Kamis, 06 November 2014

Australia A to Z (Part 2)


H-Hotel

Hotel di Perth harganya mahal dan anehnya susah banget dapet hotel kosong. Kamar yang seadanya aja harganya $160. Belum lagi check in-nya yang siang banget yaitu jam 14 dan checkoutnya yang pagi banget, yaitu jam 10. Harga hotel di Perth lebih mahal daripada di tempat wisata yang lebih menarik semisal Sydney atau Melbourne atau bahkan Gold Coast. Heran saya juga padahal Perth boleh dibilang kalah jauh dibanding lokasi lain sebagai daerah tujuan wisata

I-Ikan

Australia sangat serius menjaga kelestarian ikan supaya bisa diambil secara sustainable. Terdapat aturan dalam menangkap ikan atau memancing. Antara lain ada aturan bahwa setiap pemancing hanya boleh membawa ikan tertentu dengan  ukuran tertentu dan jumlah tertentu dalam setiap kegaiatan mancing. Misalnya hanya boleh menangkap ikan barakuda yang minimal panjangnya 40 cm, dengan jumlah maksimal 2 ekor tiap pemancing. Kalo ikan sarden maksimal per orang 20 ekor dengan panjang minimal 15 cm. Kepiting biru boleh ditangkap asalkan besarnya di atas 15 cm. Tiap jenis ikan ada ketentuannya. Seperti biasa, orang takut melanggar hukum, karena dendanya cukup besar, bisa $400 sekali kena.

J-Jetstar

Maskapai andalan orang Indonesia kalo mau pulang ke Jakarta. Kadang-kadang tiketnya murah banget, bisa cuma $200 bolak-balik Jakarta-Perth. Setiap hari Jumat mereka ada diskon besar-besaran. Jadi orang Indonesia pasti melototin tarif mereka tiap hari Jumat. Saya pernah pakai jurusan Sydney - Gold Coast yang cuma $39!

K-Konjen

Alias Konsulat Jenderal Republik Indonesia, letaknya di City. Menjadi tempat favorit karena kalo ada acara makanannya enak-enak (dan gratis). Banyak kegiatan di sana: buka puasa, lomba 17an, pengajian, temu wicara sama petinggi-petinggi Jakarta yang lagi jalan ke Perth dll. Tempat mengurus segala surat menyurat, tempat ketemu dengan banyak orang Indonesia. Rumah dinas pak Konjen selalu ramai kalau lagi open house lebaran, banyak makanan Indonesia gratis soalnya!

L-Lapangan olahraga

Yang sangat menyenangkan bagi saya sebagai maniak olahraga adalah di sini sangat banyak lapangan olahraga, dan gratis! Tiap hari Minggu saya main bola di Kent St High School pakai lapangan bola mereka yang gratis, tis! Padahal kalo dilihat, lapangannya rata banget lho dengan rumput yang terawat rapi. Kalo dibandingin, ini hampir sama dengan lapangan ABC Senayan yang sewanya sekitar 500 ribu sekali main. Bahkan lebih bagus daripada lapangan Simprug yang lebih mahal lagi. Demikian juga lapangan tenis. Kami orang Indonesia biasanya main di Applecross High School yang punya enam lapangan tenis, dan semuanya gratis. Selain lapangan tenis dan bola, banyak juga lintasan joging dan sepeda di taman-taman atau pinggir sungai, lapangan basket, lapangan footy (sepakbola ala Australia), kriket, tempat latihan skateboard dan bahkan alat-alat fitness di taman-taman yang bisa dipake gratis. Enak, kan?

M-Museum

Inilah tempat favorit keluarga kami yang wajib dikunjungi. Bahkan, museum di Perth pun ternyata bagus, padahal biaya masuknya cuma gold coin donation alias sumbangan sukarela satu atau dua dolar saja. Ada juga museum di Fremantle yaitu museum kapal rusak (beneran ini) yang menyajikan kapal VOC yang tenggelam. Museum di kota lain malah bagus-bagus dan harga tiketnya mahal tapi ga apa-apa karena memang worth it, misalnya di Melbourne (Melbourne Museum) atau di Sydney (Australian Museum). Orang Indonesia harus belajar dalam hal permuseuman ini supaya menjadi DTW, bukan hanya mal saja yang jadi tujuan wisata keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar