Kamis, 13 November 2014

Pak Prof Memanggil

Pada waktu saya menyerahkan draft tesis saya, Pak Prof nanya bagaimana caranya kita ketemu, soalnya saya udah lapor mau mulangin keluarga ke Indonesia. Saya bilang saya siap kapan aja, tinggal email, nanti saya langsung beli tiket Jkt-Perth secepatnya.

Benar juga, tiga minggu setelah saya mendarat di Serpong, pak Prof ngemail bilang bahwa beliau sudah selesai meriksa draft tesis saya dan siap untuk mendiskusikannya. Segera tanpa nunggu waktu, saya beli tiketnya. Saya mendarat di rumah temen di Perth (kan apartemen saya udah habis kontrak!), lalu besoknya saya meluncur ke kafe yang sudah dijanjikan (kan dia udah gak punya kantor lagi di kampus, kasihan ya?). Saya sengaja datang lebih pagi dari waktu yang dijanjikan dan segera mengetek meja. Seperti biasa beliau tepat waktu. Langsung saya tawarin minum (saya yang bayarin dong!). Segera kita ke pokok masalah, dengan saya yang rada grogi menunggu apa vonis si Prof terhadap tesis saya tadi.

Langsung ke pokok masalah, ternyata si Prof bilang bahwa secara overall tesis saya fine-fine aja. Apa artinya ini? Biasanya (misal waktu saya setor draft artikel jurnal atau paper konferensi) dia selalu bilang ‘very good’, tapi kenapa sekarang cuma ‘fine’? Ya sudahlah, yang penting dia menerima dengan baik dan bilang bahwa beberapa tabel kurang pas penyajiannya, beberapa bagian kurang rapi, kalau yang lain-lain dia juga membuat catata-catatan dengan bolpen merahnya yang khas. Di kafe itu kami bahas satu-persatu ‘kesalahan’ yang harus diperbaiki, sampai jelas betul apa maunya dia. Lumayan juga durasi pertemuan ini, nyaris dua jam. Kesalahannya enggak banyak sih, tapi tersebar di draft setebal lebih dari 200 halaman itu, sehingga perlu waktu juga untuk membetulkannya.

Tapi setelah saya liat-liat, ternyata tidak ada kesalahan yang ‘parah’ yang tidak bisa saya handel. Semaunya managable. Saya perkirakan cuma perlu waktu seminggu buat memperbaikinya. Terus abis ini saya apakan nih? Ternyata beliau sudah cukup puas. Katanya kalo semuanya sudah selesai, tidak perlu lagi ketemu dia untuk diskusi, melainkan langsung aja dimajukan ke pihak univeristas untuk dinilai setelah terlebih dahulu diedit bahasanya. Dan untuk itu saya harus menyewa proofreader (tukang benerin bahasa inggris) untuk memperbaikinya.

Habis pertemuan itu saya lega, ternyata kekhawatiran saya tidak terbukti. Ternyata tesis saya baik-baik saja dan layak untuk di-submit. Kalo Pak Prof bilang begitu, ya berarti memamng begitu! Ternyata begitu doang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar