Mohon maaf lahir batin bahwa saya lama sekali tidak melanjutkan menulis blog ini. Pertama, saya harus menghadiri pre-departure training selama enam minggu, di mana saya tidak ada akses internet (tepatnya ada tetapi gak ada waktunya); kedua, tidak ada yang terlalu istimewa di dalam training ini kecuali bahwa saya bertemu dengan beberapa calon PhD yang masih muda-muda sekali yang kebanyakan dosen universitas ternama, sehingga saya merasa tua banget!
Baiklah untuk yang belum tau apa itu pre-departure training, perlu dikasitau bahwa pada pokoknya training ini adalah untuk membekali calon pelajar S3 agar menyesuaikan diri dengan lingkungan akademis dan kehidupan di luar negeri. Biasanya meliputi academic writing dan speaking, cross-culture, plagiarisme, dll yang sudah pernah saya alami. Tapi tetap lumayan berguna lah, terutama buat ngelancarin Bahasa Inggris yang dari dulu memang belum lancar! Dosennya jelas bule semua, makanya cas-cis-cus terus!
Habis training tersebut, saya kembali ngantor dan ternyata banyak kerjaan menunggu, sehingga blog ini belum mendapat alokasi waktu untuk ditulis!
Selama menunggu keberangkatan, banyak juga kesibukan yang lain yaitu menungu surat penerimaan dari universitas, mengurus paspor dinas, check-up kesehatan untuk visa, dsb, dsb, yang tidak penting untuk diceritakan kembali.
Singkat cerita, setelah dipastikan tanggal keberangkatan, barulah saya beserta keluarga pulang ke Jawa memohon dua ratus, eh doa restu dari kedua orang tua. Ternyata di sana diadakan acara pengajian yang rada heboh dengan undangan sekitar 100 orang yang sebagian besarnya tidak saya kenal! Pakai tenda biru lagi! Bayangin, orang sebanyak itu (udah tua-tua pula) dipimpin oleh Pak Mudatsir sang da’i kocak, semua pada mendoakan saya agar lancar sekolahnya, apa gak makbul tuh! Saya berdua istri rasanya seperti pengantin baru lagi, soalnya ditaroh di tengah-tengah hadirin sekalian! Lihat gambar pasangan yang akan menempuh hidup baru di bawah ini!
Dan inilah sebagian dari ibu-ibu (yang sudah senior alias tuwir) hadirin tersebut:
Tidak cukup itu saja, setelah selamatan di Jawa, giliran selamatan di rumah BSD. Kali ini hadirin relatif sedikit, sekitar 50 orang saja, dan kebanyakan masih muda-muda, tapi mudah-mudahan doanya makbul juga. Kali ini tidak dipimpin oleh ustad melainkan kakak saya beserta istrinya yang keduanya haji sehingga tidak kurang khusuknya. Tapi juga tidak kurang leluconnya. Yah, fifty-fifty deh suasananya (tentunya berdoanya beneran, tidak termasuk yang fifty-fifty tadi!)…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar