Masih inget kan sama pembimbing saya Pak Jeff (saya gak tega memanggil dia ‘Jeff’ doang, takut kuwalat) yang membuat saya lemes karena harus membaca minimal 30-50 buku/jurnal sebelum ketemu dia lagi? Yak, betul. Hari ini adalah hari di mana saya harus ketemu dia.
Sesuai permintaannya, saya sudah membuat sebuah ‘progress report’ yang berisi literature review mengenai bacaan saya. Laporan saya setebal 6 halaman yang meliputi review terhadap 39 jurnal yang sudah saya peroleh. Sebuah daftar pustaka terpanjang dalam karier penulisan saya! Tentu saja laporan saya buat dengan sebaik-baiknya, maklum kesan pertama sangat penting!
Dengan harap-harap cemas, sehari sebelumnya saya email laporan tersebut kepada dia biar ada waktu untuk dia membaca. Tadi jam 14.30 saya kembali masuk ke ruangan dia setelah lama tidak ketemu. Ruangan dia masih tetap sama, sebuah meja berbentuk huruf L dengan puluhan buku ada di rak di belakang meja. Kasihan juga kata saya dalam hati, sang professor doktor ternama di Australia dan pelopor study tax compliance dunia ternyata ruangannya tidak lebih besar dari ruangan kantor saya dulu di Gambir sana! Meja kerja saya aja kelihatan ‘lebih berwibawa’ dibanding meja dia!
Oke, kembali ke pokok soal. Setelah saya disilakan duduk, dia memegang print-out laporan saya. Dia bilang: ini kamu yang bikin sendiri? Saya jawab: ya iyalah, masak sekretaris saya, kan dia ada di Jakarta! Eh, enggak ding.. saya jawab ya memang buatan saya. Terus dia nanya lagi: kamu gak minta bantuan the Learning Center (sebuah pelatihan bahasa Inggris di kampus)? Enggak, pak, jawab saya. Dia bilang: Wah, bahasa Inggris laporanmu ini bagus, lebih bagus daripada bahasa Inggris anak-anak bimbingan saya yang lain. Lanjutnya: Saya agak heran, biasanya bahasa Inggris anak Asia kurang bagus (dia punya anak bimbingan 3 dari Malaysia, satu Thailand, dan satu Botswana). Wah, mendengar komentarnya langsung hidung saya yang gak mancung ini kembang-kempis! Makasih pak professor, udah lama gak ada yang muji saya!
Demikianlah, pertemuan pertama berlangsung lancar. Habis itu dia nyuruh saya membaca 200 jurnal/buku lagi dalam rangka candidacy saya (candidacy maksudnya adalah pengajuan proposal riset secara resmi ke universitas, jatuh tempo enam bulan sejak semester dimulai yaitu 2 Agustus kemarin). Saya bilang ‘siaaappp…’ (habis mau bilang apa lagi!)
Setelah pertemuan itu, langkah saya jadi agak ringan, cuaca jadi gak dingin lagi (lah, apa hubungannya?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar