Selasa, 11 November 2014

Australia A to Z, Edisi Serius


A-Australian Awards
Beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Australi kepada negara-negara Asia dan Afrika. Kalo dulu banget ada orang-orang yang katanya dapet beasiswa Colombo Plan, nah itu dia cikal bakalnya Australian Awards ini. Jaman saya namanya ADS (Australian Development Scholarship)

B-Brodie Hall
Tempat saya mangkal sehari-hari, yaitu di Brodie Hall Drive nomor 10. Ini adalah gedung tempat para PhD students nulis tesisnya. Juga tempat berkantor bagian administrasi kampus dan beberapa peneliti kampus. Banyak teman yang sering nginep di kampus, terutama dari beberapa negara di Asia Selatan sana, entah apa alasannya. Tiap hari saya ke kantor itu, dari jam 9 s.d. jam 14. Singkat tapi efektif, buktinya saya selesai tepat waktu (halah!). Tempat duduknya persis kayak punya anak buah saya di kantor dulu, yaitu cubicle dengan komputer dan rak tempat nyimpan buku-buku. Kalo kita browsing internet bisa keliatan ama tetangga sebelah dan juga orang yang duduk membelakangi kita.

C-Chapters
Alias bab dalam tesis. Biasanya delapan bab dalam satu tesis. Biasanya nulisnya loncat-loncat, tidak berurutan. Dua bab yang terakhir ditulis biasanya kesimpulan (bab terakhir) sama pendahuluan (bab pertama)

D-Daftar pustaka
Bagian paling belakang dari tesis. Seorang examiner dalam suatu seminar pernah bilang bahwa banyaknya referensi di dalam daftar pustaka turut menentukan kualitas tesis. Jadi kalo Anda menulis tesis, perbanyaklah referensi Anda, biar nilanya bagus!

E-Examiner
Adalah penguji tesis. Kalo di Curtin examiners harus berasal dari luar Curtin. Biasanya jumlahnya dua orang, tapi tergantung jurusan dan universitasnya. Penguji saya dua orang dua-duanya berasal dari Malaysia, satu dosen di Australi dan satunya dosen di Malaysia. Nama penguji adalah rahasia dan tidak boleh diberitahukan kepada murid yang diuji (ya iyalah)

F-Finansial
Selama studi PhD, setiap orang mendapatkan jatah dana tertentu. Jumlah ini berbeda-beda tergantung jurusan, fakultas, dan univeristas. Di CBS (Curtin Business School), jatah awal saya adalah $2500, kemudian tiap semester mandapat $700. Ini bukanlah duit yang dibagi-bagi melainkan sebagai ganti untuk pengeluaran kita selama sekolah, misalnya biaya penelitian lapangan, biaya konferensi (pendaftaran, transport, hotel, konsumsi), biaya fotokopi, jilid dsb. Jangan sampai Anda kehabisan duit ini karena kalo habis maka semua pengeluaran harus ditanggung sendiri

G-Group Meeting
Secara berkala Profesor saya sering mengadakan group meeting yang dihadiri oleh seluruh murid yang berada dalam bimbingannya. Biasanya sekitar enam orang, dengan orang yang sering ganti-ganti tergantung siapa yang sudah lulus maupun baru masuk. Kesempatan untuk ngobrol banyak sama teman-teman senasib sama sepenanggungan. Juga kesempatan untuk menikmati traktiran Prof karena dia yang bayar (perkara dia nanti reimburse ke pihak univeristas saya kurang tahu). Biasanya lokasi diadakan di kafe, dan saya biasanya pesan sarapan mahal (sekitar $20 per prsi) yang saya yakin gak akan saya pesen kalo saya bayar sendiri!

H-Health Insurance
Alias asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan untuk keluarga adalah bagian yang paling mahal dari biaya untuk mendatangkan keluarga ke Australia. Sebabnya adalah asuransi kesehatan untuk leuarga adalah dibauar pake uang pribadi, sedangkan asuransi kesehatan untuk student ybs ditanggung oleh piahk pemberi beasiswa. Jaman saya masuk tahun 2010, asuransi sekeluarga untuk empat tahun sekitar $2000. Tahun 2014 tarif tersebut sudah naik menjadi antar $5,000 sampai $6,000 untuk periode coverage selama empat tahun, tergantung perusahaan asuarnsinya. Kalo Anda dapet beasiswa, siapkan dana ini untuk mengkover kesehatan keluarga Anda. Tanpa ini keluarga Anda tidak akan bisa dateng ke Australi karena mereka tidak akan dapat visa.

I-Internet
Asyiknya jadi PhD student adalah kita dapet akses internet tak terbatas di kampus. Mau nonton youtube sampai puas, silakan. Mau update status di FB sampe bosen, ya monggo aja. Mau browsing segala macam situs? Silakan. Mau akses situs dan video porno? Nah, yang ini diblokir sama pihak univeristas. Kadang-kadang saya keasyikan browsing berita olahraga sampai lupa bahwa saya di kampus adalah buat riset! Kalo situs detik.com malah jarang sekali saya akses di Australia, soalnya malah bikin pusing, mending yang ringan dan yang lucu

J-Jurnal
Saya diharuskan mempublikasikan artikel di jurnal oleh Prof pembimbing saya. Sebagian profesor tidak mensyaratkan hal ini. Untunglah saya berhasil menerbitkan dua buah artikel di jurnal kelas A. Seorang penguji pernah bilang bahwa daftar publikasi jurnal yang dicantumkan di tesis turut menetukan kualitas tesis. Artinya kalo Anda pernah mempublikasikan tesis, berarti semakin gampang tesis Anda dinyatakan ‘lulus’. Contohnya saya, hehehe...

K-Konferensi
Salah satu syarat dari Prof saya untuk lulus adalah minimal dua kali prsentasi di konferensi internasional, bolah di dalam negeri Australi maupun luar negeri. Beda dosen beda syaratnya, ada yang tidak mensyaratkan konferensi juga. Banyak temen yang presentasi di tempat-tampet yang jauh sekalian wisata, misalnya ke Eropa, sekalian jalan-jalan. Yang dibayarin adalah ongkos buat student-nya, sedangbkan biaya kalo bawa keluarga konferensi ditanggung sendiri. Berhubung saya rada kere, maka saya konferensinya cukup deket-deket aja, yaitu di auckland (NZ) dan Brisbane, jadi bisa bawa keluarga jalan-jalan

L-Lulus (beneran)
Setelah tesis diserahkan ke universitas, maka tesis tersebut diserahkan ke examiner. Setelah dibuat revisinya oleh student, maka diteliti lagi oleh tim penguji, setelah mereka puas, baru dikirim lagi ke univeristas dan oleh universitas baru kita dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar PhD. Itulah saatnya sekolah benar-benar selesai! Jarak antara submit tesis sampai dengan dinyatakan lulus berkisar antara enam bulan sampai setahun, tergantung tingkat keparahan tesisnya!

M-Mothers
Saya paling salut kalo ada ibu-ibu yang ngambil sekolah PhD sambil bawa keluarga dan lulus! Coba bayangin, selain dia harus menulis tesis kayak student yang pria yang kadang-kadang kewalahan, dia juga harus mengurus rumahnya, masak, nyiapin makan buat bekel sekolah anaknya, nyuci, dan juga sekaligus ngurus suami. Banyak lho ibu-ibu Indonesia yang ngambil PhD di Curtin. Hebat!

N-Nunggu
Terdapat dua macam kegiatan nunggu yang bikin grogi: nunggu komentar dari Prof sehabis kita nyetor draft tulisan, dan yang lebih bikin deg-degan adalah nunggu hasil review dari external examiner yang menguji tesis yang sudah kita submit. Kalo yang pertama nunggunya paling-paling dua tiga minggu, maka nunggu jenis kedua ini bisa makan waktu minimal tiga bulan, bahkan ada yang bisa enam bulan kalo examinernya kebetulan lagi sibuk!

O-Organising seminars
Sepanjang tahun secara rutin pihak univeristas selalu mengadakan bermacam-macam seminar yang bebas kita ikuti tanpa bayar meliputi berbagai macam topik sesuai keahlian para presenter yang berasal baik dari dalam maupun luar universitas. Kalo lagi iseng saya juga kadang-kadang ikut, tapi lebih seringnya tidak ikut. Khusus mengenai penulisan tesis, diadakan seminar berdasarkan bab-bab dalam tesis, misalnya minggu ini seminar mengenai bagaimana caranya menulis introduction. Kemudian lain waktu bagaimana caranya membuat literature review. Lain waktu lagi bagaimana menyajikan hasil penelitian. Atau seminar mengenai bagaimana cara menulis di jurnal. Topik lain misalnya statistik atau bagaimana caranya presentasi. Lumayan bermanfaat.

P-Pass with flying colours
Saya pernah ngikutin seminar di kampus dengan judul “Pass with flying colours”dan terus terang saya gak ngerti artinya apa istilah itu. Setelah masuk, saya baru tahu bahwa itu istilah berarti lulus dengan baik sekali. Tadinya justru saya pikir lulus dengan banyak catatan untuk diperbaiki, alias lulus dengan tidak cukup baik

Q-Quant and Qual
Alias quantitative and qualitatif. Dua macam riset metodologi. Metodologi beda lho sama riset metod. Kalo yang terakhir ini mencakup survey, studi banding, observasi dsb. Riset saya tergolong kuantitatif, tapi saya sendiri gak begitu mendalami statistik, tapi ya gapapa wong Prof saya bilang pokoknya kamu gak usah terlalu dalem ya statistiknya (apa beliau juga kurang menguasai statistik? Hihihi). Karena statistiknya cuman sedikit, saya sering minder kalo ditanya sesama temen PhD students: analisisnya pake statistik apa? Lha wong saya cuma pakai mean, median,modus, sama standar deviasi doang. Gak ada itu t-test, chi square, statistik non parametrik, distribusi normal, rada normal, ataupun gak normal sama sekali!

R-Revision
Setelah tesis disubmit (lihat entri di bawah), maka tesis dikirim ke exaaminer oleh pihak universitas, sementara si penulis udah menunggu di Indonesia dengan harap-harap cemas. Ada 4 macam penilain, yaitu A (lulus tanpa revisi), B1 (lulus dengan sedikir revisi), B2 (lulus dengan banyak revisi), C (tesis harus di-resubmit ke examiner dengan revisi besar), dan D (tidak lulus). Biasanya revisi B1 dan B2 cuman harus dikembalikan ke ketua tim penguji, bukan ke examiner awal. Revisi dilakukan di Indonesia, dokumen dikirim lewat email.

S-Submit
Sebuah kata sakti buat PhD students. Artinya adalah kita menyerahkan tesis final kita kepada pihak universitas menandakan bahwa sekolah kita udah selesai. Ini ‘selesai’ lho ya belum tentu jadi PhD, karena untuk jadi PhD tesis tadi harus duji dulu sama examiner dan dilakukan revisi (kalau ada, atas suruhan sang examiner tadi). Sehabis submit, kita dan keluarga udah boleh pulang ke Indo. Walaupun itu kata penting, tapi kata itu justru lebih sering dihindari dalam percakapan antar PhD students. Hampir tidak pernah kita tanya ke temen: kapan submit-nya? Pertanyaan yang sensitip.

T-Tesis
Kalo di Indo, namanya lebih keren yaitu disertasi, kalo di Australi cukup tesis saja. Kalo tesis di Indonesia kan untuk S2 ya? Jadi turun derajad nih!

U-University Ranking
Sayangnya universitas di Australia tidak menduduki ranking yang bagus untuk level dunia. Menurut survei terakhir Times Higher Education World Reputation Rankings 2014, hanya terdapat satu universitas di Australia yang masuk 50 besar terbaik di dunia, yaitu Melbourne University di peringkat 43. Kalah jauh dibanding Jepang (University of Tokyo, peringkat 11) dan bahkan Singapore (National University of Singapore, peringkat 21). Walaupun demikian, bagi saya yang berprinsip ‘yang penting dapat gelar PhD dari luar negeri, ranking universitas tidak terlalu penting, wong bisa dapet beasiswa aja udah syukur’ ya gak masalah!

V-Very good
Kata favorit profesor saya. Biasanya dia nulis pake tinta merah “VG” di draft tulisan saya. Tadinya saya gak ngerti apa “vg” itu, tapi lama-lama saya tau itu singkatan dari “very good”. Apakah itu basa-basi atau beneran saya gak tau, tapi yang pasti menjadikan saya tambah semangat.

W-Wisuda Kecil
Ini adalah sebuah istilah bagi student Indonesia untuk acara perpisahan untuk international students. Karena sehabis submit, murid udah pulang duluan (tidak menunggu lulus), maka oleh pihak Internatioanl Office diadakan acara perpisahan. Kalo untuk murid S2 perpisahan ini memang wisuda beneran karena mereka sudah lulus, maka untuk S3 mereka dipinjamin toga juga untuk dipakai, walaupun belum lulus beneran. Yang penting bisa foto-foto pake toga dan fotonya bisa disebarkan ke media sosial seolah-olah sudah lulus, dengan tidak lupa senyum sepuluh senti dipamerkan. 

X-X Factor
Adalah faktor-faktor yang membuat jatuh tempo sekolah tidak terpenuhi, alis molor dari rencana studi, sehinga student harus membayar sendiri biaya kuliah karena duit beasiswa udah habis. Contohnya adalah pergantian supervisor, sehingga si student harus mengubah tesisnya sesuai kehendak supervisor baru. Atau keasyikan cari duit di negeri orang sehingga lupa bahwa tujuan ke luar negeri adalah untuk sekolah, bukan cari duit. Atau justru supervisornya yang maha sibuk sehingga tidak sempat-sempat memeriksa draft tesis muridnya. Bisa juga karena (mendadak) hamil dan melahirkan, sehingga kesulitan membagi waktu.

Y-Yes
Sebuah kata favorit kalo lagi diskusi sama profesor pembimbing. Lha gimana tidak, dialah yang menentukan nasib kita apakah kita akan jadi PhD atau tidak, jadi ya banyakan ‘ya’ nya dibanding ‘tidak’. Tentu saja kalo si pembimbing lapan-enam sama kita. Banyak juga yang banyak terjadi perbedaan pendapat sama supervisor, sehingga riset dan penulisan tersendat-sendat, bahkan sampai ganti supervisor segala. Saking uniknya hubungan antara student dengan profesornya sampai secara berkala di kampus diadakan seminar bagaimana seni menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan supervisor. Saya sih gak pernah ngikut seminar kayak gitu, soalnya kita kan pasangan yang harmonis (halah!).

Z-Zzz
Saya dulu waktu ngambil S2 di Amrik pernah mengeluh yaitu kenapa sih kok ujian mata kuliah kebanyakan paper. Coba kalo ujian model SMA gitu: datang, duduk di kolasi ujian, terus menulis di kertas jawaban. Lha soalnya bikin paper lebih sulit lho. Yang pasti harus banyak baca referensi (buku atau jurnal), kemudian ditulis menjadi paper yang panjangnya ditentukan sekian halaman. Jelas bisa memakan waktu bermingu-minggu. Bandingin dengan ujian tulis di kelas yang palingan berlangsung selama dua jam. Udah gitu bukan satu mata kuliah yang tugas akhirnya bikin paper tapi ada banyak dalam satu semester. Akibatnya pikiran selalu penuh dengan paper ini dan itu dan akibatnya susah tidur! Nah, bayangkan kalo ngambil PhD. Selama empat tahun Anda harus nulis paper terus istilahnya, dengan satu mata kuliah saja, dengan referensi yang minimal berjumlah 200 itu. Apa gak terganggu tidur Anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar