Jumat, 24 Desember 2010

Giliran Anaknya yang Sekolah

Setelah Aby nyampai di sini, tentunya selain jalan-jalan, juga dia wajib sekolah. Sesuai petunjuk dari Curtin, saya harus lapor dulu ke International Officenya Curtin untuk dapet surat pengantar. Segera kami meluncur ke kampus ketemu Chris, nenek-nenek baik hati yang ngurusin masalah itu. Setelah basa basi sejenak, dia segera menelpon SD negeri terdekat dengan tempat tinggal. Rupanya sekolah di sini juga mengenal rayonisasi, artinya kalau saya tinggal di daerah X ya sekolahnya harus di SD deket situ. Makanya si Chris segera menelpon Victoria Park Primary School dan nanyain apa ada kursi kosong. Ternyata masih ada kursi kosong buat si Aby. Setelah menunggu 15 menit surat pengantar sudah di tangan untuk dibawa ke sekolah baru tersebut. Cepet juga ngurusnya..

Besoknya, dengan menumpang bis, kami tiba di SD tersebut. Setelah menunjukkan surat pengantar, lalu mengisi beberapa formulir. Anak penerima beasiswa ADS statusnya disamakan dengan penduduk asli, sehingga Aby gak usah bayar uang sekolah. Lumayan juga ya? Hanya perlu membayar sumbangan sukarela saja (kayak di Indonesia!) sebanyak $45, sama dua setel seragam yang harus dipakai setiap hari. Baju kaos biru muda satunya $18, sama dua buah celana pendek sedengkul yang satunya $22, sama topi $10, walaupun mungkin baju dan celana yang sama bisa dibeli di Pasar Senen seharga 50rb rupiah saja. Buku pelajaran dan alat tulis beli sendiri. Ya gak apa-apa lah, mau gimana lagi.

Segala urusan kelar dalam waktu satu jam, dan si Aby udah resmi jadi murid di situ, dan mulai masuk 2 Februari nanti! Oya, dia juga nanti masuknya di kelas empat, padahal di Indo dia baru kelas tiga. Karena tahun ajaran dimulai Januari, maka lumayan si Aby loncat kelas setangah tahun!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar