N-Nangkap
kepiting
Alias crabbing. Inilah
salah satu kegiatan yang bagi saya sangat berkesan, lebih mengesankan daripada
camping, apalagi dibanding nulis thesis! Jadi ceritanya antara bulan November
sd Februari, ada yang namanya crabbing season yaitu musim nangkap kepiting. Mengapa
pada bulan itu karena saat itulah kepiting atau rajungan tepatnya mengalami
musim kawin dan pada keluar dari lubangnya, terutama yang sudah dewasa (kan
anak-anak kepitingnya belum akil balik, jadi ya ngapain ikut-ikutan tampil!).
Jenis yang ditangkap biasanya yang biru alias blue crap. Minimal ukuran yang boleh
ditangkap dan dibawa pulang menurut aturan adalah 15 cm badannya dari ujung ke
ujung, tidak termasuk capitnya. Biasanya dari rumah berangkat jam 4 pagi,
menuju ke Mandurah sekitar 80 km dari Perth. Nyampe di tempat, sholat subuh
dulu baru nyebur ke pinggir laut yang dalamnya maksimal sepinggang. Peralatannya
serok besi yang bertangkai kira-kira setengah meter, terus bawa ember besar
buat nampung hasil tangkapan. Jadi caranya: kita jalan di laut dangkal itu
sambil pasang mata. Begitu ada rajungan terlihat, barulah kita tangkap pake
serok besi itu. Seru banget! Kadang berhasil kadang kabur. Si Aby anak saya
sangat menikmati kegiatan itu, bahkan saya juga! Persis kita kayak nelayan. Berakhir
sekitar jam 8 pagi. Sekali berangkat saya sama Aby kira-kira dapat 15 ekor,
yang di bawah 15 cm kita lepas. Biasanya perginya berombongan, jadi kalo
dikumpul semuanya, tangkapan yang sah bisa mencapai 30 ekor. Habis itu dimasak
rame-rame. Sekali lagi, sangat mengesankan dan tak akan terlupakan.
O-Outdoor
Orang Australi
sangat suka kehidupan outdoor. Yang paling sering adalah pergi ke taman untuk
barbeque. Kegiatan yang lain, misalnya ke pantai, mancing, joging, sepedaan, jalan-jalan
di taman dst. Seperti pernah saya sampaikan di entri yang lain, di taman umum
banyak tersedia alat panggangan gratis, termasuk gasnya. Jadi kalo orang sini
mau kumpul, tinggal masing-masing bawa bahan baku (daging, sosis, ikan) dan
peralatan (penjepit, pembersih), sama bumbu-bumbunya. Beres deh, gak usah
bertamu ke tempat orang yang ngerepotin. Kebiasaan ini juga ditiru oleh para
students kalo ada acara kumpul-kumpul. Sangat menyenangkan. Bahkan waktu pulang
ke Indo, saya mengimpor sebuah panggangan yang oke punya yang harganya cuma
$400, padahal saya cek di Ace Hardware Jakarta barang yang sama harganya bisa
mencapai 11 jutaan! Lumayan, bisa nggaya!
P-Ponsel alias
Handphone
Nomor ponsel di
sini sangat privat sifatnya. Minimal itulah yang saya rasakan karena selama
empat tahun “bergaul” dengan pak prof pembimbing saya, saya tidak punya nomor
ponselnya! Semua komunikasi lewat email. Bayangkan empat tahun kenal ketemu dua
minggu sekali tapi gak punya nomor ponselnya!
Q-Qantas
Maskapai nasional
punya Australia, tapi nyaris bangkrut dan mau dijual, gak tau gimana sekarang
nasibnya. Pelayanannya biasa-biasa aja. Tapi ada satu yang membuat saya
terkesan. Selama ini kan saya masuk ke Australia pakai Garuda jadi yah udah
biasa. Suatu waktu saya masuk dari New Zealand naik Qantas, ternyata waktu pesawatnya
menayangkan video keselamatan, mereka bukan pake video peragaan yang biasa yang
membosankan itu, melainkan menggunakan tim football (ala Australia) mereka
dengan gaya yang plesetan tapi serius. Sebuah ide yang bagus, karena penonton
(minimal saya) jadi tertarik untuk menontonnya. Ayo Garuda, bikin versi yang
menyegarkan dong. Pake Tukul Arwana misalnya?
R-Ramah
Berhubung orang
sini mahal senyum (lihat entri di bawah), maka begitu mendapat pelayanan yang
ramah langsung terkesan. Ini terjadi ketika keluarga kami mengurus visa buat ke
Jepang melalui Kedutaan Besar Jepang di Perth. Asli, petugasnya ramah banget
melayani. Mana mbaknya yang orang Jepang asli itu cantik lagi. Orang Australi
harus belajar dari Kedubes Jepang ini.
S-Senyum
Rada sudah
didapatkan di sini. Entah kenapa orang bule Perth sini jarang tersenyum, bahkan
pegawai hotel pun tidak tersenyum sama kita sebagai konsumen. Orang Imigrasi
juga begitu. Termasuk juga pramugari Qantas, tidak ada yang tersenyum (kalo
pramugari Garuda mah top, full senyum!) Yang juga mahal senyum adalah agen-agen
kontrakan rumah yang malah kayaknya menganggap mereka ini orang paling top
sedunia, padahal kan penghasilan komisi mereka adalah kita juga yang
bayar? Di tempat lain (Sydney,
Melbourne, Gold Coast, Brisbane, Auckland) orangnya masih lebih murah senyum, walaupun
masih kalah jauh dibanding senyum orang Indonesia (yang cenderung cengengesan!).
Orang Amerika di Amrik sana juga lebih banyak tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar