Setelah mendapat
titah bahwa saya harus menyelesaikan seluruh chapter secara bersamaan, saya
segera bertindak. Mulailah chapter yang berserakan itu saya kumpulkan satu persatu dalam
suatu master dokumen. Tentu saja segala sesuatu dibetulin dulu, misalnya
referensi yang tanpa nomor halaman, diberi nomor halaman yang bener. Soalnya Prof
bilang kalo kamu ada petikan dari karya orang, maka kamu harus cantumkan nomor
halamannya. Nah, ini dia yang repot. Tadinya saya sering lupa mencantumkan
nomornya. Terpaksa sekarang harus membuka kembali jurnal-jurnal yang dikutip,
sambil melihat di halaman berapa petikan itu. Kebayang gak sih? Ini bisa makan
berhari-hari lho, soalnya kan banyak kutipan di tesis saya.
Kemudian, yang
bikin lama juga adalah membuat format yang seragam. Maklumlah waktu masih
terpencar-pencar, banyak tabel yang ukurannya berbeda-beda baik ukuran hurufnya
maupun format tabelnya (lebar kolom, tinggi baris dsb.). Berhubung sekarang
sudah menjadi satu, maka tabel-tabel harus diformat ulang supaya enak dilihat,
tinggi baris dibikin sama, ukuran huruf semaksimal mungkin sama dan juga lebar
tabel diusahakan sama. Terus tidak lupa juga membereskan nomor tabel dan gambar
biar urut dan juga membetulkan rujukan tabel. Misalnya ada kalimat yang
menyatakan ‘bisa dilihat di Tabel 7’ misalnya karena sudah digabung dokumennya,
maka kelimatnya menjadi ‘bisa dilihat di Tabel 8.4’ dan semacamnya. Ini juga
kerjaan tersendiri. Yang juga tergolong rumit adalah penomoran. Misalnya yang
tadinya nomor 7.2 menjadi 7.2.1 setelah dokumen digabung, atau menaik turunkan
level heading (mungkin Anda sudah tau ini), atau mengoreksi daftar pustaka. Ini
juga rumit lho, karena harus konsisten, kalau referensinya jurnal cara nulisnya
gini, kalau buku cara nulisnya kayak gini, dst.
Akhirnya setelah kerja siang malam (eh, gak ding saya gak pernah lembur), mulailah itu barang nampak hasilnya. Menurut word count, naskah saya
itu terdiri dari 284 pages, 92.834 words, 478.217 characters, 8.764 paragraphs
dan 15.897 lines, terbagi atas 8 bab. Langsung saya jilid 2 biji, satu buat
Prof, satu buat saya sendiri. Berikut penampakannya.
Begitu selesai, langsung saya kasih ke Prof (janjian di kafe, maklumlah dia sudah jobless, tapi masih boleh membimbing saya sesuai arahan universitas), dan saya langsung pulang ke Indonesia buat istirahat panjang (keluarga sudah saya pulangkan ke Jakarta secara permanen sebelumnya). Prof janji begitu dia selesai meriksa, dia akan email saya, dan saya akan segera meluncur ke Perth dari Serpong langsung.
Bagaimana rasanya kerjaan selesai? Susah dilukiskan! Bagaikan selesai menggali sumur lalu keluar airnya (halah!), atau bahkan kayak abis mindahin gunung. Empat tahun kerja keras gitu lho!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar