Dalam beberapa
kesempatan, profesor saya sesekali menanyakan kapan sih jatuh tempo thesis kamu?
Jawaban saya juga tetap tidak berubah, dengan mantap saya bilang: 1 Agustus
2014 Prof! Mungkin sebenarnya dia itu mau nanya kok kamu belum setor-setor
chapter sih, mana kok gak kelihatan hasil karyamu? Tapi dia selalu bilang, udah
tenang aja kok kamu pasti akan selesai. Saya selalu beralasan ke dia: saya tuh
nulisnya loncat-locat chapter Prof, jadi rada susah kalo saya setor satu per
satu chapternya.
Sebenarnya dalam
hati juga saya kok berat banget sih membuat chapter yang lengkap berikut
referensinya yang lengkap. Maunya Prof saya itu adalah saya nyetor suatu
chapter secara sudah benar dan betul, artinya itu udah final di tangan saya,
bukan draft doang, termasuk referensi, format dsb, pokoknya semaksimal mungkin,
nanti biar si Prof memberi masukan. Tapi ya itu dia yang bikin lama. Kadangkala
tabelnya gak seragamlah formatnya, bahasanya masih belepotan, mengutip gak
lengkap dengan referensi dan nomor halamannya dst, dan yang parah adalah saya
sendiri gak begitu PD dengan tulisan saya apakah sudah layak PhD atau belum.
Parahnya lagi,
bahkan di awal, Prof saya sudah memberi satu thesis punyanya mantan
bimbingannya yang sudah lulus. Thesis itu memang sangat keren, milik seorang
dosen di Malaysia sana. Saya bolak balik baca itu thesis, bahasanya bagus,
pembahasannya smooth, dan terutama enak dibaca. Bolak-balik saya baca draft
saya sendiri, kesannya kok jauh banget.
Tapi ya apa boleh
buat, jatuh tempo tinggal dikit lagi, maka segera saya kumpulkan chapter yang
berserakan di mana-mana itu menjadi sebuah karya yang utuh. Tapi sebelumnya,
saya harus mikir taktik dulu nih, gimana caranya supaya Prof seneng dan gak
banyak koreksian? Pikir punya pikir, saya majuin aja dua bab yaitu hasil
kuantitatif dan kualitatif, sambil nunggu reaksinya. Segera saya setor dua
chapter yang final (menurut saya) itu, sambil ngerapiin chapter-chapter yang
lain. Sengaja dua chapter itu, karena
kan kalo ngajuin cuma hasil kuantitatif dan kualitatif, gak akan salah, wong cuma
berdasar hasil riset doang, masak salah. Palingan yang salah ya format
penyajiannya.
Setelah sedikit
harap-harap cemas, setelah tiga minggu saya setor dua chapter itu, si Prof
panggil saya. Kirain pertemuan akan panjang lebar membahas kesalahan-kesalahan
saya, eh gak tahunya cuman sebentar. Cuman bilang ini salah dikit, itu tabelnya
kebanyakan, ini seharusnya di situ. Pokoknya gitu doang deh. Lega saya rasanya,
berarti saya gak salah dong! Terus saya nanya ke dia lagi: ini gimana Prof, saya
betulin dua chapter ini terus disetor lagi, apa gimana? Dia jawab: udah kamu
setor ke saya lagi aja kalo semua thesis kamu sudah selesai keseluruhan, dalam
bentuk jadi, lengkap dengan lampiran, referensi, daftar pustaka, pokoknya
produk final kamu. Ntar kalo sudah selesai kita ketemu lagi. Demikian titahnya.
Dengan perasaan apa boleh buat saya jawab: Siaappp...
Dalam hati saya
bertanya kenapa begitu, rupanya karena sejak Maret 2014 secara semena-mena Prof
saya tiba-tiba diberhentikan oleh pihak Universitas! Lalu bagaimana nasib saya
nih, bagai anak ayam kehilangan induk!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar