Kamis, 21 Juli 2011

Blog (dan Artikel Ilmiah) Yang Jelek

Anda pengelana blog? Sudah pernah melihat blog jelek? Kalau menurut saya blog jelek adalah blog yang isinya copy paste dari internet. Artinya si penulis buka internet, terus nemu artikel yang menarik, terus dimasukin ke blog dia. Jadinya malah kayak semacam portal, yang isinya membuka ke website/blog yang lain. Itu menurut saya lho, gak tau kalo menurut Anda, mungkin sepanjang blog-nya bermanfaat ya mau copy paste kek, mau nulis sendiri kek, ya sebodo amat. Kesimpulannya, Anda akhir-akhir ini mengikuti blog saya yang jelek, karena banyaknya artikel saya yang copy paste akhir-akhir ini!

Nah, rupanya dalam dunia sekolah yang bener (maksudnya ya sekolah cari gelar PhD kayak saya ini, halah!) ada juga tulisan/paper/makalah yang baik dan jelek. Sekarang yang jelek dulu. Yang jelek adalah yang seperti blog yang jelek tadi, kutip sana kutip sini, dengan tanpa variasi apa-apa.

Misalnya yang jelek itu gini: Menurut penelitian si Slamet (2003) kambing berbulu polos adalah yang baik. Penelitian si Bejo (2004) menyimpulkan bahwa kambing yang baik adalah yang berwarna belang. Peneliti Sugeng (2008) menyatakan bahwa kambing yang baik adalah yang bertulang besar.

Nah, jelek bukan? Membosankan, dan wagu!

Nah, rupanya tulisan akademik yang baik itu begini:

Dalam penelitiannya, Slamet (2003) menyatakan bahwa kambing yang baik adalah yang berbulu polos, sebuah pendapat yang juga dibenarkan oleh Bejo (2004), tetapi cukup berlawanan dengan hasil survey oleh Sugeng (2008). Slamet menggunakan metode penelitian yang sama yang dilakukan oleh Pak Raden (2001) yang juga mirip dengan metode yang digunakan sejak ilmu perkambingan ini dikenal tahun 1999 (Kupret). Hasil penelitian ini menariknya juga diperkuat oleh penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Unyil (2011) dengan subyek yang berjumlah banyak, yang juga menunjukkan hasil yang serupa dengan penelitian bersubjek sedikit yang dilakukan oleh Ucrit (2009).

Kira-kira begitulah! (Catatan tambahan: coba lihat, untuk menulis satu paragraf di atas, diperlukan tujuh referensi, yang artinya harus dibaca tujuh artikel. Bayangin kalo harus membuat disertasi 100,000 kata, berapa ratus referensi? Cuman curhat!)

Jadi, tulisan ilmiah yang berbobot selain harus original, juga apabila menggunakan sumber yang lain, harus bisa mensintesis tulisan-tulisan lain tadi, memperbandingkan, mencari kesamaan dan perbedaanya, juga mencari kelemahan dan kekuatan riset yang telah lalu, dan kemudian menyusun kalimatnya supaya menjadi lancar mengalir dan menunjukkan kedalaman pengetahuan penulisnya.

Walah!

Lalu mengapa saya menulis artikel ini? Ya, supaya buat Anda yang pingin sekolah (lagi) bisa mendapatkan sedikit gambaran gimana proses penulisan yang bener. Lalu, ini yang lebih penting, menunjukkan alasan mengapa akhir-akhir ini blog saya banyak copy paste-nya. Ya itulah, karena sekarang ini saya lagi sibuk-sibuknya mensintesis, memperbandingkan, mencari kesamaan dan perbedaanya, mencari kelemahan dan kekuatan riset yang telah lalu, dan menyusun kalimat-kalimat supaya (calon) disertasi saya jadi manstap! Jadi memang ada kendala waktu buat nulis blog yang original! Harap maklum!

1 komentar:

  1. Ini tulisan top banget.... terutama masalah perkambingan, sangat menginspirasi yang lagi belajar riset. Terima kasih

    BalasHapus