Minggu, 15 Mei 2011

Ojo Gumunan: Kisah Sebuah Formulir

Anda pikir semua hal di negara maju mengagumkan? Think again!. Ceritanya, saya kan sudah berhasil meluluskan proposal riset saya. Proses berikutnya adalah meminta persetujuan Komite Etik bahwa proposal saya sesuai ketentuan etika penelitian. Formulir saya masukkan awal Maret 2011 ke sekretaris jurusan (sebut saja si A). Besoknya melalui email A memberitahukan bahwa formulir sudah diteruskan ke sekretariat fakultas (sebut saja si B). Saya ya tenang-tenang aja nunggu, karena sesuai aturan dalam dua atau tiga minggu, surat persetujuan akan keluar.

Nah, tidak terasa sudah dua bulan kok surat tersebut tidak keluar? Tidak terasa karena saya sibuk nulis book chapter perintah profesor saya. Abis itu saya nyadar, mana dia nih kelanjutannya? Saya segera email ke A menagih mana nih suratnya? Besoknya si A menjawab email saya diteruskan ke B. Eh, besoknya si B mengemail saya (tembusan ke A) bahwa kantornya sama sekali tidak berurusan dengan masalah etik. Nah lho! Jadi kemana aja formulir saya yang dua bulan lalu saya kirimkan?

Ternyata saudara-saudara, selama ini si formulir duduk manis di meja A (yang diteruskan ke si B kata si A ternyata adalah softcopy-nya aja!). Saya heran setengah mati, masak ini sekolah internasional tidak ada prosedur baku (SOP) untuk menangani formulir etik? Lha terus kalau saya gak tanyain bisa-bisa empat tahun saya nungguin persetujuannya! Wah, gak bener nih. Enaknya saya apain si A ini? Apa saya omelin aja, apa saya laporin ke fakultas atau profesor saya, apa saya laporin ke pemerintah Indonesia aja? (eh, gak mungkin ding).

Belum sempat saya bertindak, eh malemnya saya ditelpon sama si A (entah darimana dia mendapat nomor ponsel saya!). Dengan takutnya dia minta-minta maaf ke saya. Saya yang memang dasarnya orang baik (halah!) segera bilang ok saya maafkan, saya tunggu kabar berikutnya!

Eh, sehari setelah itu, surat persetujuan langsung keluar! Rupanya saking takutnya langsung diproses secara kilat! Hehehe, tahu rasa dia! Entah bagaimana cara dia melobi Panitia Etik untuk secepat kilat menyetujui formulir etik saya itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar