Kamis, 06 November 2014

Australia A to Z (Part 3)


N-Nangkap kepiting

Alias crabbing. Inilah salah satu kegiatan yang bagi saya sangat berkesan, lebih mengesankan daripada camping, apalagi dibanding nulis thesis! Jadi ceritanya antara bulan November sd Februari, ada yang namanya crabbing season yaitu musim nangkap kepiting. Mengapa pada bulan itu karena saat itulah kepiting atau rajungan tepatnya mengalami musim kawin dan pada keluar dari lubangnya, terutama yang sudah dewasa (kan anak-anak kepitingnya belum akil balik, jadi ya ngapain ikut-ikutan tampil!). Jenis yang ditangkap biasanya yang biru alias blue crap. Minimal ukuran yang boleh ditangkap dan dibawa pulang menurut aturan adalah 15 cm badannya dari ujung ke ujung, tidak termasuk capitnya. Biasanya dari rumah berangkat jam 4 pagi, menuju ke Mandurah sekitar 80 km dari Perth. Nyampe di tempat, sholat subuh dulu baru nyebur ke pinggir laut yang dalamnya maksimal sepinggang. Peralatannya serok besi yang bertangkai kira-kira setengah meter, terus bawa ember besar buat nampung hasil tangkapan. Jadi caranya: kita jalan di laut dangkal itu sambil pasang mata. Begitu ada rajungan terlihat, barulah kita tangkap pake serok besi itu. Seru banget! Kadang berhasil kadang kabur. Si Aby anak saya sangat menikmati kegiatan itu, bahkan saya juga! Persis kita kayak nelayan. Berakhir sekitar jam 8 pagi. Sekali berangkat saya sama Aby kira-kira dapat 15 ekor, yang di bawah 15 cm kita lepas. Biasanya perginya berombongan, jadi kalo dikumpul semuanya, tangkapan yang sah bisa mencapai 30 ekor. Habis itu dimasak rame-rame. Sekali lagi, sangat mengesankan dan tak akan terlupakan.

O-Outdoor

Orang Australi sangat suka kehidupan outdoor. Yang paling sering adalah pergi ke taman untuk barbeque. Kegiatan yang lain, misalnya ke pantai, mancing, joging, sepedaan, jalan-jalan di taman dst. Seperti pernah saya sampaikan di entri yang lain, di taman umum banyak tersedia alat panggangan gratis, termasuk gasnya. Jadi kalo orang sini mau kumpul, tinggal masing-masing bawa bahan baku (daging, sosis, ikan) dan peralatan (penjepit, pembersih), sama bumbu-bumbunya. Beres deh, gak usah bertamu ke tempat orang yang ngerepotin. Kebiasaan ini juga ditiru oleh para students kalo ada acara kumpul-kumpul. Sangat menyenangkan. Bahkan waktu pulang ke Indo, saya mengimpor sebuah panggangan yang oke punya yang harganya cuma $400, padahal saya cek di Ace Hardware Jakarta barang yang sama harganya bisa mencapai 11 jutaan! Lumayan, bisa nggaya!

P-Ponsel alias Handphone

Nomor ponsel di sini sangat privat sifatnya. Minimal itulah yang saya rasakan karena selama empat tahun “bergaul” dengan pak prof pembimbing saya, saya tidak punya nomor ponselnya! Semua komunikasi lewat email. Bayangkan empat tahun kenal ketemu dua minggu sekali tapi gak punya nomor ponselnya!

Q-Qantas

Maskapai nasional punya Australia, tapi nyaris bangkrut dan mau dijual, gak tau gimana sekarang nasibnya. Pelayanannya biasa-biasa aja. Tapi ada satu yang membuat saya terkesan. Selama ini kan saya masuk ke Australia pakai Garuda jadi yah udah biasa. Suatu waktu saya masuk dari New Zealand naik Qantas, ternyata waktu pesawatnya menayangkan video keselamatan, mereka bukan pake video peragaan yang biasa yang membosankan itu, melainkan menggunakan tim football (ala Australia) mereka dengan gaya yang plesetan tapi serius. Sebuah ide yang bagus, karena penonton (minimal saya) jadi tertarik untuk menontonnya. Ayo Garuda, bikin versi yang menyegarkan dong. Pake Tukul Arwana misalnya?

R-Ramah

Berhubung orang sini mahal senyum (lihat entri di bawah), maka begitu mendapat pelayanan yang ramah langsung terkesan. Ini terjadi ketika keluarga kami mengurus visa buat ke Jepang melalui Kedutaan Besar Jepang di Perth. Asli, petugasnya ramah banget melayani. Mana mbaknya yang orang Jepang asli itu cantik lagi. Orang Australi harus belajar dari Kedubes Jepang ini.

S-Senyum

Rada sudah didapatkan di sini. Entah kenapa orang bule Perth sini jarang tersenyum, bahkan pegawai hotel pun tidak tersenyum sama kita sebagai konsumen. Orang Imigrasi juga begitu. Termasuk juga pramugari Qantas, tidak ada yang tersenyum (kalo pramugari Garuda mah top, full senyum!) Yang juga mahal senyum adalah agen-agen kontrakan rumah yang malah kayaknya menganggap mereka ini orang paling top sedunia, padahal kan penghasilan komisi mereka adalah kita juga yang bayar?  Di tempat lain (Sydney, Melbourne, Gold Coast, Brisbane, Auckland) orangnya masih lebih murah senyum, walaupun masih kalah jauh dibanding senyum orang Indonesia (yang cenderung cengengesan!). Orang Amerika di Amrik sana juga lebih banyak tersenyum. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar