye, sesuk sido nang Fremantle?
B: Yo sido no..
A: Iya, tapi ojo tuku kaos sing larang-larang yo..

Demikianlah, mereka ngobrol dengan santainya, gak peduli bahasa asing mereka didengar para bule yang terbengong-bengong. Mungkin para bule itu mikir: "What the hell are they talking about?"

Sementara saya mikir: ini Perth apa Pasar Klewer?

Rabu, 10 November 2010

Serasa Nonton Tukul Arwana..

Kalau saya berangkat ke kampus siang (kan PhD student datang ke kampus suka-suka!), saya di rumah suka nonton dulu acara jam 12 siang di Channel 9. Nama acaranya Ellen Degeneres Show (kayaknya gak ada di Indovision), bentuknya talk show dengan bintang tamu yang berbeda-beda. Ini acara impor dari Amrik, bukan buatan Australia. Yang membuat saya tertarik adalah penyajian acaranya kayak acara (Bukan) Empat Mata ala Trans7 yang dulu saya gemari. Pembukaannya biasanya si Ellen pembawa acara dance dulu, mirip Tukul dengan jogednya Diobok-obok(Joshua). Terus ada juga si DJ yang lucu, namanya Tony yang berkulit hitam--ini mirip sama temennya Tukul yang jenggotnya dikepang, saya lupa namanya (Pepen ya?)-- yang juga suka dibecandain si Ellen. Ellen ini juga lucu banget, Tukul kan juga lucu walaupun suka menyerempet-nyerempet!


Bedanya kalau si Tukul bergaya bloon dengan membaca pertanyaan di komputer, kalau Ellen langsung nanya. Ada juga nyanyinya, kuis yang hadiahnya lumayan, terus foto-foto lucu. Saya curiga jangan-jangan ini nyontek Empat Mata (atau kebalik?)...

Selidik punya selidik, ternyata si Ellen ini termasuk wanita berpenghasilan tertinggi di Hollywood sana dan bertengger di urutan 7 dengan penghasilan setahun 56 juta dolar (gak tau berapa rupiah tuh!). Kayaknya si Tukul dulu juga termasuk artis berpenghasilan tertinggi ya?

Yang sangat berbeda lagi adalah Ellen ini walaupun wanita ternyata dia ini pecinta wanita juga! Bahkan pernah salah satu tokoh yang diwawancara adalah 'istri'nya sendiri, seorang pengarang buku. Dengan tidak sungkan-sungkan, waktu dia memperkenalkan tamunya, dia bilang: sekarang sambutlah istri saya, si A... (namanya say gak inget). Maklumlah kan mereka tinggal di California yang undang-undangnya membolehkan perkawinan sesama jenis, dan rupanya mereka sudah disahkan sama penghulu sana.

Nggilani...

Selasa, 09 November 2010

Sekilas Info

Berbarengan dengan kedatangan Presiden Barrack Obama (ini kan presidennya anak saya, karena Aby lahir di Amrik yang sekaligus menjadi warga negara Amrik) ke Jakarta, maka istri saya kemarin mengambil visa dari Kedubes Australia. Setelah melalui pengujian kesehatan sebanyak 5 kali (dan ngabisin duit), maka sahlah sudah keluarga saya akan menyusul ke sini. Memang, Australia termasuk negara yang agak sulit dimasuki karena syarat kesehatan yang rumit. Tapi ya biarpun ngomel panjang pendek, mereka juga yang membiayai pendidikan saya di sini, jadi ya take it or leave it deh...

Jadi nanti blog saya bukan hanya cerita mengenai saya doang (udah pada bosen kan?), tapi juga mengenai kehidupan kami sekeluarga di sini, misalnya caranya ndaftarin sekolah anak, suka duka hidup berkeluarga di sini dengan duit yang terus terang rada mefet, terus mengenai jalan-jalan (kalo ada duit lebih!). Tunggu berita berikutnya ya?

Rabu, 03 November 2010

Didatengin Polisi Pagi-pagi

Tadi pagi sekitar jam 7 waktu saya lagi asyik-asyiknya nonton tivi siaran ulang Chelsea vs Spartak Moscow di Liga Champions, tiba-tiba saya dikejutkan suara orang mengetuk pintu, eh, tepatnya orang menggedor pintu "dog!dog!" kenceng banget (Catatan: orang bule memang kalo mengetuk pintu kenceng banget. Istri saya dulu waktu di amrik suka terkaget-kaget kalo ada Fedex atau piza delivery datang ngetuk pintu apartemen!).

Segera saya buka, dan di luar terlihat dua bule berdasi sambil megang map. Dia lalu ngomong 'saya polisi' sambil memperlihatkan badge-nya. Saya kontan terkaget-kaget, salah saya apa? Apa gara-gara saya gak pake toilet paper saya ditangkep polisi? (hint: saya pakai ember plus gayung, hehehe!). Dia lalu njelasin bahwa ada perampokan minggu lalu deket tempat saya tinggal, apakah saya melihat hal-hal yang mencurigakan? Wah, kontan saya bilang 'ampun, nggak, pak pol, saya orang baik-baik'. Oke, dia bilang, trims. Saya jawab 'no worries, mate!' (niru orang ostrali nih!). Segera kedua polisi melanjutkan mengetuk, eh, menggedor pintu-pintu apartemen sebelah.

Bikin deg-degan aja pagi-pagi...

Selasa, 02 November 2010

Kenapa Namanya Jadi 'Bembeng' Ya?

Berhubung PM Australia Julia Gillard lagi berkunjung ke Indonesia, maka tivi-tivi di sini pada sibuk memberitahukan pertemuannya dengan Presiden SBY di Jakarta. Beritanya sih sebenarnya biasa-biasa saja, tapi yang bikin saya ketawa adalah cara mereka mengucapkan nama presiden kita. Mereka bilangnya [Susilo Bembeng Yudhoyono]. Ngucapin Susilo sama Yudhoyono-nya udah bener, tapi masak Bambang dibaca Bembeng (itu lo bacanya pakai 'e' coret seperti 'e' dalam kata 'beng-beng' makanan anak-anak!). Tiap kali denger itu saya pingin ketawa!

Gak tau ini salah siapa, apa produsernya, apa pembaca beritanya, apa Deplu yang gak ngasihtau lafal yang benar?

Senin, 01 November 2010

Tuh kan Bener, Menulis Itu Susah...

Ceritanya proposal saya yang sebanyak 10 halaman itu sudah selesai, dan siap untuk candidacy, artinya disidang, tanggal 9 Desember nanti. Sementara ini sudah lolos dari pak profesor pembimbing saya yang baik hati dan tidak sombong itu. Pesan beliau cuma dua: kamu harus gladi resik presentasi tanggal 17 November dengan power point, dan bahasa enggres di proposalmua harus di-polish (ngerti ora maksude, son?!)

Perintah yang pertama mah gampang, kan waktunya masih lama sampai dengan 17 November. Nah yang kedua itu yang saya harus membuat jadwal konsultasi sama pembimbing bahasa di the Learning Center. Segera saya email proposal 10 halaman saya tersebut kepada Dr. John, nyuruh dia ngeliatin sama minta waktu buat konsultasi.

Email saya kirim Jumat pagi, eh, Senen pagi jawaban dari dia sudah nongol! Cepet juga ni bule, gak ada kerjaan apa?! Setelah saya buka email ternyata bukan jadwal ketemu yang ditentukan, malah dia sekaligus sudah mengedit proposal saya sesuai ejaan enggres yang baik dan benar! Cihuy, gak usah repot-repot nih! Biasa, di email dia memuji karya saya sebagai yang sudah excellent. Ternyata yang eks celeng, eh salah excellent tadi, masih banyak banget kesalahannya!

Bayangin, saya dulu yang juara pertama TOEFL seangkatan waktu pre-departure menjelang ke amrik dulu, ternyata masih buanyak banget kesalahannya! Baru di bagian pertama, yaitu abstract-nya (buat para pembaca yang belum pernah bikin paper ilmiah di luar negeri, tak kasitau ya bahwa bagian pertama tulisan ilmiah adalah ringkasan atau abstraknya, bukan 'pendahuluan' ala paper mahasiswa Indonesa!), terdapat sebanyak 22 kesalahan, padahal si abstrak ini panjangnya cuma satu paragraf!

Saya terusin baca editan dia sampai selesai, ternyata dari 10 halaman ada sebanyak 316 kesalahan! Lho kok bisa apa saya ini mendadak jadi bego? Gak tau ya, saya kan gak bisa menilai diri-sendiri! Yang pasti kesalahannya adalah: salah narok the atau a atau an, atau menggunakan on dan of yang gak tepat, atau menggunakan kata yang kurang canggih (yang ini sih presentasinya sedikit ), lalu kapan bentuknya present tense kapan past tense...pokoknya yang gitu-gitu deh...Untung gak jadi ketemu dia, lha wong udah dieditin sekalian, jadi gak usah malu!

Karena itulah dua tiga hari ini saya sibuk metani proposal saya, cari-cari mana yang belum tepat lagi! Jangan sampai pertemuan berikut dengan pak prof dibilang suruh memoles bahasa lagi!