1. Bangun pukul dua pagi, berangkat pukul tiga, padahal jadwal penerbangan adalah pukul tujuh
2. Barang bawaan Anda segede gambreng, biasanya koper nomor 28 untuk bagasi, lalu adiknya berupa koper ukuran 20 untuk dibawa ke kabin, sebuah ransel berisi laptop dan perangkat gadgetnya: kabel data, external harddisk, kamera digital, kartu memori dsb, dan sebuah tas pinggang (yang kadang-kadang membuat penampilan menjadi kurang matching) tempat paspor,duit asing, duit rupiah untuk mbayar airport tax, dll
3. Yang nganter Anda ke bandara bukan hanya anak dan istri, melainkan anak, suami/istri ditambah mertua, orangtua Anda, kakak, adik, teteh, tante, bude, pakde, tetangga sebelah….
4. Dokumen dan barang Anda diperiksa sebanyak 127 kali: pertama kali masuk ruang cek-in, kemudian pada waktu mau menuju meja cek-in untuk dibuka dulu barang bawaan kabin Anda, lalu waktu cek-in, di pintu fiskal, di jalur imigrasi, di pintu menuju lorong panjang gate, di pintu gate waktu mau masuk nunggu pesawat, di dalam pesawat waktu mau nyari tempat duduk. Belum lagi kalo Anda transit di satu atau lebih bandara, hal yang sama akan terulang kembali. Sisa pengecekan yang lain adalah yang Anda lakukan sendiri selama menunggu di terminal, di ruang cek-in, di gate, dan di dalam pesawat untuk meyakinkan bahwa semua dokumen Anda lengkap dibawa: tiket, paspor, boarding pas, tag bagasi, dsb, dsb…
5. Penumpangnya kebanyakan adalah bule yang badannya gede-gede, baik laki-laki maupun perempuan, sehingga bila Anda duduknya di dekat jendela (biasa: buat liat pemandangan!) dan di tengah perjalanan Anda ingin pipis, para bule di sebelah Anda harus bangun dari duduk untuk menyingkir memberi jalan
6. Waktu pramugari nanya menu yang Anda pilih apakah chicken dengan mashed potato atau fish dengan rice, Anda dengan semangat menjawab “rice…!”, takut di tempat tujuan Anda tidak akan ketemu nasi lagi
7. Terdapat tiga hal yang selalu terlihat di jendela pesawat: pertama, awan; kedua, awan lagi; ketiga, lebih banyak awan!
8. Bagian belakang tempat duduk penumpang di depan Anda, alias yang Anda hadapi bukan sembarang bagian belakang kursi melainkan sebuah layar tivi yang isinya bermacam-macam: gambaran lintasan pesawat, macem-macem game, berita (walaupun kadang agak basi), dan film-film laris baik nasional maupun Hollywood punya
9. Anda merasa bahwa naik pesawat sama sekali tidak enak, dan mulai merindukan enaknya naik kereta ekskutif yang jauh lebih lega
10. Waktu turun sampai di tujuan, antrean untuk melewati imigrasi panjang sekali dengan tiap orang membawa barang yang juga segede-gede gaban!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar