Pada suatu hari, saya beli pemanggang roti (toaster), buatan Cina, harganya cuma sembilan dolar! Murah banget kan? Lumayan, bisa buat sarapan roti bakar dengan cepat! Nah, kemarin minggu ini habis buat roti bakar, tiba-tiba tivi saya mati. Cek, lebih lanjut, toaster juga mati. Buka kulkas, lampunya gak nyala berarti kulkasnya juga mati. Idem ditto, pemasak air saya juga mati. Saya bingung apa tiba-tiba semua barang elektronik saya pada meninggal dunia dengan tenang? Padahal semua bohlam bisa nyala dengan benar. Artinya pasti ada sesuatu yang salah dengan saluran colokan saya.
Segera saya telpon agen apartemen saya. Dia bilang saya harus mencari kotak listrik dan ngecek, siapa tahu listriknya njeglek/anjlok. Saya cari-cari gak ketemu si kotak tersebut. Terus si agen, namanya Rayna, datang ke apartemen. Setelah saya jelaskan, dia terus cari kotaknya, ternyata lokasinya tiga unit di sebelah saya, pantesan saya cari sendiri tidak setuju. Eh, bener ternyata anjlok yang satu (ternyata ada dua MCB pantesan bohlamnya bisa nyala). Setelah dinaikkan, listrik nyala kembali. Rupanya si toaster baru saya tadi menyebabkan konslet dan jadi njeglek. Begitu toaster gak dipasang, listrik sehat walafiat! Segera saya bilang: makasih banyak Rayna, kamu baik deh!
Ternyata apa jawabnya? Karena tadi kejadian adalah salahmu karena memasang toaster gak mutu, maka kamu harus bayar saya $50! Lho, saya yang bayar? Iya, karena pangilanmu saya terpaksa bekerja di hari libur, dan tarif saya $50 sejamnya, maka besok akan saya kirim tagihan ke tempatmu. Daripada saya datangkan teknisi listrik ke tempatmu, tarifnya malah $200! Masya Allah! Dan rupanya ongkos tersebut tidak bisa ditawar, dan walaupun saya sudah ngeyel karena paling dia cuma 10 menit ada di tempat saya, dia akan tetap menagihnya! Lemes deh…
Pelajaran pahit hari ini? Pertama, bule memang kejam! Gak ada istilah teman, padahal saya dua mingu sekali ketemu dia buat bayar sewa apartemen…semoga diampuni dosa-dosanya. Kedua, jangan beli toaster murahan buatan Cina!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar